"Pergilah kalian ke sana," katanya.
Tiba di lokasi mercusuar, kami beberapa kali mengucapkan salam, tetapi tidak ada balasan. Berbekal modal nekat, aku dan Fabio menaiki mercusuar. Di bagian pertama dari mercusuar (seperti pemberhentian) dikunci tapi aku tetap bisa melewatinya.Â
Tiba di bagian pertama, lututku gemetar, sambil membaca doa keselamatan dan fokus serta pelan-pelan menapaki tangga satu persatu akhirnya aku tiba di puncak mercusuar.
Malam hari aku menghabiskan waktu duduk di dermaga Waha, menikmati angin  malam dan melihat bintang di langit yang sedang betamburan ditemani keheningan.
Ahad, 11 Agustus 2019. Alunan Takdir berkumandang. Semalam Pak Dirman, mengajak kami untuk menunaikan salat Ied di lapangan Desa Waha, pukul 07.00 WITA salat Ied mulai dilaksanakan.
Pukul 06.30 WITA aku dan Farid berjalan kaki menuju lapangan. Pemandangan di jalan, mengherankn, "Kok masih banyak orang yang lalu lalang tetapi masih memakai baju biasa, belum lagi masih banyak yang duduk-duduk di depan rumah," Kami saling pandang, dalam hati berucap, "Kok orang-orang belum berangkat."
Sampai di lapangan, jamaah perempuan hanya 5 orang termasuk aku sedangkan jamaah laki-laki cuma 6 orang termasuk Farid. Salat Ied baru dilaksanakan pada pukul 07.16 WITA. Pulang dari salat Ied tujuan kami mengarah rumah jabatan bupati.
Selesai menunaikan salat duhur, aku mulai mempersiapkan peralatan diving. Â Pukul 14.00 WITA kami menuju spot diving. Dari 4 orang yang diving, aku dan Fabio. Sedangkan Charles dan Farid hanya snorkeling.