Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kompasiana Blogshop: Jaga Diri Tanpa Ribet dengan Satu Klik

31 Oktober 2015   22:09 Diperbarui: 1 November 2015   08:46 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                    Presiden Direktur Jagadiri Reginald J Hamdani saat Kompasiana Blogshop Atma Jaya

ERA digital seperti sekarang ini, siapa yang tidak suka kepraktisan?  Sudah nggak zamannya lagi berepot-repot ria atau menghabiskan waktu untuk suatu urusan. Kalau ada yang mudah, kenapa harus pilih yang susah. Jika bisa dilakukan dalam waktu singkat, untuk apa harus buang-buang waktu?

Semua inilah yang kemudian mendorong saya untuk hadir dalam Kompasiana Blogshop bersama Jagadiri, yang digelar di Universitas Atma Jaya, pada 16 Oktober 2015 lalu.  Kebetulan, berkaitan dengan peringatan hari Asuransi yang jatuh setiap tanggal 18 Oktober, tema menarik yang dibahas adalah Insurance in Digital Area.

Kegiatan Kompasiana Blogshop di Kampus yang ada di bilangan Jendral Sudirman ini merupakan salah satu dari tiga kampus yang juga menggelar acara sama sebelumnya, yakni UNJ pada tanggal 12 Oktober dan Perbanas pada 15 Oktober. Lima orang perwakilan Kompasianer dihadirkan di setiap kampus.

                                Pemaparan Tren Digital di Indonesia

Berada di areal kampus Atma Jaya yang mayoritas berisi anak muda, membawa para Kompasianer juga lebih merasa awet muda, meski sempat dibingungkan mencari lokasi gedung tempat berlangsungnya acara Kompasiana Blogshop yang tidak tertera pada pemberitahuan.

Jumat siang itu, di kampus Atma Jaya sedang banyak kegiatan dan seminar kemahasiswaan. Salah gedung berarti salah seminar. Sempat salah memasuki sebuah ruangan seminar dan diduga sebagai guru yang hendak hadir dalam lomba cerdas cermat karena berpakaian batik, akhirnya salah seorang mahasiswa yang menjadi panitia cerdas cermat berbaik hati mencari info dan bersedia mengantarkan ke aula BKS yang akan ada sebuah seminar meski tidak tahu bahasannya karena lain fakultas.Untunglah, kemudian saat di lantai 2 gedung BKS  akhirnya saya berada di tempat yang benar.

                              Penyerahan cinderamata dari Atma Jaya ke Jagadiri

Era Digital Yang Pengaruhi Hidup

BESARNYA  pengaruh digital dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di Jakarta menjadi bahasan pembuka Kompasiana Blogshop. Era digital membuat siapa pun, terlebih anak muda sangat akrab dengan kepraktisan penggunaan untuk kegiatan sehari-hari.

 Coba saja, saat ini, siapa yang tidak tahu Gojek, Traveloka, Grab Bike, Air Asia untuk kegiatan Traveling? Siapa yang tidak pernah mencoba Matahari Mall, Elevania, Tokopedia, dan Zalora untuk berbelanja online? Siapa juga yang tidak pernah menggunakan whatsapp, Line, dan BB sebagai sarana komunikasi? Bermedsos menggunakan path dan instagram ataupun menikmati entertainment melalui Youtube?

Reginald J Hamdani, Presiden Director Jagadiri menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berpotensi untuk berkembang menjadi 7 besar dunia pada tahun 2030. Data lembaga McKinsey September 2012 menyebutkan, jumlah kelas menengah ke atas juga akan mengalami peningkatan menjadi 135 juta jiwa. Dengan pertambahan jumlah tenaga kerja ahli menjadi 113 juta jiwa maka akan membuka peluang pasar senilai $1,8 Triliun. Kesejahteraan hidup di Indonesia diprediksi semakin membaik.

                                           Pemaparan dua petinggi Jagadiri

Nantinya, menurut Reginald, pada tahun 2025 diperkirakan sebanyak 70 % berada pada usia produktif (15-64 tahun), hanya 10 % berada pada usia di bawah 15 tahun. Selama tahun 2020 hingga tahun 2030 merupakan masa bonus demografi dengan jumlah usia produktif yang tinggi dan sebanyak 60 % di bawah usia 30 tahun.

Perkembangan ini,  jelas Reginald,  nantinya selaras dengan pesatnya tren digital di Indonesia. Saat ini saja berdasarkan e-marketer.com,diperkirakan terdapat 83, 7 juta pengguna internet di Indonesia (2014) yang akan berkembang menjadi 94 juta pengguna internet (2015).  

Nah, hal ini masih ditambah dengan jumlah pengguna facebook sebanyak 80 juta yang menjadikan sebagai nomor 4 terbesar dunia, dengan jumlah pengakses melalui smartphone sebanyak 75 %. Belum lagi jumlah 30 juta pengguna twitter dengan Jakarta sebagai kota teratas.

                                 Mahasiswa sedang asyik nge-tweet mengenai acara Kompasiana Blogshop

Menakjubkannya, dari 269 juta jiwa pengguna ponsel, sebanyak 57 juta jiwa pengguna smartphone setiap orang memiliki lebih dari satu ponsel. Tak kalah menariknya adalah sebanyak 60, 2 % pengakses internet berada dalam rentang usia 25 hingga 44 tahun.

Pesatnya pemakaian internet ditunjukkan melalui data setiap harinya sekitar 13, 8 jam dihabiskan untuk berinternet, dengan waktu rata-rata 2 jam 54 menit digunakan untuk bersosial media. Jumlah pembeli online sebanyak 4,6 juta jiwa akan bertumbuh menjadi 7,4 juta jiwa pada tahun 2015 sehingga total belanja yang dilakukan pun diperkirakan meningkat hingga 4,5 Milyar USD pada tahun 2016. Bayangkan 54,1 % pembeli online membeli melalui smartphone !  Ini berdasarkan data Mckenzie Consulting (2013).

Asuransi Di Era Digital

LALU  apa hubungannya dengan Asuransi?  Apa sih asuransi jiwa itu? Kenapa ada asuransi jiwa?  Apakah asuransi jiwa memang diperlukan?

Berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), ada dua  tipe asuransi, yakni individual dan grup dengan produk asuransi tradisional (46,1%) dan unitlink (53,9%) yang dipasarkan melalui jalur agen (44,1%), bancassurance (35,6%), dan  lainnya (20,3%). 

                                                      Perlukah Kita Berasuransi?

Penetrasi asuransi di Indonesia masih dinilai rendah, yakni 18 % dari seluruh populasi  dengan  4, 5 % jumlah asuransi individu . Dari total 240 juta jiwa, hanya 43,7 juta jiwa yang memiliki asuransi, dengan jumlah sekitar 11 juta asuransi jiwa individu. Sisanya sebanyak 19,6 juta jiwa tidak memiliki asuransi.

Kabar baiknya, kepedulian berasuransi akan meningkat pada orang berusia 20-39 tahun. Tentu saja dengan memanfaatkan internet untuk mencari online melalui search engine untuk segala produk yang dicari, termasuk asuransi.Pertimbangan untuk membeli produk asuransi sebanyak 90 % masih berdasarkan rekomendasi dari orang yang mereka kenal, sebanyak 70 % secara digital melalui opini online konsumen dan brand website. Selain itu, televisi tetap jadi rujukan pembelian.

Meningkatnya perkembangan era digital pada konsumen Indonesia telah membuka peluang yang juga sangat besar dalam belanja  secara online yang menyediakan kenyamanan dan dapat diakses 24 jam 7 hari dimanapun dan kapanpun.   Termasuk menentukan pilihan asuransi.

Tanpa Beban Jagadiri Di Era Digital

SEBAGAI salah satu perusahaan asuransi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jagadiri yang termasuk dalam Salim Grup tentu saja tidak ingin ketinggalan momen era digital.  Jagadiri melakukan terobosan sebagai perusahaan asuransi pertama yang fokus dengan digital  direct marketing.

                              Mahasiswa Atmajaya mengajukan pertanyaan mengenai asuransi

 

Reginald memaparkan, Jagadiri menawarkan hal yang berbeda dalam berasuransi. Semua dilakukan melalui online.Jagadiri meniadakan pembelian asuransi melalui agen. Akses mudah online melalui website, telemarketing, dan mobil apps hanya perlu dilakukan tiga langkah, yakni klik pilih produk, isi data, dan bayar langsung terlindungi. Tiga produk Jagadiri saat ini, yakni asuransi jiwa (Jaga Jiwa), asuransi kesehatan (Jaga Sehat), dan asuransi kecelakaan (Jaga Aman).

