Di tengah pandemi covid-19 Yayasan Puri Kauhan Ubud (YPKU) gelar ajang penulisas karya sastra berupa perlombaan yang terbuka untuk kategori umum. Jenis lomba yang digelar yakni penulisan sastra klasik seperti Geguritan, Kidung, Kekawin, dan Satua Bali. Selain itu jenis lomba kedua yaitu penilisasn sastra moders berupa penciptaan Puisi dan Cerpen berbahasa Bali.
Dengan bertemakan Pemarisudha Gering pada kegiatan lomba ini, diharapkan semua peserta lomba mampu menciptakan atau menulis karyanya sendiri berdasarkan ide, gagasan yang dimiliki oleh peserta itu sendiri, jadi pada intinya karya tersebut murni ciptaan diri sendiri.
Panitia pelaksana memberikan batas pengumpulan karya dari tanggal 14 Juni sampai dengan 1 Agustus 2021. Oleh sebab itu, panitia menggelar workshop terkait perlombaan yang digelar selama 3 hari bertutur-turut untuk meningkatkan semangat para peserta sekaligus memberikan informasi penting sebelum pembuatan karya sastra agar peserta bisa menciptakan karya secara maksimal.
Workshop pertama mengenai penulisan sastra Bali modern digelar pada tanggal 4 Juni 2021 secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting yang dihadiri oleh kurang lebih 228 peserta yang dipandu oleh saudari Teguh Mahasari selaku moderator. Acara dibuka dengan sambutan oleh bapak Ari Dwipayana selaku ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud dan dilanjutkan oleh bapak Sukardi Rinakit selaku Staff Khusus Presiden Pemberdayaan RI.
"kawentenan covid-19 puniki nenten dados pacang ngicalang utsaha iraga sareng sami antuk mekarya lan masastra, ngawentenin ajang ngaryaning sastra sane kagelar olih Puri Kuhan Ubud puniki sane ngangkat tema Pamarisudha Gering, kita akan bisa melahirkan banyak karya sastra, ampura tiang bahasanya campur niki. Semoga para peserta workshop kali ini bisa menemukan dan memeprpanjang ide ketika ingin berkarya dan meningkatkan kemampuan dalam menciptakan karya sastra Bali" Ujar Ketua YPKU
Dengan digelarnya perlombaan ini diharapkan bagar generasi muda kususnya di Bali bisa meningkatkan kreatifitasnya kembali meskipun di era pandemic covid-19 ini. (prwt'01)
Staff Khusus Presiden Pemberdayaan RI, bapak Sukardi Rinakit menyampaikan bahwa dengan berkarya sastra kita sudah meletakkan memori baru ke memori lama pada sastra sebagai catatan peradaban atau perubahan. "konteks gering agung, Pamarisudha Gering ini, dengan membuat sastra klasik maupun modern, bagi saya kita sudah membuat sebuah doa penyembuh, doa yang dimaksud adalah untuk kesembuhan dunia dari era pandemi covid-19. Saya apresiasi dengan YPKU yang di masa pandemi  ini berinisiatif untuk merancang kegiatan berupa lomba penulisan karya sastra." Ucap beliau dalam room daring.
Dalam workshop kali ini, ada 3 pemateri sekaligus motivator yang berbicara dalam konteks perlombaan untuk menyampaikan informasi penting kepada para peserta sebelum memulai penulisan karya sastra. Â Bapak I Ketut Sumarta selaku pemateri memberikan motivasi kepada seluruh peserta lomba dengan menyatakan bahwa menulis berbahasa Bali itu mudah. Beliau menyampaikan bahwa "menulis itu gampang, terlebih lagi sastra bahasa Bali lebih gampang dan menarik. Kalau kita menciptakan sastra dalam bahasa Bali enak sekali, karena bahasa Bali adalah bahasa sastra dan kosakatanya banyak sekali." Pemyampaian beliau bisa menjadikan motivasi untuk para peserta lomba nantinya.
Dengan menulis sastra di era pandemi, kita dapat menciptakan dan mencatat peristiwa penting dan besar di dunia yang dapat kita rasakan bersama dampaknya yaitu dari adanya pandemi covid-19.(prw t'01).
- Ria Parwati-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H