Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencicipi dan Mengenal Kuliner Khas 7 Daerah Indonesia di Mall Bassura

14 Agustus 2016   23:29 Diperbarui: 14 Agustus 2016   23:37 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENYAKSIKANdan mencicipi sekaligus kuliner unik yang berasal dari  tujuh daerah, seakan menjadi bukti begitu kayanya makanan Indonesia. Tidak hanya menjadi tahu bentuk dan rasa kuliner yang disajikan, namun ternyata ada cerita sejarah di balik sebuah kuliner.

Asyiknya, saya bersama teman-teman Kompasiana Penggelar Kuliner (KPK) – GREBEK tidak harus ke beberapa daerah untuk mencicipi semua itu.  Cukup hadir di lantai dasar, atrium Bassura City, Jakarta, pada Sabtu, 6 Agustus 2016 lalu.

Kegiatan bertema Petualangan Kuliner Indonesia dan Kuliner Indonesia di Mata Dunia ini menyediakan sebanyak 8 kuliner dari 7 daerah sekaligus, yang semuanya dapat disantap pengunjung, siang itu. Nuansa merah putih menjelang peringatan Agustusan HUT RI sangat terasa. Di panggung, bertuliskan Indonesia Is Me, yang merupakan program selama bulan Agustus dari Sythetis Development, pengembang properti,seperti Mall Basura dan Prajawangsa  Apartment. Tarian menarik juga ditampilkan, sebelum digelar talkshow kuliner.   

Harry Nazzarudin dan Lidia Tanod, dari Jalan Sutra, menyampaikan tentang jamur kulat pelawan dari Bangka (foto:riapwindhu)
Harry Nazzarudin dan Lidia Tanod, dari Jalan Sutra, menyampaikan tentang jamur kulat pelawan dari Bangka (foto:riapwindhu)
Harry Nazzarudin dan Lidia Tanod, dari Jalan Sutra,  komunitas pengapresiasi kuliner nusantara yang didirikan Bondan Winarno, mengungkapkan keunikan Jamur Kulat Pelawan, yang tumbuh di daerah Bangka. Jamur ini disajikan sebagai salah satu hidangan rumahan yang sudah cukup sulit ditemukan, lantaran hanya panen dua kali dalam satu tahun dan tumbuh di hutan liar. Wah, baru tahu saya mengenai hal ini. Menurut kedua penulis buku kuliner 100 Maknyus Bali ini,  Indonesia memiliki ragam kuliner yang terinspirasi bangsa lain, salah satunya adalah kesukaan makan ikan jambal roti.   

Kekayaan kuliner Indonesia dipertegas oleh Ira Lathief, selaku pendiri Jakarta Food Adventure. Banyak sekali makanan-makanan khas Indonesia sekarang yang tidak mudah lagi didapatkan di warung-warung dan hanya hadir pada acara tertentu daerah. Kesulitan memperoleh bahan rempah menjadi salah satu yang menyebabkan hal itu.

Keterkaitan Indonesia juga memiliki sejarah makanan yang terkait dengan datangnya bangsa-bangsa luar negeri, misalnya adalah Belanda dan Portugis. Banyak makanan khas yang bersentuhan, misalnya saja kue cubit, yang  sebenarnya menyerap kue Belanda Pofertjess.  Kue-kue Portugis pun masih diwariskan kepada sejumlah keturunan warga Portugis, yang mendiami Kampung Tugu, Koja, Jakarta Utara.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Meski demikian, menurut Ira, Indonesia harus lebih mampu menampilkan kuliner Indonesia di mata dunia, sehingga lebih dikenal. Sebab, justru negara lain yang terlebih dulu mempopulerkannya. Misalkan saja, untuk cita rasa rendang Indonesia dan kopi Indonesia. Ira dengan Jakarta Food Adventure (JFA),  trip organizer yang berfokus kepada wisata eksplorasi budaya dan kuliner, secara berkala mengadakan jelajah kuliner di berbagai kawasan di Jakarta, yang memiliki pengaruh budaya dan kuliner antar bangsa, seperti Explore Little India (Pasar Baru), Explore Old Town (Kota Tua, Explore Portuguese Village (Kampung Tugu), dan Explore Little Arab (Cikini).

Dalam festival kuliner Indonesia ini, pengunjung dapat mencicipi 8 kuliner Indonesia sekaligus, yang disajikan di dua tempat, yakni di Marketing Office Bassura City dan Marketing Office Prajawangsa.  Kedelapan kuliner khas dari tujuh daerah adalah Sayur Babanci, Martabak Rendang, Pisang udang dan Ketan Unti Kampung Tugu, Kue Timpan, Es Pallubutung, Kue Lampet, dan Teh Talua. Nah inilah yang menarik. Ragam kuliner yang disajikan itu memiliki cerita sejarah, dengan penjelasannya.

Teh Talua atau Teh Telur merupakan minuman khas dari Sumatera Barat, yang kerap disajikan untuk kelangan berkelas.Para petani juga sering meminumnya untuk menambah stamina (foto:riapwindhu)
Teh Talua atau Teh Telur merupakan minuman khas dari Sumatera Barat, yang kerap disajikan untuk kelangan berkelas.Para petani juga sering meminumnya untuk menambah stamina (foto:riapwindhu)
1. Teh Talua, Teh Telur Stamina Nan Berkelas

Minuman khas yang berasal dari Sumatera Barat ini, yang pertama menyita perhatian. Saya dapat menyaksikan langsung pembuatan Teh Talua atau Teh Telur. Sesuai dengan namanya, teh ini disajikan dengan sebutir kuning telur ayam yang telah dipecahkan terlebih dulu di dalam gelas plastik, yang sudah diberi gula. Kemudian telur dikocok, kemudian diberi teh dan perasan jeruk nipis untuk menghilangkan amis. 

Teh ini merupakan minuman wajib di tiap warung tradisional ataupun restoran khas Padang. Sebagai minuman bergengsi dan berkelas, minuman ini umumnya disajikan di berbagai acara adat, yang dihadiri oleh para pejabat, saudagar, dan orang-orang kaya. Teh Talua disebut sebagai minuman berbudaya. Meski demikian, para petani yang pergi meladang pun juga banyak meminum Teh Talua untuk menambah stamina bekerja.

Warna minuman Teh Talua ini pun sangat menarik karena cokelat muda dengan taburan butiran cokelat bubuk, di atas buih yang tercipta di atas minuman.

Kue Lampet atau disebut Kue lapet adalah jajanan khas Tapanuli Batak, yang dibungkus daun pisang berbentuk limas (foto:riapwindhu)
Kue Lampet atau disebut Kue lapet adalah jajanan khas Tapanuli Batak, yang dibungkus daun pisang berbentuk limas (foto:riapwindhu)
2. Kue Lampet, kue berbentuk limas asal Batak Tapanuli

Kue Lampet yang dibaca Kue Lappet, atau ditulis Lapet, adalah jajanan khas tradisional dari tanah Tapanuli, Batak. Semula, saya mengira kue ini sama dengan ombus-ombus, tetapi ternyata bukan. Kue ini di bungkus dengan daun pisang dan memiliki bentuk menyerupai limas. Sejatinya, dikenal ada dua lapet, yakni Lapet Beras dan Lapet Ketan.  Lapet yang kami rasakan siang itu, terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula merah (aren), yang dikukus.

Lapet ketan yang paling terkenal berasa dari Kecamatan Siborong-borong, yang terletak antara Tarutung dan Sibolga. Kue Lapet ini sangat identik dengan orang Batak sebagai sajian dalam berbagai acara arisan, upacara adat perkawinan, ataupun sekedar main gaple di pinggir sawah.

Es Palubutung sering dibilang kembaran Es Pisang Ijo. Sama-sama berbahan buah pisang yang direbus, es asal Makasar, Sulawesi Selatan ini, cocok sebagai pelepas dahaga (foto:riapwindhu)
Es Palubutung sering dibilang kembaran Es Pisang Ijo. Sama-sama berbahan buah pisang yang direbus, es asal Makasar, Sulawesi Selatan ini, cocok sebagai pelepas dahaga (foto:riapwindhu)
3. Es Palubutung,  es Pisang Penuntas Dahaga asal Makasar

Sebagai hidangan pencuci mulut, es yang satu ini sangat favorit di Makasar, Sulawesi Selatan. Tidak jauh berbeda dengan minuman Es Pisang Ijo,bahan utamanya tetap berasal dari pisang kukus yang telah dipotong-potong.  Hanya saja, dalam penyajiannya di mangkok, es Palubutung tidak berbalutkan adonan dadar hijau, seperti halnya Es Pisang Ijo. Dicampur dengan sirup warna merah, susu, santan, dan es batu, es Palubutung terasa segar saat diminum, terlebih saat siang hari, yang terasa panas, saat mencicipinya.

Kue Timpan, kue khas berasa legit manis ini merupakan kue basah khas asal daerah Aceh (foto:riapwindhu)
Kue Timpan, kue khas berasa legit manis ini merupakan kue basah khas asal daerah Aceh (foto:riapwindhu)
4. Kue Timpan, kue legendaris berisi Srikaya asal Aceh

Dibuat dari tepung ketan yang berisi Srikaya dan Telur, kue Timpan menjadi makanan idola masyarakat Aceh, saat hari-hari besar agama Islam, ataupun pesta pernikahan dan khitanan. Saat mencicipi makanan khas yang berbungkus daun pisang ini, rasa manis akan memenuhi mulut.

Sayangnya, kue basah ini tidak selalu ada di restoran-restoran yang menyajikan menu Aceh. Salah satu rumah makan Aceh legendaris yang menyajikannya adalah RM Selera Kita, yang terletak di Pasar Baru. Itu pun dalam pesanan.

Kue Unti atau Ketan Unti memiliki cita rasa gurih pada ketannya dengan lapisan atas parutan kelapa dan gula (foto:riapwindhu)
Kue Unti atau Ketan Unti memiliki cita rasa gurih pada ketannya dengan lapisan atas parutan kelapa dan gula (foto:riapwindhu)
5. Kue Unti, Kue  Kampung Tugu dengan paduan gurih dan manis

Kue Unti merupakan salah satu kue khas yang memiliki kaitan erat sejarah dengan adanya Bangsa Portugis, yang memasuki Sunda Kelapa.  Keturunannya yang berada di Kampung Tugu, Jakarta Utara masih melestarikan sejumlah kue bergaya Portugis, salah satunya adalah Ketan Unti.

Sesuai dengan namanya, Ketan Unti dibuat dari beras ketan putih. Pada bagian atasnya, diletakkan parutan kelapa bercampur dengan gula merah. Perpaduan antara gurihnya santan pada  ketan dengan manisnya parutan kelapa di atasnya, memberikan citarasa khas. Ketan Unti biasanya hanya disajikan pada peringatan tertentu.  

Kue Pisang Udang, salah satu kue khas Kampung Tugu, yang dibungkus daun pisang dengan isi udang di dalamnya (foto:riapwindhu)
Kue Pisang Udang, salah satu kue khas Kampung Tugu, yang dibungkus daun pisang dengan isi udang di dalamnya (foto:riapwindhu)
6. Pisang Udang yang unik asal Kampung Tugu

Salah satu kue khas yang juga hanya bisa ditemukan di Kampung Tugu atau Portuguese Village adalah Pisang Udang. Kue yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk segitiga ini, terbuat dari tepung beras diberi parutan pepaya muda. Selain itu, saat dimakan, juga terasa adanya udang bumbu. Kuliner unik ini pun hanya ada pada perayaan tertentu saja.

Sayur Babanci, yang bukan soto ataupun sayur, dengan isi daging dan parutan kelapa, plus petai hijau mentah (foto:riapwindhu)
Sayur Babanci, yang bukan soto ataupun sayur, dengan isi daging dan parutan kelapa, plus petai hijau mentah (foto:riapwindhu)
7. Sayur Babanci, sayur daging dan irisan kelapa dari Betawi

Makanan yang menjadi ikon masyarakat Betawi ini sudah mulai langka adanya. Selangka semakin sulitnya didapatkan bumbu dan rempah-rempah untuk membuat sayur Babanci. Minimal 17 bahan dan rempah yang dibutuhkan untuk membuat sayur Babanci, yang saat ini sudah sangat sulit ditemukan di Jakarta. Warga betawi umumnya menyajikannya pada hari-hari besar keagamaan sebagai menu keluarga, saat Hari Raya Idul Fitri, dan Lebaran Haji.

Nama Sayurnya cukup unik, Babanci. Nama ini seakan sebagai penanda isi sayur yang juga tidak jelas jenisnya. Bukan dari sayur, Bukan soto, ataupun kare. Meski memiliki nama sayur, Babanci sama sekali tidak berisi sayuran di dalamnya.

Sayur Babanci terdiri atas daging dan irisan kelapa muda dengan kuah santan kental. Rasanya cukup segar karena ada cabe plus adanya taburan petai hijau mentah segar yang dimakan bersama sayur Babanci berisi potongan lontong. 

Martabak telur memiliki pengaruh India. Martabak Rendang ini merupakan inovasi perpaduan martabak telur dengan racikan rendang (foto:riapwindhu)
Martabak telur memiliki pengaruh India. Martabak Rendang ini merupakan inovasi perpaduan martabak telur dengan racikan rendang (foto:riapwindhu)
8. Martabak Rendang

Mendengar kata martabak, banyak orang Indonesia yang menyukai. Martabak sanagt mudah ditemukan di berbagai daerah, dari Sabang hingga Merauke. Sejumlah pendapat mengatakan, negara India memberi pengaruh hadirnya Martabak Telur. Karenanya, selain di Indonesia, martabak juga hadir di negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Saya pun termasuk menyukai jenis makanan martabak.

Martabak Rendang adalah inovasi perpaduan antara martabak telur dengan racikan bumbu rendang, yang diberikan level pedas 1-5. Martabak rendang versi frozen alias dalam kemasan beku dipelopori oleh D’Marco Martabak, yang outletnya dapat ditemukan di sepanjang Jakarta dan Serpong. Selain juga bisa didapatkan di berbagai market online, seperti Matahari Mall, dengan Fanpage D'Marco martabak, twitter/IG :@dmarcomartabak

***


BEGITU beragamnya kuliner khas Indonesia, yang delapan di antaranya sudah saya cicipi sekaligus dalam festival Petualangan Kuliner Indonesia, membuat rasa bangga terhadap negara yang kaya kuliner ini. Sudah sepantasnya sejumlah makanan khas, yang sebagian hampir punah ini bisa dijaga kelestariannya. Apalagi, menjelang peringatan kemerdekaan 17 Agustus. Salah satunya adalah dengan mendatangi berbagai tempat kuliner Indonesia ataupun lokasi festival kuliner, supaya lebih mengenal dan mencintai kuliner wisata Indonesia. 

logokpk-57b095bde1afbdf50be4cc44.jpg
logokpk-57b095bde1afbdf50be4cc44.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun