Harus olahraga. Jelaslah ini cara terjitu. Olahraga apa, ya? Waduh, ngebayanginnya aja udah capek, hehehe. Ups, tapi semangat. Pasti bisa! Bapak tetangga rumah yang baru punya anak satu nan ganteng aja, rajin olahraga setiap habis subuh di taman perumahan. Kalau olahraga bareng kan bisa tambah semangat. Eh, nggak ding nanti jadi gosip deh.
Ah ya, sekarang kan lagi imlek. Jadi inget ada barongsai. Bisa juga nih jadi sarana melangsingkan badan, secara sudah punya pengalaman dikejar barongsai. Ah, tapi masa saya mesti bikin kisah dikejar barongsai kedua kalinya di Kompasiana. Nanti kalau ngetop, Raisa bisa kalah nantinya...Â
Ah sudahlah, saya olahraga kesukan saja naik sepeda kalau akhir pekan. Kalau hari kerja? Ya, pastinya naik angkutan umum Trans Jakarta aja. Sering-sering lewat di halte transit. Lumayan membakar kalori. Kata Kementerian Kesehatan kan cukup 30 menit saja sehari. Hihihi, sesuai anjuran ya...
Nggak makan banyak-banyak yang bikin gemuk. Nah, ini tantangan terberat. Kalau sering ikut kegiatan Nangkring apalagi, banyak yang bisa dimakan, hehehe. Â Banyak-banyak makan buah dan sayuran. Asyik juga kalau melihat yang posting bikn jus buah atau makan buah malam-malam. Nah, berhubung harga buah itu mahal, saya perlu juga rajin-rajin ikut kuis berhadiah buah supaya mirip blogger hits.
Berhemat dengan resolusi melangsingkan itu penting. Ini ada hubungannya dengan resolusi menggemukkan. Ada? Lha hubungannnya? Menggemukkan itu maksud saya adalah membuat penghasilan tambah banyak.
Iya, semakin banyak uang. Nggak setuju banget deh  sama yang pernah bilang kalau mau hidup lumayanan, harus perkecil pengeluaran. Harusnya itu kan perbesar penghasilan.
Caranya gimana? Hmm... berwirausaha. Keren banget dengan label wanita wirausaha. Wanita mandiri dengan banyak talenta keren. Bukannya buat menyombongkan diri, tapi kebutuhan eksis plus narsis perlu banget saat ini. Era media sosial, gitu lho. Sama nggak sih?
Untuk  jadi pengusaha, jalur saya katanya sudah benar. Jadi sales. Banyak pengusaha berasal dari sales. Itu katanya. Pastinya untuk memperlancar jalan, saya perlu juga nih dekat-dekat sama yang kasih bantuan kemudahan  keuangan. Salah satunya, ya dari para calon gubernur yang banyak ngasih janji kampanye...
Sepertinya, udah ah resolusi  saya untuk tahun 2017. Saya jadi bingung juga bacanya karena lebih banyak curhat kegendutan, ketimbang resolusi. Padahal sih, apa yang saya baca resolusi itu harus SMART biar lebih cepat dan terarah tercapai.  Harus terukur, spesifik, akurat, dapat dijangkau, dan ada jangka waktu. Sisanya berdoa.
Semua itu semakin mungkin kesampaian kalau ada kalender yang membantu. Ya, kalender Kompasiana, yang bakal dibagi-bagi buat yang udah nulis resolusi kocak. Tapi, Kocak atau nggaknya menurut saya, sebenarnya  yang nggak nulis resolusi. Apalagi yang nggak ngejalani resolusi.
Sudah ah, karena udah malam, resolusi kocak 2017 diakhiri. Tinggal mimpi  kalender Kompasiana  segera mendarat di rumah. Semata-mata demi kalender.Kocak apa nggak terserah, dean juri koplak, kenthir, dan kompasiana tentunya.  Kalender itu nantinya buat dipakai untuk membantu  Melangsingkan Tak Seperti Barbie dan Menggemukkan Tak Setebal Dompet Paman Gober. Daripada buat bungkus nasi dan udah telat satu bulan? Selesai !