Insya Allah kau akan menjadi orang yang berkualitas. Insya allah, besok dan hari-hari berikutnya akan kau lalui dengan senyum kebahagiaan dan bahagia dunia akhirat serta percayalah kamu pasti bisa melewati cobaanmu.
Untukmu, jIkalau sampai saat ini masih ada air mata menetes bukan karena tak ikhlas tetapi sekedar rindu bertemu denganmu. Iya, aku rindu pada laki-laki ini, rinduku seperti bulir-bulir hujan yang tumpah dari langit, tak terhingga jumlahnya. Maka buat kawanku jangan pernah sekalipun engkau berpikir untuk benar-benar menyulap rinduku menjadi hujan, karena aku takut semesta akan tenggelam.Â
Hari ini tepat sebelas tahun empat bulan kepergianmu, aku ingin menuliskan tentang aku yang pernah menangis karenamu. Tentang kamu yang selalu ada untuk siapapun.Â
Untukmu, terkirim doa kesejahteraan seperti engkau dilahirkan dan kelak di hari kebangkitan. Selamat jalan kak, Tak ada lagi celaan darimu. Tetapi celaan mu tak akan dilupakan banyak orang.Â
_Buton, 13 Agustus 2019_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H