Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Aihhhh, Dikejar Barongsai...  

12 Februari 2016   23:59 Diperbarui: 13 Februari 2016   00:12 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#lombahumorplanetkenthirIMLEK datang lagi nih. Sejak tahun baru ini resmi jadi hari libur di kalender tahunan,  meriah ada dimana-mana. Meriah. Dominasi warna merah, hujan,  jeruk mandarin, kiram kirim sms/wa Gong Xi Fa Cai, pohon keberuntungan,  angpao, dan barongsai.

Dua kata terakhir yang kusebut itu paling aku suka saat imlek. Siapa yang nggak doyan angpao dan nggak suka nonton barongsai? Acara meeting di kantor pun, ada tulisannya dress code baju nuansa imlek. Hiburan : Barongsai.

“Sudah siapin Angpao belum? Ini amplopnya.Nanti kasih ke barongsainya,” tanya Amma, salah seorang teman saya.

Aku senyum aja. Segera isi amplop dan titip teman-teman yang agak sedikit punya jiwa ngejahilin ‘barongsai’. Menaruhnya di tempat-tempat tertentu. Bayangin aja, amplopnya nggak cuma di tempat yang susah aja, seperti di pojokan.

Temen-temen banyak juga yang menaruh amplop-amplop itu di langit-langit ruangan, dengan digantung sedikit untaian tali. “Nggak terlalu sadis, tuh?” tanya saya.

“Barongsai kan harus pintar meloncat. Biar aja lompat ngambil angpaonya,” kata Uki, seorang teman.

Barongsai-barongsai itu biasanya memang beredar dari lantai ke lantai ruangan karyawan. Beratraksi sambil ngumpulin angpao setiap kali masuk ruangan.

Nah, selain ngambil amplop yang digantung atau diletakkan di tempat tertentu, teman-teman banyak juga yang ngasih langsung ke mulut si barongsai. Pastinya sih sambil nggak lupa foto-foto.

“Lo mau ngasih langsung nggak? Tanya Amma, mencolek-colek saya

Hah? Aku menggeleng. “Nggak ah!”

Hiks. Nonton barongsai bolehlah tapi kalau dekat-dekat banget, waduh perlu waspada nih. Soalnya beberapa tahun lalu, aku punya pengalaman ajaib sama barongsai. Nggak boleh terulang lagi karena takut ngetop.

Ceritanya, lagi ada acara plus bazar di sebuah taman. Nah kebetulan momentnya pas sama imlek. Saat lagi ada acara itu, ternyata ada barongsai beratraksi. Tertarik, datanglah aku mendekati barongsai itu.

Bergaya ala fotografer, aku yang selalu bawa-bawa kamera saku karena kamera SLR belum kebeli, ngambil angle barongsai itu dari berbagai arah. Sisi kanan, sisi kiri. Pokoknya banyaklah.

Nah, pas asyik-asyiknya moto saat bergeser aku ngerasa ada yang aneh. Bergeser ke kiri, eh barongsainya ke kiri. Bergeser ke kanan, eh barongsainya ke kanan. Eh, yang benar aja nih.

Agak gugup dan kaget, aku mundur-mundur. Lha kok, barongsainya malah maju ngikutin aku? Hia mami, barongsainya ngikutin aku. Panik, aku ngerasa kalau sekarang bukan barongsainya yang jadi tontonan tapi aku nih.

Aku ngerasa orang-orang mulai ketawa. Hua... dan aku ngerasa makin terpojok. Pas sampai aku mundur dekat pohon. Saat udah deg-degan banget terdengar Dueng, alunan musik pengiringnya beradu. Hup, untunglah barongsai itu langsung berganti tempat.

Aku yang masih deg-degan terdiam bingung. Nggak lama setelah itu, untungnya acara atraksi barongsai selesai. Agak kesal aku ngelihat ke arah kru barongsainya.Sresett, sebenarnya ingin  marah sih tapi pas ngelihat itu orang rada cakep dan ketawa aku malah terpaku.

“Kaget ya? Iseng banget sih foto-foto terus,”  katanya sambil mengulurkan tangan dan minta maaf.

Yah, rencana mara-marah akhirnya bubar karena dia manis juga.

Itu kejadian beberapa tahun lalu. Walaupun  masih suka nonton barongsai, sekarang aku  nggak mau kebanyakan tingkah lagi. Takut ngetop dan jadi pusat perhatian lagi. Jadi tontonan juga gara-gara barongsai.

 

Pokoknya, jangan sampai lagi deh. “ Aihhhh, dikejar barongsai...”   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun