Masih terdapat juga fasilitas pendidikan berupa sekolah St Laurensia dan Binus University. Fasilitas ibadah, berupa masjid dan gereja. Rumah sakit yang selalu siaga Omni Hospital. Masih terdapat juga fasilitas perbankan, dan hiburan. Wah, kawasan tempat tinggal yang nyaman karena fasilitas hidup tersedia dekat.
Sepanjang perjalanan menggunakan Suteraloop, kami melihat deretan pepohonan trembesi (Albizia Saman) rindang di sepanjang jalan Alam Sutera. Green Tunnel. Aspek lingkungan yang terjaga. Lingkungan yang hijau, asri, dan segar tampak terlihat di sisi kiri dan sisi kanan jalan kawasan residensial dan komersial.
Pohon trembesi mampu menyerap karbondioksida lebih banyak dibandingkan pohon lain,yakni 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya. Dengan konsep green cluster yang diterapkan oleh Alam Sutera itu, tak heran banyak masyarakat yang berolahraga di pagi hari, terutama saat Car Free Day. Alam Sutera Downtown car Free Day. Mulai dari berlari, jogging, bersepeda, aerobik, dan zumba.
Saat CFD Minggu pagi 12 Februari, selain warga yang tengah berolahraga,sedang ada event Run For Children with Cancer dalam waktu tempuh 5 KM dan 16, 8 K yang tetap berlangsung walaupun turun hujan. Sebuah ajakan sehat sekaligus mengajak kepedulian terhadap sesama.
Selain itu, di sepanjang jalan Alam Sutera yang dilewati, yang terlihat hanyalah bersih. Tidak ada sampah berserakan di jalan seperti halnya biasa ditemui di jalan-jalan lain. Tidak ada bak sampah setiap rumah. Setiap harinya, secara rutin di setiap rumah dilakukan pengangkutan sampah antara pukul 7.00-9.00.
Keamanan yang Terjaga 24 Jam
Setiap melintas 500 meter di sepanjang jalur utama Alam Sutera, terlihat sebuah tiang berwarna merah bertuliskan emergency, yang disebut panic button. Inilah yang membuat penasaran karena sejak awal masuk Suteraloop sudah disebut akan dilakukan simulasi.
Apa fungsinya? Ada dua tombol di Panic Button, tombol emergency dan komunikasi. Begitu tombol darurat ditekan, terdengar suara,” Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”