Sepertinya manager ini lupa atau tidak pernah mengalami bahwa di dunia ini ada banyak keajaiban dan kejadian-kejadian yang bisa saja terjadi di luar nalar manusia. Dia kurang baca ataukah bisa saja bodoh, Â seharusnya dia bisa mengerti dan paham jika Sang Maha menggenggam doa-doa hambanya seperti aku dan dilepaskannya satu persatu disaat yang tepat. Aku pernah baca bahwa takdir manusia sudah digariskan 50.000 tahun lalu sebelum Sang Maha menciptakan langit dan bumi. Dan ketika Sang Maha memanggil aku untuk kembali mengunjungi Baitullah lagi bukan karena kebetulan. Aku percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua ini karena takdir.
Sejujurnya aku menganggap ini sebuah akad tetapi ternyata akad tersebut diingkari. Sejak dahulu aku selalu diajar, semesta ini bagaikan sebuah tembok yang bergema, permasalahannya hanya waktu, doa pasti akan didengar dan jika baik bagiku pasti akan terkabulkan. Tidak perlu membalas orang yang mendzolimimu. Sang Maha tahu dan tidak tinggal diam. Balasannya akan berbalik kepadanya, entah di dunia atau menjadi abadi nanti
Akhirnya, hikmah yang diambil dari kegiatan ini adalah janganlah mudah percaya dengan orang lain bahkan dengan  atasan sekalipun, karena apa yang diucapkan pada malam itu berbeda dengan apa yang dia katakan beberapa hari kemudian (1 Oktober 2019).  Ini yang terjadi padaku. Jadi kegiatan ini sia-sia aja, bahasa kasarnya sich buang-buang duit terus menimbulkan kekecewaan di beberapa orang.
Note : Ketika aku membuat tulisan ini, Dooprize yang aku dapatkan dibatalkan. Menurut Pak Adiono, hadiah umroh ini dibiayai pribadi oleh direktur utama bukan oleh perusahaan. Terkait hal ini akan aku konfirmasi ke yang bersangkutan. Biar jelas.Â
Aku kemudian berpikir, aku termenung lama, berdebat di kepalaku sendiri. Perlu waktu untuk menemukan cara baru menghilangkan rasa sakit hati akibat dikecewakan seperti ini. Â Akhirnya hal yang perlu aku lakukan hanya sabar. Hanya menunggu waktu yang tepat akan tiba waktunya. Tentang rejeki tidak selalu tentang yang namanya Dooprize Umroh kan. Yang aku tau rejeki itu bisa datang dalam bentuk apapun. Sekarang mari menikmati setiap perjalanan hidupku, komplit dengan manis-pahitnya riak gelombangnya, karena yang aku tau hidup itu perjuangan itu sebabnya tidak boleh seadanya dan apa adanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H