Harian Kompas pada dalam artikel penanggulangan kanker berjudul Paradigma Masyarakat Belum Berubah, pada 21 Januari 2016 lalu menyebutkan, pola pikir masyarakat untuk mencegah dan memilih terapi kanker belum banyak berubah. Elisna Syahruddin, anggota Bidang Penelitian dan Registrasi Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengatakan, banyak masyarakat masih mengganggap sebagai penyakit guna-guna dan kutukan.
Pengetahuan masyarakat yang rendah tentu saja telah menyebabkan jumlah pasien kanker di Indonesia terus naik. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Globocan 2012 memperkirakan 300.000 kasus baru kanker dan 195.000 kematian akibat kanker. Kanker leher rahim (serviks) dan kanker payudara adalah dua kanker yang paling banyak diidap oleh perempuan. Kanker paru dan kanker usus besar paling banyak diderita oleh pria.
Berada dekat mbak Yani, saya merasakan beruntungnya sebagai perempuan sehat saat ini. Kendati demikian, kewaspadaan dan upaya pencegahan itu tetap perlu. Setidaknya meminimalkan risiko dengan gaya hidup sehat. Beraktivitas fisik, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan  menghindari stress.
Pagi ini, 4 Februari 2016, tepat pada hari Kanker Sedunia, Mbak Yani kembali menjalani tranfusi darah. Perempuan ini tengah bergulat dengan penyakit kanker yang berada pada urutan pertama penyebab kematian pada wanita.
Â
Semoga lekas sembuh, mbak Yani....!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H