Dari googling, kota ini berdiri pada sejak abad 9, kota Vientiane seperti kota-kota di Indonesia, dan sampai saat ini jumlah penduduknya 800.000 jiwa. Adapun sarana transportasinya standar seperti bus dan juga tuk-tuk. Ough iya, di Laos tuk-tuk memiliki nama sendiri yakni JUMBO.
Dengan berjalan kaki, aku dan Aini mulai mendatangi titik-titik wisata utama kota Vientiane baik itu monument dan kuil. Destinasi pertama yakni That Dam, kemudian Patuxai Monument, trus mengunjungi kuil, chao Anouvong Park dan tentu saja cope visitor centre. That Dam itu bundaran kecil dan seperti tidak terawat ditumbuhi tanaman terletak di tengah-tengah jalan. Destinasi selanjutnya adalah Patuxai Monument.
Patuxai monument merupakan ikon Vientiane, mirip Arc de Triomphe di Pariz, Perancis. Patuxai berarti gerbang kemerdekaan. Patuxai Monument ini didedikasikan untuk para pejuang perang untuk kemerdekaan Laos atas Perancis. Nah kalo di Indonesia mirip Simpang Lima Gumul, Kediri. Kedatangan kami saat di kawasan ini sedang ramai --ramainya. Pengunjung dapat naik ke atas Patuxai. Suasana tamannya sangat cocok buat duduk syantai. Di tengah-tengah taman hijau terdapat air mancur yang dapat meliuk-liuk. Menurut beberapa pengunjung, jika malam tiba Patuxai semakin bersinar dan memantul indah dari atas kolam air mancur.
Di Taman Patuxai Monument (dok. pribadi)
Patuxai Monument (dok. pribadi)
Chao Anouvong Park merupakan sebuah halaman luas terus terdapat patung salah satu Raja Laos yang posisinya berada di samping Sungai Mekong. Jika sore hari ini tempat ini sangatlah ramai. Chao Anouvang Park ini bebas asap rokok lho. Disini, aku bisa melihat ribuan burung yang beterbangan dari dahan satu ke dahan lainnya di antara rindangnya pepohonan di Chao Anouvong Park yang menghijau. Udara yang sangat segar, ditambah semarak kicauan burung rasanya memompa energy yang begitu besar untuk memulai menjelajah kota ini.
Chao Anouvong Park (dok. pribadi)
Sore hari kami mengunjungi night market yang terletak di pinggir sungai Mekong. Pengunjung bukan hanya warga lokal tetapi wisatawan juga. Malah kami sempat bertemu dengan beberapa orang yang rutin menyeberang dari Thailand. Barang yang di jual seperti jajanan lokal, baju-baju, aksesoris, cinderamata menarik khas Laos
Di pinggir Sungai Mekong (dok. pribadi)
Cope visitor centre terletak di dalam rumah sakit rehabilitasi. Museum ini berisi pengetahuan tentang dampak perang Vietnam bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah perbatasan Laos -- Vietnam. Berdasarkan video yang aku tonton, antara tahun 1964 -- 1973 tentara AS menjatuhkan lebih dari 2 juta ton persenjataan di Laos. Kemudian menjadikan negara ini yang banyak di bom per kapita dalam sejarah. Lebih dari 270 juta sub amunisi dan 80 juta tidak meledak. Dari video juga satu orang terbunuh atau terluka hampir setiap hari dengan cara yang tidak meledak.
Di desa-desa masih ada bom-bom yang tidak meledak. Masih dalam video di tampilkan empat gambar tentang penyebab bom meledak.
Gambar 1. Seorang petani yang sedang mencangkul dan tidak mengetahui bahwa di dalam tanah terdapat bom.
Gambar 2. Anak-anak yang sedang bermain di tanah lapang kemudian menemukan bom. Bom tersebut dipake bermain. Sepertinya anak -- anak itu menganggap bom itu seperti bola.
Gambar 3. Seorang istri yang sedang memasak menggunakan tungku, panas dari tungku kemudian memicu terjadinya ledakan.
Gambar 4 Pemulung logam yang tidak mengetahui bahwa itu bom kemudian di jualnya.
Lihat Trip Selengkapnya