Tampil sebagai asuransi tanpa beban, selain dapat konsultasi online, pembeli asuransi segera mendapatkan proteksi mudah dan instan (langsung proteksi melalui pembelian online/e-polis). Kepastian proses klaim tanpa ribet (jaminan klaim 14 hari/e-claim). Tanpa perlu cek kesehatan dengan jaminan pasti diterima sebagai nasabah asuransi yang diikuti biaya premi terjangkau.

 

                                                 Perbedaaan asuransi

Kelompok usia mahasiswa yang menerima edukasi mengenai asuransi saat ini, nantinya akan tumbuh menjadi generasi usia produktif dengan penghasilan minimal kelas menengah di Indonesia dan sudah mengenal asuransi yang baik untuk dijadikan pilihan. Meski demikian, kelompok mahasiswa juga bisa mencoba asuransi kecelakaan termurah yang bisa dijangkau Rp.5000. Info lengkap bisa dibaca di www.jagadiri.co.id.

Etika Berinternet

MELENGKAPI edukasi mengenai asuransi di era digital, Kompasiana Blogshop ikut membekali para mahasiswa Atma Jaya dengan Netiket, etika berinternet. Suatu bahasan penting karena terdapat 88,1 juta jiwa pengguna iinternet saat ini berdasarkan riset APJII-Puskakom UI pada Maret 2015.

                                             Netiket, Etika Berinternet dari Nurulloh, Content and Comunity Editor

Nurulloh, Content and Community Editor Kompasiana mengajak para mahasiswa untuk mengingat kembali  masalah yang pernah timbul akibat internet, yakni kasus Prita Mulyasari yang dianggap mencemarkan nama baik sebuah rumah sakit akibat mengeluh di milis, Bupati Kutim Isran Noor yang memidanakan warganya karena dianggap menghina di Facebook, Wahyu Dwi mahasiswa Udinus Semarang yang diminta mundur karena mengkritik kampusnya di situs website, hingga Florence Sihombing yang dianggap telah menghina warga Yogyakarta melalui sosial media.

Semua kejadian ini karena perilaku berinternet yang melanggar UU ITE sehingga sangat penting berpikir sebelum posting. Nurulloh menyampaikan sejumlah etika yang harus diperhatikan dalam berinternet, yakni :

- Berperilaku baik mengingat sikap adalah segalanya

- Tidak ‘Nyampah’ (over posting). Tidak memposting atau menayangkan konten terlalu  berlebihan sehingga mengganggu kenyamanan pengguna lain

- Menghargai hak cipta. Jangan pernah menggunakan hak karya orang lain dengan semena-mena tanpa sepengetahuan atau izin pemilik konten

- Berbagi hal baik. Berbagi ilmu, berita dan hal lain yang baik dan bermanfaat

- Menjaga privasi orang lain. Tidak mengumbar aib dan mengganggu kenyamanan hidup pengguna lain

- Bertutur baik. Harus menggunakan bahasa yang baik dan tidak kasar dalam mengisi atau menayangkan konten dalam akun sosial media

Dalam kesempatan Kompasiana Blogshop, Nurulloh pun mengajak para mahasiswa untuk bergabung dengan Kompasiana, yang sudah hadir sejak tahun 2008  sebagai media warga untuk menyampaikan pendapat, berita, dan fiksi. Terlebih pada akhir tahun akan diselanggarakan Kompasianivaal di Gandaria City

Richard Yang Memikat

RICHARD mahasiswa semester V jurusan Manajemen yang hadir saat Kompasiana Blogshop bisa dibilang sebagai peserta edukasi yang cerdas sekaligus beruntung. Tiga souvenir dari Jagadiri berhasil didapatkannya karena aktif menjawab pertanyaan Reginald J Hamdani, Presiden Direktur Jagadiri, yang cukup terkesan dengan pemahaman Richard mengenai asuransi.

Salah satunya adalah mana yang lebih dulu perlunya asuransi atau investasi? Proteksi terhadap diri perlu dilindungi terlebih dulu sebelum berinvestasi walau tujuan keduanya berbeda. Asuransi merupakan upaya berbagi risko dengan sistem gotong royong.

                          Penampilan Kocak Rigen, Stand Up Comedy

Kegiatan Kompasiana Blogshop setengah hari di kampus Atmajaya selain dimeriahkan dengan berbagai pertanyaan berhadiah dan doorprize, ditutup dengan tawa lepas dengan penampilan kocak dari Rigen, salah satu finalis Stand Up Comedy. Hiburan mengocok perut yang pas karena setelah belajar asuransi jagadiri. (#windhu)

Foto dokpri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun