Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bebas Belajar Tanpa Batas Lokasi dan Waktu Melalui E-Learning

4 Juni 2016   01:00 Diperbarui: 4 Juni 2016   01:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi mengenai kuliah online HarukaEdu dan para kompasiener (foto:riapwindhu)

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”

Nelson Mandela, Statesman South Africa

NELSON Mandela, Presiden Afrika Selatan periode 1994-1999 secara tegas pernah mengatakan, jika pendidikan adalah senjata yang sangat ampuh untuk mengubah dunia. Semua itu berlaku dimanapun, di seluruh dunia. Sejak dulu hingga kini, siapa pun tidak akan dapat menyangkal jika melalui pendidikan yang dimiliki segala sesuatu dapat diubah. Tidak hanya buat diri sendiri, melainkan juga buat orang-orang yang berada di sekeliling kita.

Di dalam negeri Indonesia, berulang-ulang kali muncul kisah hidup seseorang yang sukses mengubah nasib hidupnya dengan diawali pendidikan yang baik. Chairul Tanjung, pengusaha suskes sekaligus CEO utama di CT Corp, misalnya.  Timbul rasa kagum saat membaca buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong, terbitan Kompas.

Dalam buku itu, lelaki enam bersaudara yang hidup sederhana dengan kedua orang tuanya selalu berupaya dapat berkuliah di FKG UI meskipun harus membiayai sendiri kebutuhan kuliahnya, mulai dari usaha fotokopi hingga  alat-alat kedokteran gigi. Dengan pendidikan, lelaki ini mengubah hidupnya sekaligus belajar menjadi pengusaha. Bahkan kemudian menjadi pengusaha sukses. Pernah juga menjadi menteri perekonomian.

Kisah sukses mengubah nasib melalui pendidikan juga dilakukan oleh Iwan Setyawan, yang membagi kisah inspiratifnya melalui tulisan buku berjudul 9 Summers 10 Autumns. Iwan berusaha dapat kuliah karena tidak ingin seperti ayahnya yang hanya bekerja sebagai supir angkot. Dengan pendidikan tingginya dan lulus terbaik dari  fakultas MIPA IPB 1997, Jurusan Statistika, Iwan dapat bekerja dan berpenghasilan layak sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen Consumer Research, New York. Sebelum akhirnya memilih kembali ke Indonesia untuk bekerja dan membagikan kisah inspiratif.

Kisah  sukses lainnya yang bergulir karena pendidikan adalah Andrea Hirata, yang terkenal dengan karya Laskar Pelangi. Selalu disebut dalam sejumlah novelnya, jika selalu ingin bersekolah ke Perancis, Sorbone dan menjelajahi Eropa. Lelaki asal Belitung ini mampu mengubah nasibnya menjadi orang sukses meskipun ayahnya hanya pegawai biasa di PT Timah.

Tidak Semua  Kesempatan Sama

Saya sangat menyukai kisah-kisah inspiratif yang berlatar belakang pendidikan. Kisah-kisah ini membuat saya selalu ingin menambah ilmu dan pengetahuan saya. Memberikan kesadaran jika banyak sekali hal-hal yang tidak saya ketahui dan harus dipelajari untuk mengubah nasib hidup menjadi lebih baik.

Namun sayangnya, adakalanya tidak setiap orang memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama untuk menginjakkan kaki ke dunia perkuliahan setelah tamat SMU. Jikapun bisa, banyak juga yang hanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat diploma saja.

Pernah mencoba untuk mengambil kuliah ekstensi di Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD sambil bekerja, saya memilih untuk melepaskan kesempatan itu. Saya memutuskan untuk fokus bekerja saja. Saat itu, pikir saya, keluarga saya lebih membutuhkan bantuan. Salah seorang kawan saya tetap meneruskan kuliah.

Meskipun dianggap memiliki kemampuan bekerja yang sama, karena tugas yang diberikan di bidang pekerjaan sama, perbedaan jenjang pendidikan ternyata berpengaruh terhadap jumlah penghasilan yang diterima.

Ada perbedaan jumlah tunjangan. Salah satunya adalah jumlah tunjangan kesehatan. Semua itu mau tidak mau harus diterima dengan lapang dada. Keinginan melanjutkan kuliah ditunda dulu. Tidak ada jalan lain, kalau ingin berpenghasilan lebih dengan status karyawan, salah satunya adalah meningkatkan jenjang pendidikan. Di sejumlah perusahaan, tingkat pendidikan juga berpengaruh pada kenaikan jabatan seseorang.

Saat membaca-baca artikel di internet, saya tertarik dengan sejumlah kelas online, seperti yang ditawarkan oleh Coursera dan EDX. Beberapa course yang saya ambil, karena ingin sekaligus belajar bahasa Inggris adalah mengenai segala sesuatu mengenai bahasa Inggris, seperti Grammar and Punctuation ataupun Academic Writing.  

Saya menyukai model pembelajaran seperti ini karena ada informasi dasar yang disampaikan mengenai kursus, ada keterangan lama studi dengan jumlah waktu perkiraan belajar dalam seminggu, ada tugas-tugas yang diberikan setiap pekannya setelah selesai mengikuti uraian melalui video dan membaca teks yang dapat diunduh.

Melalui online learning ini, saya dapat berinteraksi dengan para peserta pendidikan yang ternyata berasal dari berbagai negara dan wilayah di dunia. Ada forum diskusi dan saling mengomentari tugas yang sudah dikerjakan minimal kepada tiga orang. Kemajuan pembelajaran dapat diketahui seusai mengerjakan tugas yang diberikan.

Ada juga yang akhirnya berinisatif membentuk group dan memasukkan nomor-nomor telepon seluler sehingga dapat lebih sering menyapa dan bercakap-cakap. Hingga kini, semua itu masih ada di whatssap saya.  Dari semua itu, yang paling mengasyikkan, peserta online learning dapat memperoleh sertifikat yang dapat digunakan untuk menambah kesempatan dalam bidang pekerjaan.

Meski demikian, sertifikat hanya dapat diperoleh jika mencapai standar kelayakan atau kelulusan yang telah ditetapkan. Misalnya saja minimal 60 % nilai diperoleh dari hasil pengerjaan tugas.

Dengan modal internet, saya pun menjajal kursus online di IndonesiaX karena saya ingin memperkaya ilmu. Salah satunya adalah dari Rhenald Kasali, Profesor yang ulasannya biasa saya baca di surat kabar atau buku-bukunya yang saya pinjam dari perpustakaan. Dengan adanya online learning, saya dapat belajar seakan menjadi mahasiswa Universitas Indonesia.

Sistem pengajarannya adalah dibagi dalam beberapa pekan, dengan tugas di akhir pekan. Ada video pembelajaran dan teks yang dapat diunduh. Ada juga forum diskusi, yang dipandu admin.

Menyenangkan sekali. Cukup bermodalkan internet, saya dapat mempelajari berbagai ilmu dan mendapatkan informasi berharga secara berkualitas. Modalnya pun tidak mahal untuk kelas online dan sudah mendapatkan sertifikat dengan biaya terjangkau.

Tentu saja, belajar online tetap harus memperhatikan waktu kelas online yang telah disediakan. Disiplin tetap perlu. Seandainya sudah ditetapkan selama 5 minggu tetapi banyak tugas belum diselesaikan, maka tidak dapat mengikuti tugas akhir. Belajar online pun harus mengulang dari awal.

Kuliah Online Haruka Edu

E-learning, selain ada kursus online, juga ada kuliah online. Bedanya, jika kursus online selesai dalam beberapa pekan, kuliah online serupa dengan kuliah biasa di perguruan tinggi. Cuma saja, tidak melalui tatap muka setiap hari. Perkuliahan dilakukan dengan online.

Mengenai kuliah online, CEO HarukaEdu, Novistiar Rustandi dalam  Kompasiana Nangkring bersama HarukaEdu, Sabtu, 30 April 2016 lalu, di Pomelotel mengatakan, kuliah online ini dapat menjadikan solusi bagi siapa pun yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.   

Di website-nya HarukaEdu menyajikan kelas online dan kuliah online. Dibukanya kesempatan berkuliah online ini didasarkan atas adanya data jika hanya 8 juta dari  111 juta orang, memiliki gelar sarjana.  Sebanyak 30 juta pekerja, ternyata  hanya memiliki pendidikan SMA dan Diploma 3. Dengan pendidikan yang dimiliki itu, gaji yang diterima berada dibawah upah minimum regional (UMR). Perusahaan umumnya mensyaratkan pendidikan sarjana bagi para calon pelamar kerja jika ingin mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi.

Berdasarkan survey yang dilakukan pada 1.200 orang, sebanyak 72 % menyatakan keinginan untuk berkuliah lagi. Solusi yang memungkinkan bagi para pekerja ini untuk tetap melanjutkan pendidikan hingga jenjang sarjana adalah dengan perkuliahan karyawan di malam hari ataupun akhir pekan.

Sayangnya, terkadang jam kerja yang hingga sore hari, belum lagi ditembah kemacetan, misalnya di Jakarta, telah membuat seseorang terkadang menunda ataupun tidak bisa berkuliah karena daya tempuh yang tidak memungkinkan. Belum lagi, lelah yang dirasakan usai bekerja. Apalagi jika yang sudah berkeluarga, keterbatasan waktu adalah halangan sekaligus tantangan yang tidak bisa dihindari. Itu juga yang pernah saya hadapi. 

Belum lagi, biaya perkuliahan yang cukup mahal, misalnya saja kelas ekstensi. Perkuliahan online yang mulai muncul ditawarkan beberapa kampus ternama, juga tidak bisa dikatakan murah. Khususnya, untuk seorang pekerja yang hanya bergaji UMR. HarukaEdu mencoba menawarkan perkuliahan yang terjangkau baik dari harga maupun kesetersediaan waktu, melalui Learning Mangement System (LMS). 

Para mahasiswa sudah dapat mengakses materi perkuliahan melalui video, audio, transkrip dan presentasi. Jadwal kuliah yang fleksibel dan waktu perkuliahan yang cepat. Lebih asyiknya, kuliah online juga mendapatkan ijazah, seperti halnya pada perkuliahan tatap kuliah pada umumnya.  Ijazah ini dapat diperoleh tentu saja setelah menyelesaikan tugas akhir dan menjalani sidang dari para penguji, secara online.

Saat ini, HarukaEdu bekerja sama dengan tiga perguruan tinggi, yakni The London School Of Public Relations Jakarta (LSPR) untuk jenjang S2. Universitas Wiraswasta Indonesia dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI) untuk jenjang S1. Dosen-dosen yang memberikan materi kuliah online sekelas dengan yang mengajar pada kuliah tatap muka. Ke depannya, Haruka Edu akan bekerja sama dengan banyak universitas dan program. Selain juga mengadakan kelas gratis.  

Saat ini tidak ada alasan untuk maju. Seperti kata Mandela, jika pendidikan adalah sebuah senjata. Ya, senjata untuk mendapatkan penghasilan lebih baik, hidup yang lebih layak, pertemanan yang lebih luas, memperbanyak kesempatan, dan meningkatkan status sosial di masyarakat.Kesempatan untuk mengubah nasib melalui solusi pendidikan yang melintasi batas dan waktu, dengan E-learning. Selalu ada ada jalan jika ada kemauan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun