Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Resolusi Kocak 2017: Melangsingkan Sekaligus Menggemukkan

31 Januari 2017   22:58 Diperbarui: 31 Januari 2017   23:06 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nggak muluk-muluk deh, resolusi 2017 saya itu  cuma melangsingkan dan menggemukkan.  Iya, Itu saja. Nggak lebih dan nggak kurang. Sepele, ya? Hahah. Nggaklah, buat saya. Resolusi seperti begini, gampang banget ditulis tapi nggak gampang lho buat dijalanin. Serius, pakai bingits.

Resolusi ingin langsing meski mungkin tak bisa seperti barbie itu, langsung keinget harus bisa tahun ini dicapai. Gara-garanya sih pulang kampung dan ketemu para sepupu. Senang dong, ketemu saudara yang paling cepat ketemu setahun sekali. Biasanya sih  jelang lebaran atau pas lebaran. Langsung deh bernostalgia dan ngobrol ngalor-ngidul.

Salah satunya tentu aja ngomongin keluarga besar kami.

“Mbak Win, ternyata benar ya, kalau keluarga kita emang keluarga besar,”  kata Yati, sepupu saya.

“Iya, lah. Jumlah keluarga kita kan banyak,” jawab saya.

“Bukan itu.”

“Lha, kamu kakak beradik aja banyak. Saya juga,” tukas saya.

“Bukan itu. Keluarga kita, keluarga besar.”

“Iya, keluarga besar. Jumlahnya banyak,” ulang saya.

“Ih, mbak. Keluarga kita itu keluarga besar. Badannya besar-besar. Mbak Win aja badannya sebesar ini,” ucap sepupu saya terkekeh sambil membentangkan tanggannya.

Hah ?

Saya membelalakkan mata. Gemas tapi nyadar kalau iya juga ya, badan saya memang makin membesar. Makin gendut sih, tepatnya. Semua yang dimakan bisa aja menjadi daging begitu cepat.

Ah, tapi sebenarnya itu nggak terlalu ngaruh sih awalnya. Saya nggak terlalu peduli soal gendut atau nggak. Hari gini, nggak penting banget ngomongin masalah berat badan. Yang penting kan, kemampuan. Perempuan masa kini, gitu lho. Tul, nggak?

Tapi, sebuah kejadian tragis di sebuah stasiun kereta menyadarkan banget arti kegemukan. Pas banget mau naik lewat pintu kereta yang posisinya selalu jauh lebih tinggi, tiba-tiba aja terdengar bretttt.....

Olala, celana panjang yang saya pakai semprang alias robek dari ujung bawah sampai paha. Hiks, padahal ini celana panjang kesayangan meski memang terasa semakin sempit saat dipakai.

Tapi bukan itu, saya panik banget saat itu. Jelaslah, soalnya dedel celana ini membuatku seksi. Dari kaki sampai paha saya terhembus angin segar. Malunya itu lho, bukan main! Untunglah, pakai jaket. Jadi cukup aman untuk menutupi, sekaligus duduk manis nggak banyak gerak sepanjang perjalananan.

Besoknya, pas pakai baju, kesadaran untuk  jaga berat badan makin tinggi. Susah banget cari baju yang masih muat. Saya kan sebenarnya satu atau dua tahun lalu, termasuk imut. Jadi baju yang dipunya juga kecil-kecil.

Tahu nggak kenapa? Tepat pada kancing bagian dada susah banget dimasukkan ke lubangnya. Bagian kancing dada meledak. Nggak enak banget ngelihatnya. Mesti akhirnya pakai alat bantu peniti, tetap saja engap. Bhh,akhirnya ya udah deh terpaksa pakai baju yang itu-itu lagi biar lega. Hasilnya,nyaris semua  foto facebook tutup tahun 2016, bajunya sama semua, hehehe...

Lha, nggak beli baju baru? Nggak, lah. Soalnya, kalau beli baju baru nggak akan singkron sama resolusi Menggemukkan Meski Tak Setebal Paman Gober, yang sudah saya persiapkan harus dilaksanakan tahun 2017.

Menggemukkan? Tadi bilang ingin melangsingkan? Lha, kalau badan, niatnya memang ingin melangsingkan. Masa’ Cuma rumah langsing-rumah langsing saja yang ada. Saya kan juga mau langsing...

Menggemukkan versi saya itu, beda. Nanti saya bahas setelah melangsingkan. 

Untuk melangsingkan badan, saya pun menyusun beberapa strategi jitu agar resolusi tercapai. Ini dia.

Harus olahraga. Jelaslah ini cara terjitu. Olahraga apa, ya? Waduh, ngebayanginnya aja udah capek, hehehe. Ups, tapi semangat. Pasti bisa! Bapak tetangga rumah yang baru punya anak satu nan ganteng aja, rajin olahraga setiap habis subuh di taman perumahan. Kalau olahraga bareng kan bisa tambah semangat. Eh, nggak ding nanti jadi gosip deh.

Ah ya, sekarang kan lagi imlek. Jadi inget ada barongsai. Bisa juga nih jadi sarana melangsingkan badan, secara sudah punya pengalaman dikejar barongsai. Ah, tapi masa saya mesti bikin kisah dikejar barongsai kedua kalinya di Kompasiana. Nanti kalau ngetop, Raisa bisa kalah nantinya... 

Ah sudahlah, saya olahraga kesukan saja naik sepeda kalau akhir pekan. Kalau hari kerja? Ya, pastinya naik angkutan umum Trans Jakarta aja. Sering-sering lewat di halte transit. Lumayan membakar kalori. Kata Kementerian Kesehatan kan cukup 30 menit saja sehari. Hihihi, sesuai anjuran ya...

Nggak makan banyak-banyak yang bikin gemuk. Nah, ini tantangan terberat. Kalau sering ikut kegiatan Nangkring apalagi, banyak yang bisa dimakan, hehehe.  Banyak-banyak makan buah dan sayuran. Asyik juga kalau melihat yang posting bikn jus buah atau makan buah malam-malam. Nah, berhubung harga buah itu mahal, saya perlu juga rajin-rajin ikut kuis berhadiah buah supaya mirip blogger hits.

Berhemat dengan resolusi melangsingkan itu penting. Ini ada hubungannya dengan resolusi menggemukkan. Ada? Lha hubungannnya? Menggemukkan itu maksud saya adalah membuat penghasilan tambah banyak.

Iya, semakin banyak uang. Nggak setuju banget deh  sama yang pernah bilang kalau mau hidup lumayanan, harus perkecil pengeluaran. Harusnya itu kan perbesar penghasilan.

Caranya gimana? Hmm... berwirausaha. Keren banget dengan label wanita wirausaha. Wanita mandiri dengan banyak talenta keren. Bukannya buat menyombongkan diri, tapi kebutuhan eksis plus narsis perlu banget saat ini. Era media sosial, gitu lho. Sama nggak sih?

Untuk  jadi pengusaha, jalur saya katanya sudah benar. Jadi sales. Banyak pengusaha berasal dari sales. Itu katanya. Pastinya untuk memperlancar jalan, saya perlu juga nih dekat-dekat sama yang kasih bantuan kemudahan  keuangan. Salah satunya, ya dari para calon gubernur yang banyak ngasih janji kampanye...

Sepertinya, udah ah resolusi  saya untuk tahun 2017. Saya jadi bingung juga bacanya karena lebih banyak curhat kegendutan, ketimbang resolusi. Padahal sih, apa yang saya baca resolusi itu harus SMART biar lebih cepat dan terarah tercapai.  Harus terukur, spesifik, akurat, dapat dijangkau, dan ada jangka waktu. Sisanya berdoa.

Semua itu semakin mungkin kesampaian kalau ada kalender yang membantu. Ya, kalender Kompasiana, yang bakal dibagi-bagi buat yang udah nulis resolusi kocak. Tapi, Kocak atau nggaknya menurut saya, sebenarnya  yang nggak nulis resolusi. Apalagi yang nggak ngejalani resolusi.

Sudah ah, karena udah malam, resolusi kocak 2017 diakhiri. Tinggal mimpi  kalender Kompasiana  segera mendarat di rumah. Semata-mata demi kalender.Kocak apa nggak terserah, dean juri koplak, kenthir, dan kompasiana tentunya.  Kalender itu nantinya buat dipakai untuk membantu  Melangsingkan Tak Seperti Barbie dan Menggemukkan Tak Setebal Dompet Paman Gober. Daripada buat bungkus nasi dan udah telat satu bulan? Selesai !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun