Penataan trotoar sendiri sebenarnya sudah dimulai pada tahun 2014, saat Joko Widodo masih menjabat sebagai gubernur. Menurutnya kala itu, penataan kabel dan pipa yang berada di bawah trotoar juga perlu dilakukan, bahkan terintegrasi agar perawatan dan pemeliharan juga menjadi lebih mudah. Hal ini supaya tidak perlu terjadi penggalian berulang-ulang yang dapat membongkar trotoar jalan berkali-kali hingga mengganggu kenyamanan.
Â
Trotoar Nyaman, Ruang Publik Yang Masih  Dirindukan
Ahli tata kota dari Universitas Tarumanegara, Suryono Herlambang mengatakan, kehadiran trotoar yang memadai sangat penting untuk mendukung peralihan dari moda transportasi pribadi ke publik.
Menurutnya, pembangunan transportasi publik akan optimal jika kondisi trotoar semakin baik. Tentu saja untuk itu fungsi dan fasilitas yang dibutuhkan juga dilengkapi, seperti bangku, pohon peneduh atau koridor berkanopi, dan lokasi yang telah ditentukan untuk pedagang kaki lima.
Trotoar di Indonesia masih harus bergulat dengan kondisi aman dan leluasa dari kendaraan bermotor. Pejalan kaki di Jakarta harus menahan diri hinga bisa merasakan hal yang menyenangkan, melintasi rute yang mudah dan jelas. Selain itu pejalan kaki Indonesia masih harus bersabar untuk memperoleh kemudahan jika berjalan kaki menuju segala arah tanpa hambatan, seperti gangguan naik-turun, jalur yang sempit, dan adanya pihak yang menggunakan trotoar untuk fungsi lain.
Jadi, trotoar yang punya nilai estetika dan daya tarik dengan dilengkapi dengan penyediaan sarana dan prasarana jalan seperti taman, bangku, dan tempat sampah masih tetap harus ditunggu. Trotoar yang nyaman masih dirindukan. Sebuah tantangan dan harapan.
Â
Bagaimana dengan jembatan penyeberangan ?