Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Lansia Ambil Gaji Pensiun Jelang Lebaran

3 Juli 2016   01:41 Diperbarui: 3 Juli 2016   11:29 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari raya Idul Fitri atau lebaran yang tinggal beberapa hari lagi membuat para pegawai negeri rela mengantri selama berjam-jam sebelum menerima gaji (foto:riapwindhu)

“PAK, boleh saya minta dicarikan tempat duduk? Saya sudah nggak kuat berdiri. Saya sudah sepuh,” ucap seorang ibu, setelah menyerahkan buku pensiun berisi tanda terima gaji untuk pensiunan pegawai negeri. Tubuhnya bersandar pada meja pendaftaran.

Tubuh ibu itu cukup gemuk. Semua mata yang berada di dekatnya memandang. Melihat ke sekeliling. Semuanya yang berada di ruangan itu lanjut usia (lansia), baik laki-laki ataupun perempuan. Semua kursi tunggu, di tempat pengambilan gaji pensiunan di Kantor Pos Daan Mogot, Jakarta, Sabtu siang 2 Juli 2016, sudah terisi penuh. 

“Waduh, bu. Kursinya sudah nggak ada. Sudah keisi semua. Kalau bilang sepuh, di sini ya sepuh semua. Kalau bilang lansia, di sini juga semua lansia,” kata seorang bapak.

Suasana ruangan gedung pos bagian belakang yang ala kadarnya penuh sesak. Tidak berpendingin ruangan. Gedung pos besar yang sesungguhnya masih direnovasi. Sesekali petugas memanggil nama-nama para pensiunan yang sudah bisa mengambil gaji pensiunannya.

“Yang sudah dipanggil namanya, silakan ambil. Buat yang belum, tolong jangan berdiri memenuhi di depan tempat pengambilan. Nanti dipanggil.”

Suara petugas juru bayar terdengar ke seluruh ruangan berulang-ulang. Sejumlah pensiunan akhirnya pun bergeser mundur. Sebagian mencari tempat duduk yang berada di luar ruangan. Sadar pastinya akan memakan waktu lama, sebelum nama mereka akhirnya dipanggil.

Ratusan buku pensiun lainnya masih tergeletak memenuhi meja. Buku-buku pensiun bersampul warna hitam itu bertumpuk berjajar rapi. Padahal hari sudah siang, menjelang adzan dzuhur berbunyi. Ratusan pensiunan pegawai negeri yang sudah rata-rata sudah lanjut usia masih menunggu.

Ada yang datang masih dalam keadaan sehat, ada yang datang dalam kondisi tubuh tidak begitu sehat. Ada yang berkursi roda dan ada yang menggunakan alat bantu penopang berjalan.

Hari raya Idul Fitri atau lebaran yang tinggal beberapa hari lagi membuat para pegawai negeri rela mengantri selama berjam-jam sebelum menerima gaji (foto:riapwindhu)
Hari raya Idul Fitri atau lebaran yang tinggal beberapa hari lagi membuat para pegawai negeri rela mengantri selama berjam-jam sebelum menerima gaji (foto:riapwindhu)
Antre Sejak Pagi
Datangnya waktu gajian rutin pegawai negeri setiap tanggal 1 setiap bulan, dan pencairan gaji ke-13 pada bulan ini, yang sangat dekat dengan Hari Raya Idul Fitri, yang kemungkinan jatuh pada tanggal 6 Juli 2016, membuat ratusan para pegawai negeri datang memadati gedung kantor pos pagi itu. Alhasil, mereka pun terpaksa antre cukup lama kali ini.

Sejumlah pensiunan mengaku langsung berangkat dari rumah mereka masing-masing setelah shalat subuh. Alasannya, tentu saja supaya bisa langsung dapat gaji bulanan plus gaji ke-13 mereka dengan lebih cepat. Padahal, kantor pos baru pukul 8.00.

“Saya sudah datang ke sini sebelum juru bayar datang. Saya berangkat pagi-pagi dari rumah. Sudah sampai sini jam setengah enam,” kata Bu Yayuk, yang siang itu menemani suaminya.

Senada sejumlah pensiunan lain yang sudah berusia lanjut, mengangguk-angguk untuk mengiyakan sudah berangkat dari rumahnya sejak subuh. Ada yang sudah sampai pukul 5.30 ke kantor pos yang masih tutup. Banyak yang datang pagi, mulai pukul sebelum jam buka kantor pos.

Semua pensiunan ini berharap dapat mendapatkan gaji pensiunan bulanan plus gaji ke-13 secepatnya, sehingga bisa segera pulang ke rumah. Namun, ternyata pensiunan yang berpikiran sama pun banyak. Mereka akhirnya tetap harus mengantre cukup lama.

Hingga menjelang pukul 12.00, Bu Yayuk merasa gelisah karena walau datang sejak kantor pos belum buka dan juru bayar belum datang, belum juga namanya disebut. “Saya sudah lebih dari empat jam di sini. Paling lama, biasanya kalau harus mengantre cuma dua jam. Nggak biasanya seramai ini. Mungkin karena mau Lebaran,” ujarnya berkaca-kaca. Suara ibu yang bertubuh kurus ini sedikit melengking.

Ada sedikit kecurigaan muncul karena ada yang menduga-duga, jika sejumlah pensiunan yang datang belakangan mendapatkan layanan penerimaan gaji terlebih dulu. Namun, beberapa di antara pensiunan saling mengingatkan agar tetap bersabar. “Sabar, Bu. Sabar. Nanti ada gilirannya.”

Antrian pengambilan gaji pensiun dan gaji ke-13, para pensiunan pegawai negeri yang sudah lanjut usia di dalam ruangan (foto:riapwindhu)
Antrian pengambilan gaji pensiun dan gaji ke-13, para pensiunan pegawai negeri yang sudah lanjut usia di dalam ruangan (foto:riapwindhu)
Pensiunan dan Kebutuhan Hidup
Meskipun bisa jadi jumlah yang diterimanya tidak seberapa, para pensiunan pegawai negeri memerlukan gaji yang diterimanya kali ini, selain untuk kebutuhan hidup, juga untuk berlebaran. Sebagian memerlukannya untuk biaya berobat di usia tua.

Berada di antara ratusan pensiunan yang mayoritas memang lansia yang tak seluruhnya sehat, saya seakan-akan berada di sebuah antrean rumah sakit yang panjang. Saya ada di kantor pos, Sabtu untuk menemani ibu yang bersikeras ingin mengambil uang gaji pensiunannya sebelum Lebaran. Padahal, biasanya ibu lebih suka mengambilnya pada tanggal 10, saat sudah tidak ramai pengambilan.

Hingga siang datang, lantaran masih banyak pensiunan pegawai negeri yang datang dan masih banyaknya buku pensiun yang bertumpuk, akhirnya petugas yang ada menawarkan solusi. Meminta para pensiunan yang datang siang untuk meninggalkan buku pensiunannya saja di kantor pos. Pengambilan gaji bulanan dan gaji ke-13 bisa dilakukan pada hari Senin (4/6) besok.

“Nggak usah khawatir, Bapak dan Ibu. Kami tetap buka hari Senin dan Selasa. Tinggalkan saja buku pensiunnya disini. Bukunya nggak akan hilang,” kata petugas itu.

Kegiatan mengambil uang gaji pensiunan di kantor pos merupakan sebuah hiburan tersendiri bagi para pensiunan. Ibu tetap memilihnya karena sebagai salah satu alasan dapat berjalan-jalan ke luar rumah.

Seorang pensiunan yang mengaku tinggal di wilayah Pos Pengumben bahkan menganggap kegiatan bulanan ini sebagai sarana silahturahmi dengan para pensiunan lainnya, yang sudah jarang bertemu.

Kenapa tidak pindah di bank saja?

Pensiunan perempuan berusia tua itu menggeleng. “Untuk apa di Bank? Uangnya juga nggak seberapa. Kalau di kantor pos, ada informasi kapan gaji turun dan bisa tanya-tanya. Nggak seperti di bank, nggak ada informasi,” katanya.

Pada bulan Juli 2016, selain gaji bulanan, para pensiunan memperoleh gaji ke-13. PT Tabungan Pensiun (Taspen) mencairkan senilai Rp.6 Triliun untuk gaji ke-13, sebanyak 2,4 juta pensiunan pegawai negeri sipil, TNI, dan polisi peserta.

Gaji ke-13 dibayarkan serentak mulai tanggal 1, 2 dan 4 Juli 2016. Di luar tanggal itu, para pensiunan dapat mengambilnya setelah Lebaran. Bank dan kantor pos hingga unit terkecil di kelurahan adalah titik pembayaran gaji tersebut. Namun, mengingat gaji ke-13 serupa Tunjangan Hari Raya (THR), para pensiunan pun segera mengambilnya sebelum lebaran atau Hari Raya Idul Fitri tiba.

Hingga tengah hari pukul 12.00 di kantor pos, sejumlah pensiunan akhirnya memilih untuk menitipkan buku pensiunannya untuk pengambilan gaji pada Hari Senin 4 Juli nanti karena tidak kuasa lagi mengantre. Ratusan pensiunan lainnya masih menunggu sambil saling bercerita. Sebagian di antaranya membicarakan salah seorang pensiunan tua laki-laki yang baru saja mengambil uang gaji, namun terkena hipnotis sehingga kehilangan seluruh uangnya begitu saja. Padahal Lebaran tinggal empat hari lagi ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun