Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Iuran Gotong Royong untuk Layanan Kesehatan BPJS Lebih Baik

20 Juni 2016   00:09 Diperbarui: 20 Juni 2016   00:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAAT BPJS Kesehatan mulai operasional pada tanggal 1 Januari 2014, yang kemudian membuat sejumlah perusahaan swasta mengganti asuransi kesehatan perusahan asuransi swasta ke BPJS, seorang kawan saya gelisah. Kantor tempatnya bekerja juga memberlakukan hal yang sama.

Koko, kawan saya itu, merasa pesimis dengan pelayanan kesehatan yang bakal diterimanya nanti dari BPJS. Apalagi, dengan statusnya yang hanya sebagai karyawan, hanya dimasukkan pada kelas II. Tidak terbayang baginya, perlakuan medis seperti apa yang akan diterimanya.

Menurutnya, sudah pasti akan buruk dan kurang menyenangkan. Satu  hal lain yang membuat dia protes adalah masalah iuran kesehatan. Menurutnya, ketika perusahaan asuransi swasta, kantornya membayar iuran asuransi yang lebih mahal. Kini dengan mengikuti BPS, maka iuran yang dibayarkan perusahaan tempatnya bekerja lebih murah. Itu berarti, perusahaan diuntungkan dan karyawan yang dikorbankan.

Meski demikian, karena tak bisa protes, akhirnya kawan saya memutuskan untuk mengambil asuransi kesehatan dari sebuah perusahaan swasta dengan dana pribadi. Katanya, untuk jaga-jaga bila terjadi suatu masalah kesehatan.

Tidak yakin akan pelayanan BPJS Kesehatan menjadi alasan utama. Tidak satu dua kawan saya yang mengungkapkan hal itu. Apalagi,  jika mendengar obrolan panjangnya antrian pasien yang menghabiskan waktu berjam-jam dan mutu obat yang standar.

Benarkah seperti itu? Ternyata tidak. Saya  akhirnya tahu mengenai pelayanan BPJS Kesehatan setelah salah seorang keponakan saya jatuh terduduk dan cidera. Pelayanan tetap diberikan dengan baik kepada pasien BPJS Kesehatan. Dokter menyuruh keponakan saya untuk menjalani sebuah terapi di sebuah rumah sakit rujukan di kawasan KS Tubun, Petamburan.

Saya diminta kakak yang saat itu tidak sempat menemani anaknya pada salah satu terapi karena ada keperluan kerja. Saat itu, dokter menuliskan keponakan saya untuk mengikuti delapan kali terapi sinar untuk memulihkan cidera yang dialaminya.

siwi1-5766cfebf87e61051a431e2e.jpg
siwi1-5766cfebf87e61051a431e2e.jpg
Saat mengantar pertama kali datang, saya agak jenuh. Antrian sudah panjang karena memang datang agak siang. Ratusan orang sudah memenuhi bangku duduk ruang tunggu di depan loket.  Namun, untungnya pelayanan cukup cepat.  Untuk terapi selanjutnya, saya datang lebih pagi untuk menghindari antrian panjang.

Waktu yang cukup lama itu saat berada di ruang terapi karena durasi penyinaran yang dilakukan kepada setiap pasien berbeda-beda. Tergantung pada cidera atau masalah yang dihadapi.

Saat menunggui keponakan yang disinar, seorang ibu menyatakan rasa syukurnya dapat menjalani terapi rutin. Suatu hal yang tidak pernah dilakukannya dulu. Semua itu terjadi karena adanya layanan BPJS.

Di tempat yang sama juga, di sekitar ruang terapi fisioterapi, yang berjajar dengan ruang terapi wicara dan terapi lainnya, mengantri juga sejumlah ibu dan anak-anaknya.

Saat itu, saya baru tahu jika BPJS ternyata dapat digunakan untuk terapi pada anak berkebutuhan khusus, seperti anak hiperaktif, terlambat jalan, ataupun terlambat bicara. Semua lantaran rujukan dari layanan tingkat I ke rumah sakit. Semuanya juga karena adanya BPJS. Bila tidak ada BPJS, mereka merasa tidak mampu untuk melakukan sejumlah terapi.

Jika terapi dilakukan dengan membayar sendiri, sudah pasti biaya yang dikeluarkan juga sangat besar. Masih banyak masyarakat Indonesia, yang masih membutuhkan pelayanan kesehatan dengan biaya yang murah namun sudah meliputi berbagai jenis layanan kesehatan.

Siapa pun yang mengikuti kepersertaan BPJS berhak memperoleh jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kurativ, dan rehabilitasi, termasuk pelayanan obat dan bahan medis yang diperlukan.

Manfaat jaminan kesehatan terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Manfaat non medis meiputi manfaat akomodasi dan ambulans.

Sejak mengantar keponakan untuk melakukan terapi sinar, saya pun sadar, betapa bermanfaatnya pelayanan BPJS untuk menjangkau kesehatan setiap masyarakat Indonesia. Khususnya bagi yang tidak mampu.

Apakah iuran yang dibayarkan menjadi sia-sia karena tidak sakit atu tidak terpakai? Tidak juga karena sesungguhnya iuran yang dibayarkan telah diganti dalam bentuk rasa aman yang diterima dari perlindungan BPJS Kesehatan.

Lalu manfaat gotong royongnya darimana? BPJS Kesehatan, sebagai asuransi, mengenal istilah bilangan besar. Semakin banyak yang mengikuti BPJS dan membayar iuran secara rutin, maka akan digunakan untuk membantu biaya pengobatan orang yang sedang sakit parah. Saling menolong. Saling membantu dari yang beruntung kepada yang tidak beruntung (sakit).

Itulah makna gotong royongnya. Bila semakin banyak masyarakat yang mampu dan sehat ikut serta pada BPS, maka semakin banyak pula masyarakat yang memperoleh jaminan kesehatan. Tentunya Indonesia semakin sehat. Bila pun hanya membayar terus-terusan, anggaplah sedekah. BPJS sangat dibutuhkan karena hanya BPJS satu-satunya layanan kesehatan yang tidak mensyaratkan beberapa ketentuan kepada para calon pesertanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun