Sebuah rumah tidak hanya sekedar tempat tinggal. Harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya, selain memiliki akses yang mudah dan faslilitas yang lengkap di lingkungan hijau. Itulah yang ditawarkan kawasan Alam Sutera agar warganya dapat mencapai hidup berkualitas dan sehat.
Bus rombongan kompasianer yang berangkat dari depan Bentara Budaya Jakarta (BBJ), baru saja memasuki kawasan Alam Sutera, ketika sebuah mobil patroli seakan menunggu. Seorang petugas berpakaian patroli biru menanyakan tujuan dan kemudian mobil patroli melakukan pengawalan di depan bus, hingga tiba di kantor marketing office Alam Sutera.
Itulah kejutan pertama yang ditemui saat memasuki kawasan Alam Sutera, dalam Kompasiana Visit Gaya Hidup Sehat Selaras Alam di Alam Sutera, Minggu 12 Februari 2016. Sejumlah rekan kompasianer Tangerang tampak telah datang lebih dulu.
Sutera Loop, sebutan untuk transportasi internal warga Alam Sutera inilah yang membawa para kompasianer berkeliling kawasan Alam Sutera. Dengan didampingi dua orang perwakilan pihak Alam Sutera yang memberikan penjelasan di setiap Sutera Loop, visit kawasan Alam Sutera yang dikenal bergengsi di wilayah Tangerang pun dimulai.
Tiga buah Sutera Loop berjalan beriringan. Para kompasianer duduk berhadapan di bangku panjang dalam bus. Sepanjang perjalanan, para kompasianer dapat melihat kawasan Alam Sutera dari sisi kiri dan sisi kanan.
Bangunan kawasan residensial dan komersial tampak terlihat di sisi kiri dan sisi kanan jendela Suteraloop. Dalam masterplan Alam Sutera, tercatat sekitar 37 residensial termasuk apartemen dan terdapat 38 bangunan di area komersial.
Pagi itu, kami bisa melihat Kawasan residensial dan komersial terintegrasi, yang dilengkapi sejumlah fasilitas bagi warga penghuni Alam Sutera. Pada kawasan residensial, kami melihat deretan-deretan rumah dalam bentuk cluster-cluster. Setiap cluster terdiri atas 150-250 rumah.
Pada kawasan komersial, terdapat pusat perbelanjaan dan supermarket yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebut saja di antaranya Mall Alam Sutera, Flavor Bliss, Lotte Mart, Alfamart, Gyant Hypermarket, dan Pasar 8. Kawasan bisnis Alam Sutera (CBD).
Masih terdapat juga fasilitas pendidikan berupa sekolah St Laurensia dan Binus University. Fasilitas ibadah, berupa masjid dan gereja. Rumah sakit yang selalu siaga Omni Hospital. Masih terdapat juga fasilitas perbankan, dan hiburan. Wah, kawasan tempat tinggal yang nyaman karena fasilitas hidup tersedia dekat.
Sepanjang perjalanan menggunakan Suteraloop, kami melihat deretan pepohonan trembesi (Albizia Saman) rindang di sepanjang jalan Alam Sutera. Green Tunnel. Aspek lingkungan yang terjaga. Lingkungan yang hijau, asri, dan segar tampak terlihat di sisi kiri dan sisi kanan jalan kawasan residensial dan komersial.
Pohon trembesi mampu menyerap karbondioksida lebih banyak dibandingkan pohon lain,yakni 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya. Dengan konsep green cluster yang diterapkan oleh Alam Sutera itu, tak heran banyak masyarakat yang berolahraga di pagi hari, terutama saat Car Free Day. Alam Sutera Downtown car Free Day. Mulai dari berlari, jogging, bersepeda, aerobik, dan zumba.
Saat CFD Minggu pagi 12 Februari, selain warga yang tengah berolahraga,sedang ada event Run For Children with Cancer dalam waktu tempuh 5 KM dan 16, 8 K yang tetap berlangsung walaupun turun hujan. Sebuah ajakan sehat sekaligus mengajak kepedulian terhadap sesama.
Selain itu, di sepanjang jalan Alam Sutera yang dilewati, yang terlihat hanyalah bersih. Tidak ada sampah berserakan di jalan seperti halnya biasa ditemui di jalan-jalan lain. Tidak ada bak sampah setiap rumah. Setiap harinya, secara rutin di setiap rumah dilakukan pengangkutan sampah antara pukul 7.00-9.00.
Keamanan yang Terjaga 24 Jam
Setiap melintas 500 meter di sepanjang jalur utama Alam Sutera, terlihat sebuah tiang berwarna merah bertuliskan emergency, yang disebut panic button. Inilah yang membuat penasaran karena sejak awal masuk Suteraloop sudah disebut akan dilakukan simulasi.
Apa fungsinya? Ada dua tombol di Panic Button, tombol emergency dan komunikasi. Begitu tombol darurat ditekan, terdengar suara,” Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”
Panic button dilengkapi dengan voice dan video security system yang membantu dan memudahkan warga bila terjadi sesuatu, misalnya saja terjadi kecelakaan atau kemungkinan tindakan kejahatan. Komunikasi secara langsung yang terhubung dengan Alam Sutera Command Center (ASCC) sebagai pusat pengendalian keamanan, membuat petugas patroli langsung bergerak cepat ke warga atau lokasi yang membutuhkan pertolongan. Maklum saja, kawasan Alam Sutera tidak hanya dilintasi oleh para warga penghuni saja.
“Kami datang kurang dari sepuluh menit,” kata Warsim, pimpinan petugas yang datang bersama sejumlah petugas patroli dalam simulasi panic button.
Hunian dengan keunggulan Smart Township. Itu disampaikan Lilia Sukotjo (Sales Director PT Alam Sutera Realty TBK) dalam talkshow yang dilakukan usai kompasianer visit kawasan Alam Sutera.
Ibu yang ramah dan langsung menyalami satu persatu kompasianer ini mengatakan, untuk membangun konsep suatu smart city, Alam Sutera yang awalnya beranjak dari dunia tekstil dan kemudian mengembangkan industri properti selama lebih 20 tahun, sejak tahun 1994, telah belajar dari 17 konsultan di berbagai negara.
Kemudahan akses lainnya? Ya, sudah tentu adanya suteraloop dengan empat linem yakni merah, biru, kuning, dan hijau sebagai transportasi internal untuk mobilitas warga yang dilengkapi GPS dan fasilitas Panic Buton.
Untuk mencapai kawasan Alam Sutera dari luar, siapa pun juga bisa melalui Jl Raya Serpong dan Jl. Bhayangkara/Graha Bintaro untuk para pengunjung dari Tangerang maupun Serpong. Jika dari Jakarta, ada akses melalui tol Alam Sutera.
Hidup yang Berkualitas
Membangun suatu perumahan tidak hanya begitu jadi selesai. Melainkan harus ada keberlanjutannya, yakni untuk para penghuninya dan juga bagi para pengembangnya. “Tidak hanya membuat produk. We create live,” kata Lilia.
Karenanya, Alam Sutera dikembangkan sebagai kawasan yang modern, lengkap, dan terintegrasi.Kehadiran komunitas warga mewujudkan interaksi yang kokoh sesuai dengan minat dan kebutuhan, misalnya saja komunitas agama.
Alam Sutera membangun keamanan dan relasi sosial dengan warga selain penghuni karena siapa pun dapat menikmati fasilitas Car Free Day (CFD) setiap minggunya.
Buat Yovita, lingkungan Alam Sutera sangat diidamkannya bila kelak menikah dan bisa tinggal di salah satu cluster. Perempuan ini cukup mengenal baik kawasan alam sutera karena sering makan disitu dan adiknya bersekolah di ST Laurensia.
Kawasan Investasi yang Menjanjikan
Perkembangan kawasan Alam Sutera selama 22 tahun yang berwawasan lingkungan telah membuat PT Alam Sutera Realrty menjadi salah satu pengembang besar di Indonesia, yang berhasil mengembangkan berbagai proyek du Pulau Jawa dan Bali.
Sejumlah penghargaan diperoleh perusahaan ini, yakni Forbes Indonesia Best of The Besr Award 2015 – Top 50 Companies for 2015, BCI ASIA- TOP 10 Developers 2016 dan Properti Indonesia Award 2016- Highly Recognized Township (Alam Sutera).
Perancangan master plan di kawasan Alam Sutera menggunakan pendekatan Ecology Planning Method oleh konsultan master plan ternama asal Amerika, yaitu The Swa (Sasaki Walker & Associate).
Pendekatan ini melalui pembagian zona area residensial, komersial, dan fasilitas umum yang ditatat berdasarkan faktor iklim, vegetasi, hidrologi, geologi, topogradi, sosio-demografi, akses dari masing-masing wilayah tersebut.
Saat ini, sebagai sebuah kawasan terpadu yang terintegrasi (mixed-use development), masyarakat yang tinggal di Alam Sutera dapat tinggal dan bekerja dengan nyaman dan berkualitas.
Saat ini, banyak perusahaan-perusahaan besar melirik dan membangun kantor pusatnya di Alam Sutera. Kawasan CBD (Central Business District) Alam Sutera sebagai pusat bisnis memiliki akses tol yang menjanjikan di masa depan, baik dari segi sosial maupun ekonomi bagi warga Alam Sutera dan sekitarnya.
Kawasan residensial pun saat ini menjadi incaran karena kelengkapan fasilitas.
Meski demikian, menurut Lilia Sukotjo (Sales Director PT Alam Sutera Realty TBK), semua itu karena memang dibangun Alam Sutera sejak awal turun ke bisnis properti dengan cermat.
“Area rumah adalah woman oriented project,” ujar Lilia.
Perempuan selalu menginginkan area rumah yang aman dan nyaman. Misalnya saja tidak ada yang mengganggu. Itulah yang dilihat oleh Alam Sutera pertama kali sebelum mengembangkan komersil dengan kehadiran para pria.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI