Saya pun kembali diam saja hingga ketika bertemu dengan beberapa kawan untuk membicarakan suatu kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan Kompasiana.
“Rasanya senang banget tulisan saya hari ini terpilih jadi Headline di Kompasiana. Banyak yang kasih tanggapan. Senangnya,” ujar Jo, salah seorang kawan saya tiba-tiba.
Kompasiana? Omongan kawan saya itu mengingatkan lagi pada media warga itu. Saya menjadi mulai tertarik. Apalagi, saat saya sedang membereskan rumah, saya menemukan adanya harian Kompas lama, yang salah satunya menuliskan tentang ulang tahun ke-1 Kompasiana dan kegiatan yang telah dilakukan selama kurun waktu tersebut.
Kata Kompasiana mulai memasuki alam pikir saya saat bertemu dengan sahabat lama yang menegur saya sudah tidak lama menulis padahal mengaku senang menulis.
“Win, teman kantorku suka ikut blog competition di Kompasiana. Kamu kan senang nulis ikutan saja. Lumayan, ada hadiahnya,” kata Ester, salah seorang sahabat saya selama belasan tahun.
Duh, saya mulai penasaran
Buat Akun Kompasiana
Maka, secara diam-diam saya akhirnya membuat akun di Kompasiana saat berada di kantor. Tanggalnya 14 Juli 2014. Saya baru sadar ternyata tanggal pembuatan akun Kompasiana saya cukup unik.
Setelah membuat akun Kompasiana, saya kembali terlupa untuk membuat artikel di Kompasiana. Hampir delapan bulan, akun yang dibuat dengan nama asli yang yang juga cukup unik itu dibiarkan kosong tanpa ada isi apa pun. Sekedar punya. Jadi jika ada yang tanya sudah punya akun Kompasiana, saya bisa bilang Sudah…