Â
"Asyiknya Bila bersepeda, berkeliling kota Jakarta. Kukayuh dengan sukacita, kurasakan indah dunia. Bila kupergi bersepeda bersama. Riang gembira. Senangnya hatiku saat bersepeda" (RAN)
Â
LAGU Bersepeda yang dilantunkan grup musik RAN begitu pas menggambarkan rasa senangku saat mengayuh sepeda setiap minggu pagi Car Free Day (CFD), di sepanjang Sudirman-Thamrin, Jakarta. Tidak terasa, sudah tahun ke-7 bersepeda menjadi ajang olahraga sekaligus sarana relaksasi pelepas penat kegiatan selama hari-hari kerja.
Mengenakan celana training panjang, kaus lengan panjang, berselempang tas kecil untuk tempat botol minum, tanda pengenal, dan handphone. Dilengkapi dengan penutup kepala, terkadang ditambah memakai kacamata, begitu gayaku saat bersepeda menyambut minggu pagi.  Â
Semua terasa indah dan menyenangkan sejak saat kayuhan pertama sepeda. Sudah terbayang jika sejak awal pagi akan menemukan hal-hal yang unik dan berjumpa dengan hal-hal baru yang menyenangkan di sepanjang jalan. Monas menjadi tujuan akhir kayuhan sepedaku yang mengambil rute dari rumah di Kemanggisan-sepanjang jalan tol Kebon Jeruk-Jalan Panjang-Senayan-Sudirman, Thamrin, dan sampai di Monas.
Kenapa Monas? Tempat ini paling menyenangkan untuk beristirahat sejenak. Hampir selalu ada acara yang tidak jarang menampilkan artis-artis top ataupun keunikan dari sebuah peringatan tertentu. Sambil menikmati pemandangan mata, ikut bernyanyi, dan tentunya menyaksikan tingkah polah warga Jakarta yang ikut memadati Monas.
Semua seakan ada, mulai dari orang yang berolahraga, orang yang berkumpul dengan komunitasnya, orang yang memiliki kegiatan, para pedagang yang menawarkan beraneka ragam barang, pentas kuda lumping, ondel-ondel hingga orang yang berfoto-foto ria dengan seniman Monas yang berpakaian unik, antara lain berseragam tentara emas, tokoh kartun, dan pocong-pocongan.
Semua keunikan dan keindahan setiap Minggu pagi ini bisa kusaksikan dan kualami karena jasa sepedaku. Tubuh semakin sehat dan bugar. Pikiran perlahan menjadi semakin positif dan tenang. Satu hal lagi, bersepeda juga sering kulakukan karena ternyata bisa membuat berat badan tubuhku lebih seimbang !
Berawal dari Teman
Sepeda yang kukayuh setia selama tujuh tahun ini merupakan sepeda pertama yang kumiliki setelah bekerja.Ketertarikan bersepeda membesar saat Nirwana, salah seorang teman yang pernah sekantor, selalu bersepeda untuk ke kantor dari tempat tinggalnya. Menurutku, suatu hal yang luar biasa seorang perempuan bersepeda dari tempat tinggalnya di Pondok Pinang ke kantor di wilayah Tebet. Suatu hal yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Teman yang ternyata saat itu akif di Komunitas Bike To Work juga selalu berupaya untuk mengajak bersepeda seperti Fun Bike. Acara gowes Hari Bumi menjadi awal perkenalanku dengan sepeda dan selalu teringat. Menginap di Pondok Pinang, Minggu paginya mengayuh sepeda pinjaman hingga Senayan untuk mengikuti Fun Bike dengan rute memutar di Monas dan berakhir di tempat awal.
Asyiknya, jika berangkat Fun Bike dengan sepeda pinjaman, pulang bisa punya sepeda baru. Seorang teman yang kebetulan mendapatkan doorprize Fun Bike, menjual sepeda dengan harga murah. Meski setelah itu seluruh tubuh terasa sakit dan harus istirahat seharian tidak bisa bangun karena bersepeda pertama langsung mengayuh dalam rute jauh. Ibu tak berhenti mengomel saat itu.
Namun, semua tak menghentikan rasa senang bersepeda rutin yang mulai muncul. Sempat mengikuti bersepeda di malam hari dalam kegiatan Bersepeda di Hari Kebangkitan Nasional. Beramai-ramai, dan finish di Monas, akhirnya tiba di rumah yang terlatak di wilayah Kemanggisan sekitar pukul 2.00 dinihari. Kaki pegal dan penat setelah mengayuh sepeda melintasi dua jalan layang. Meski lelah, bersepeda di malam hari menjadi kenangan yang mengesankan.
Seiring dengan waktu, bertahun-tahun berlalu. Teman satu persatu mulai tidak aktif bersepeda karena berbagai hal. Meski begitu, aku tetap mengayuh sepedaku setiap Minggu pagi. Tetap bersepeda untukmenyehatkan tubuh, sebagai sarana menenangkan tubuh dan menjaga pikiran tetap positif.
Itulah #ceritabersepeda yang kegiatannya masih kulakukan setiap minggu pagi di sepanjang jalan Car Free Day. Selain tubuh sehat dan menjaga selalu ceria, selalu kutemukan hal unik dengan bersepeda.
Ada atau tidak ada teman bareng tidak lagi menjadi masalah untuk enggan bersepeda. Menambah teman bisa dilakukan dengan para sepeda lain yang dijumpai saat menikmati keunikan yang ditemui saat Car Free Day. Bersepeda itu menyenangkan. Hari yang diawali bersepeda menjadi lebih cerah dan indah. Tepat rasanya menutup cerita bersepedaku dengan melanjutkan lagu Bersepeda yang dilantunkan RAN :Â
 "Kayuh-kayuh sepedaku tanpa sedikitpun ragu. Kumerasa hari ini indah, kan cerahkan hariku"
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H