Â
                  Kendaraan roda dua diparkir di atas trotoar
Upaya Pemerintah
KONDISI kualitas jalur pejalan kaki turut berperan menjadikan pejalan kaki menjadi segmen ketiga terentan mengalami kecelakaan lalu lintas di Indonesia berdasarkan data World Health Organization (WHO), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan kesehatan. Sebanyak 21% korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia berdasarkan data tersebut adalah pejalan kaki.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus kepada BBC menyebutkan, data kepolisian di tahun 2011, sebanyak 18 pejalan kaki meninggal dunia. Hal inilah yang mendorong koalisi ini untuk melakukan aksi di trotoar rutin dilakukan setiap Jumat. Meski demikian, koalisi Pejalan Kaki mengakui sejumlah upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan kepolisian untuk mengatasi masalah trotoar namun masih belum maksimal
Pada tahun 2015, Dinas Bina Marga DKI Jakarta telah berjanji akan memperbaiki sejumlah pedestrian yang rusak di ibu kota pada tahun ini.Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Suko Wibowo, mengatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk pemeliharaan trotoar dan betonisasi jalur bus Transjakarta berskala kecil.
Trotoar yang ada akan dilebarkan dari 1,5 meter jadi 3 meter. Hal ini merupakan komitmen untuk memperhatikan kepentingan para pejalan kaki di Ibu Kota. Selain melakukan pelebaran, Bina Marga juga akan merapikan tiang-tiang yang biasa berdiri di tengah trotoar. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan untuk menambah kenyamanan pejalan kaki, terutama bagi penyandang disabilitas. Pemerintah DKI sendiri menyadari tidak ingin hanya mengubah fasilitas pejalan kaki hanya disebut pedestrian yang ganti kulit.
Ketika sedang melintas sebagai pejalan kaki, diusahaka orang yang berjalan tidak ada tiang listrik, tidak terhalangi tiang telepon. Tidak seperti saat ini, misalnya pada tangga menuju busway di Mampang, siapa saja yang hendak menuju halte busway itu harus turun ke jalan dulu baru bisa naik lagi.