Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(JelajahClicK): Menyusuri Keindahan Masa Lampau di Stasiun Tua Jakarta Kota dan Tanjung Priuk

15 Juli 2016   17:21 Diperbarui: 15 Juli 2016   17:25 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Tanjung Priuk yang luas dan megah. Tidak ada antrian tiket di stasiun ini karena masih sepi penumpang (foto:riapwindhu)

Akhirnya, rombongan Click pun tiba di stasiun Tanjung Priuk. Sepi. Itu yang pertama kali terasa saat melangkahkan kaki turun dari KRL. Hanya ada satu rangkaian kereta barang. Tidak ada kereta penumpang lain, selain KRL yang kami tumpangi di stasiun tua yang sangat megah di Jakarta ini. Sebagai stasiun pemberhentian terakhir, tidak banyak penumpang yang turun. Bisa jadi, justru rombongan Click-lah yang meramaikan suasana siang itu.

Stasiun Tanjung Priuk, stasiun megah yang dibangun zaman Belanda ini sangat megah meski masih sepi dikunjungi. Banyak tempat menarik yang bisa dijadikan tempat berfoto-foto di stasiun bersejarah ini (foto;riapwindhu)
Stasiun Tanjung Priuk, stasiun megah yang dibangun zaman Belanda ini sangat megah meski masih sepi dikunjungi. Banyak tempat menarik yang bisa dijadikan tempat berfoto-foto di stasiun bersejarah ini (foto;riapwindhu)
 Bangunan art deco tampak indah terlihat. Atap yang menjulang tinggi seakan kokoh memayungi rangkaian kereta di bawahnya. Sudah pasti, kesempatan emas untuk berfoto-foto di stasiun yang diresmikan penggunaannya 6 April 1925, bertepatan dengan peresmian elektifikasi jalur KA kala itu.  

Stasiun Tanjung Priok yang letaknya berseberangan dengan Pelabuhan Tanjung Priok  itu kini tampak sangat terawat dan apik. Jauh berbeda dengan tahun lalu sebelum difungsikan, yang keadaannya serba kumuh, kotor, dan banyak dihuni oleh para gelandangan dan pengemis sebagai tempat tinggal. Tentu saja sempat menakutkan bagi siapa pun yang hendak turun atau melintas di stasiun ini.  

Untunglah saat ini segalanya serba terawat dan bersih. Bahkan menjadi tempat yang sangat bagus untuk berfoto-foto. Pantas untuk menjadi sebuah tempat wisata sejarah. Kondisi stasiun yang masih sangat sepi, membuat kami leluasa mengambil foto di berbagai posisi. Termasuk berfoto dengan latar belakang sejumlah Abang dan None Jakarta Utara yang sedang melakukan kegiatan di stasiun Tanjung Priuk.

Sistem E-ticketing sudah dilakukan di setiap stasiun yang ada di Jakarta, termasuk yang ada di stasiun Tanjung Priuk (foto:riapwindhu)
Sistem E-ticketing sudah dilakukan di setiap stasiun yang ada di Jakarta, termasuk yang ada di stasiun Tanjung Priuk (foto:riapwindhu)
Menurut Ita Dawita, salah seorang anggota satuan pengamanan yang sedang bertugas di dekat e-ticketing, biasanya pengunjung ramai pada akhir pekan saja. Untuk hari-hari biasa masih sangat sepi.

Antrean di loket tidak ditemui di stasiun Tanjung Priuk.  Pintu masuk hanya ada di satu sayap saja, agar lebih mudah mengawasi keamanan stasiun. Warung-warung makanan atau toko kue juga tidak terdapat di dalam stasiun,seperti pada umumnya.  Menurutnya, itu karena Tanjung Priuk merupakan sebuah cagar budaya.

Stasiun Tanjung Priuk yang luas dan megah. Tidak ada antrian tiket di stasiun ini karena masih sepi penumpang (foto:riapwindhu)
Stasiun Tanjung Priuk yang luas dan megah. Tidak ada antrian tiket di stasiun ini karena masih sepi penumpang (foto:riapwindhu)
Namun, juga dengan alasan karena stasiun Tanjung priuk adalah cagar budaya, saat rombongan click tengah asyik berfoto-foto dan jepret sana jepret sini, seorang Polsuska menegur tidak dapat mengambil foto tanpa izin resmi tertulis dari PT KAI Commuter Jabodetabek dengan menggunakan kamera profesional DSLR, di sebuah kawasan bersejarah. Jika hanya mengambil foto dengan kamera ponsel masih diperkenankan.

Wah, meski sedikit bingung karena kamera ponsel pun saat ini sudah canggih teknologinya, ini akan menjadi pengingat bila berniat berkunjung ke tempat cagar budaya lainnya.

Stasiun Tanjung Priuk yang saat ini terawat, bersih, dan tertib. Berbeda jauh saat belum diaktifkan kembali sejak Desember tahun 2015 yang sempat kumuh dan menyeramkan (foto:riapwindhu)
Stasiun Tanjung Priuk yang saat ini terawat, bersih, dan tertib. Berbeda jauh saat belum diaktifkan kembali sejak Desember tahun 2015 yang sempat kumuh dan menyeramkan (foto:riapwindhu)
Akhirnya,tak lama setelah berfoto-foto, rombongan Click pun menyudahi kunjungan singkat di stasiun yang berasitektur indah. Tuntas sudah keinginan dan rasa penasaran bagi kami, yang sebagian besar belum pernah singgah ke Stasiun Tanjung Priuk. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.10, sudah saatnya kami harus segera melanjutkan jelajah Click menuju pelabuhan Tanjung Priuk, yang letaknya hanya berseberangan dengan stasiun.

Kami pun akhirnya satu persatu keluar stasiun dan mulai berjalan menyusuri depan stasiun yang saat itu depannya tertutupi oleh pedagang di pinggir jalan. Sinar matahari  menjelang sore masih terasa panas di kulit saat berjalan kaki beriringan menuju pelabuhan Tanjung Priuk.  

Bagian depan Stasiun Tanjung Priuk, Cagar budaya kebanggaan Jakarta (foto:riapwindhu)
Bagian depan Stasiun Tanjung Priuk, Cagar budaya kebanggaan Jakarta (foto:riapwindhu)
----  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun