- Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap masalah disabilitas
-Stigma (kutukan, nasib), isolasi dan perlindungan yang berlebihan.
-Kurangnya peran keluarga dan masyarakat terhadap masalah disabilitas dan penanganannya.
-Kurangnya upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.
- Masih banyaknya penyandang disabilitas yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan masih sangat rendah.
-Masih banyaknya keluarga penyandang disabilitas yang menyembunyikan atau menutupi bila memiliki anggota keluarga disabilitas
- Peran dunia usaha belum maksimal.
Sandi, kawan saya, menjadi disabilitas akibat penyakit Stroke yang dideritanya. Masih banyak penderita disabilitas lain, seperti Tuna Netra, Tuna Daksa, Tuna Rungu, dan lainnya. Intinya, semua membutuhkan fasilitas yang memadai.Pernah mengalami kelumpuhan dan hingga kini tidak total sempurna akibat Stroke, Dani memandang perlunya sejumlah kemudahan untuk disabilitas pada banyak fasilitas di tempat-tempat umum.
Kawan saya satu ini mengalami dan merasakan sendiri masih minimnya fasilitas umum untuk orang yang memiliki keterbatasan. Suatu hal yang dulu tidak pernah terpikirkan olehnya saat masih sehat dan normal. Saya mendengarkan ceritanya dan terdiam. Saya merasa, seharusnya seseorang tak perlu harus mengalami sesuatu untuk merasakan sesuatu seperti kawan saya ini. Salah satu yang Dani impikan adalah kemudahan di tempat ibadah. Pertanyaannya apatkah terealisasi ? (#windhu)
Â
Sumber :