Sore hari, kami jalan-jalan di sekitar masjid di tepi danau yang ada di Uzongol sambil berbelanja cemilan dan membeli simcard. Kami membeli Turkicell seharga 200 TL dengan kapasitas 10 GB + 5 GB.
Hari ke empat, rencana pengen mengunjungi Sultan Murat Plateau tetapi karena jalur menuju dipenuhi salju, akhirnya kami mencari alternatif lain.Â
Sore kami kembali berjalan-jalan di sekitar danau dan berniat menyewa sepeda untuk berkeliling di sekitarnya, tetapi dikarenakan harga sewa sepeda yang bagi kami "cukup" mengurus kantong yakni 70 TL selama satu jam akhirnya batal. Belum selesai kami menawar, gerimis. Ya sudahlah. Hari ini, cuaca berubah. Salju baru saja turun bersyukur banget kemarin udah foto-foto.Â
Hari ke lima, pukul 10.00 kami meninggalkan Uzongol. Tujuan selanjutnya ke Ayder, Rize. Perjalanan dari Uzongol ke Ayder sejauh 160 km. Apartemen kami terletak di dekat aliran sungai, di depannya terdapat kebun teh. Pemilik apartemen berada di Istanbul, sedangkan yang menjaga adalah seorang nenek. Fasilitas di apartemen kamar mandi dua, kamar utama dua, mesin cuci pakaian dan mesin cuci piring, kompor gas tanam. Heaternya masih manual, setiap hari kami memerlukan satu karung (ukuran 50 kg) kayu bakar sebagai pemanas, dan tahu kah anda nenek tidak bisa berbahasa Inggris, sehingga komunikasi dengan beliau menggunakan google translate voice.
Hari ke enam, kami ke daerah Camlihemsin Rize. Di pinggir sini berjejeran toko asli mirip suasana Swiss. Di sini kami juga berbelanja keperluan dapur di salah satu supermarket yakni SOK. Â Dari supermarket tujuan kami mengarah ke Zil Kale, sekitar 15 km dengan harga tiket masuk 5 TL per orang. Zil Kale merupakan kastil yang terletak di lembah. Kastil ini dibangun di atas batu yang curam, di lereng barat Firtina Creek di selatan untuk keperluan militer setelah Kekaisaran Ottoman menaklukkan wilayah tersebut. Zil Kale terletak di dalam Situs Arkeologi. Kastil terdiri dari dinding luar, dinding tengah dan kastil bagian dalam. Gerbang kastil luar dicapai melalui jalan setapak di arah barat laut.Â
Kembali turun ke bawah, nyari pom bensin. Makan siang di Cigerri Murat, aku memilih menu yang mirip bakso harganya cukup murah 70 TL. Selesai makan siang, tujuan selanjutnya menuju Ayder Village. Memasuki kawasan Ayder Village dikenakan biaya  15 TL untuk lima orang.
Eryck pengen main salju. Hingga dia tiba di Ayder langsung lari-lari jingkrak-jingkrak. Ayder ini memiliki pemandangan berbukit seperti Swiss. Padang rumput hijau, rumah di tepi bukit, rumah di tepi bukit, air terjun dan pegunungan bersalju adalah pemandangan di sini. Dan di sinilah untuk pertama kalinya, aku menikmati hujan salju.
Yah, salju yang membuat alam tak lagi indah. Bukankah sebelum salju turun, ada pohon-pohon yang menggugurkan daunnya, bunga-bunga lenyap bagaikan ditelan bumi, pohon meranggas. Dan salju merusak lukisan semesta yang berwarna-warni menjadi satu warna yakni putih. Udah puas main salju, waktunya pulang untuk masak-masak.
Hari ke tujuh, rencana kami akan ke kawasan Ayder Village lagi, tapi memilih daerah atas. Sebelum ke lokasi yang kami akan tuju, kami singgah di Ayderselaledagevleri dan bertemu dengan ownernya. Kami menyempatkan bertanya sewa-sewa penginapan. Kami akan ke Pokut Yaelasi, tetapi ternyata jalan yang akan dilalui penuh dengan salju. Efek yang ditimbulkan oleh salju yakni mematikan aliran lalu lintas.