Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menteri Bambang, Bappenas di Bawah Pimpinannya, dan Dialog dengan Kompasianer

6 September 2016   00:40 Diperbarui: 6 September 2016   01:42 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam Tokoh Bicara Kompasiana. Dialog : Bappenas di bawah Kepemimpinan Bambang P.S Brodjonegoro, Senin 29 Agustus 2016 (foto:dokpri)

6.Penciptaan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan (berkualitas)

7. Pertumbuhan ekonomi juga diarahkan berkelanjutan yan scara keseluruhan nya disertai dengan penerapan pola produksi dan konsumsi berkelanjuta .

Nah, untuk itu maka Bappenas di bawah kepemimpinan Menteri Bambang, memiliki sasaran pada penyediaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, perbaikan mutu SDM, akses penduduk kepada pelayanan dasar, perbaikan mutu SDM, akses penduduk kepada pelayanan dasar, perluasan cakupan perlindungan/jaminan sosial.

Sejumlah prestasi Bappenas di dinding lorong. Akankah masa Menteri Bambang lebih baik? (dokpri)
Sejumlah prestasi Bappenas di dinding lorong. Akankah masa Menteri Bambang lebih baik? (dokpri)
Lantas apa strateginya?

Strategi pertama adalah transformasi ekonomi ekonomi. Kenapa? Menurut Menteri Bambang kaerna  Middle income trap tadi. Selama negara kita masih tergantung komoditas seperti sekarang dan belum benar-benar menjadi negara berbasis industri atau berbasis jasa, sulit  bagi kita menjadi negara maju atau menjadi negara yang income per kapitanya tinggi karena komoditasnya itu bersifat Up and Down karena pernah harganya menjadi luar biasa tinggi sekarang harganya entah dimana.

Middle Trap menyebabkan kita seperti negara orang kaya tak ubahnya seperti orang kaya tetapi orang kaya yang musiman, yang kalau musimnya bagus kaya tetapi kalau musimnya jelek maka tidak kaya. Tentunya masyarakat Indonesia tidak mau jadi negara seperti itu. Harus jadi orang kaya tetapi orang kaya terus.

Strategi kedua adalah memperkokoh keterkaitan ekonomi antar daerah

Sekali lagi sekarang zamannya desentralisasi daerah. Seakan masing-masing memilih di daerahnya masing-masing. Walikota atau gubernur, seharusnya dinilai dengan sudahkan dia memajukan perekonomian daerahnya, kemiskinannya, penganggurannya?

Otonomi kan bukan cuma sekedar bagi-bagi kewenangan, lebih powerful, bikin APBD tetapi bergantung kepada pemerintah pusat. Dengan adanya desentralisasi ekonomi, kebijakan ekonomi, rencana aksi ekonomi, inovasi ekonomi harus datang dari daerah kemudian terakumulasi di tingkat pusat. Namun, saat ini belum 16 tahun otonomi daerah belum terasa tetapi banyak,  masih didorong oleh pusat dan daerah bereaksi denagn caranya masing-masing. Meskipun ada daerah-daerah yang boleh dibilang mandiriyang tidak lagi bergantung pada up and down ekonomi global apalagi ekonomi nasional.

Strategi Ketiga Peningkatan produktivitas nasional

Isu dan tantangan pembangunan, yakni daya serap tenaga kerja yang masih rendah dan kemiskinan terus melambat. Tingkat produktivitas masyarakat Indonesia tentu saja harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun