Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Perubahan Tiada Henti Toyota Indonesia, Membangun Manusia Sebelum Membuat Produk dengan QCC

24 Agustus 2016   01:18 Diperbarui: 24 Agustus 2016   02:05 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TOYOTA Indonesia. Selama kurun 40 tahun produsen otomotif ini sangat dikenal di Indonesia. Perusahaan ini menguasai pangsa pasar ekspor sekitar 90 %. Ragam produksinya menjadi pilihan pelanggan yang puas terhadap suatu merek dan mutu yang dihasilkan.

Bisa dikatakan, nyaris semua model produksi kendaraan roda empatnya, mulai dari jenis Sedan Vios, MPV seperti Avanza dan Innova, SUV seperti fortuner dan Rush, Hatcback seperti Agya dan Yaris, ataupun jenis commercial seperti truk Dyna begitu dekat dengan masyarakat Indonesia. Tidak hanya di jalan raya, kendaraan-kendaraan ini dengan mudah bisa didapatkan di banyak rumah.

Bagaimana bisa? Apa kuncinya?  Tentu saja karena Toyota Indonesia yang beroperasi melalui dua perusahaan, yaitu Toyota Astra Motor (TAM) dan PT Toyota Manufacturing Indonesia (PT TMMIN), menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) terbesar di Indonesia saat ini. Namun, semua yang dicapai itu juga berkaitan erat dengan semangat kaizen, yaitu melakukan perubahan terus menerus dengan melaksanakan kegiatan Quality Control Circle (QCC), yang selain efektif untuk menjaga mutu, sekaligus juga cara yang efektif membangun sumber daya manusia.

Kesuksesan Toyota Indonesia menerapkan QCC selama 25 tahun perjalanan Toyota, disertai dengan kendala dan kesulitan di lapangan saat diperkenalkan tertuang dalam sebuah buku berjudul Perubahan Tiada Henti, 25 Tahun Perjalanan QCC Toyota Indonesia, yang ditulis secara tim sebanyak 15 orang dan diterbitkan oleh penerbit Buku Kompas.

Selasa, 16 Agustus 2016, bertempat Ruang Ruby, lantai 7 Gedung Kompas Gramedia Unit II, Palmerah Barat, Jakarta, yang dieditori oleh jurnalis Kompas Joice Tauris Santi ini diluncurkan  dalam kegiatan Kompasiana Coverage Peluncuran Buku “Perubahan Tiada Henti.”

Puluhan Kompasianer, perwakilan Harian Kompas, Kompasiana, jajaran perwakilan Toyota Astra Motor (TAM) dan perwakilan PT Toyota Manufacturing Indonesia (PT TMMIN). Tampak hadir juga sejumlah perwakilan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang merupakan bagian dari program Kaizen Goes To School.

Semua yang hadir menggunakan dress code batik. Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan sebelum diskusi dan peluncuran buku berwarna merah yang dilakukan satu hari menjelang peringatan hari Kemerdekaan Indonesia, sangat menggugah semangat.

Acara dimulai dengan sejumlah rangkaian beberapa kata sambutan dari pihak Sonny Irawan (Productivity Quality Management Consultants),  Muhammad Zuhri (Kementerian Tenaga Kerja), Bob Azam (Direktur PT TMMIN) dan  Budiman Tanuredjo (Pemimpin Redaksi Kompas).

Peluncuran buku “Perubahan Tiada Henti” dilakukan dengan menarik selendang kuning yang menutupi replika buku besar yang diletakkan di panggung, yang ada di tengah ruangan, dengan dipandu oleh Cindy Sistyarani, pembawa aacara Kompas TV.

Dskusi peluncuran buku menghadirkan Warih Andang Tjahjono (Wakil Presiden Direktur TMMIN), Henry Tanoto (Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor, Abdul Mukti Suryo Hutomo (General Manager Press Production Sunter 2 Division/QCC Expert), dan Joice Tauris Santi (editor buku).

Suasana DIskusi Peluncuran Buku Perubahan Tiada Henti (dokpri)
Suasana DIskusi Peluncuran Buku Perubahan Tiada Henti (dokpri)
Dalam sambutannya, pemred Kompas Budiman yang mengangkat novelis Ceko Milan Kundera mengatakan bahwa pengalaman masa lalu tetap menjadi pelajaran untuk masa depan. Sebuan buku memiliki nilai sangat penting karena jika ingin menghancurkan sebuah bangsa, maka hancurkanlah buku-bukunya. Maka bangsa itu akan runtuh, Buku itu mengubah bangsa lantaran terjadi  dari hal-hal yang sudah dipraktekkan, yang sudah terjadi, yang dicatat, dan ditulis dalam proses pen, terjadilah pembelajaran horisontal. Buku menjadi pusat pembelajaran, menjadi sentral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun