Kamis, 11 Januari 2018 pukul 11.05 waktu Singapore akhirnya aku tiba di negara pertama dalam perjalanan #40HariKelilingAsia Tenggara yakni Singapore. Tiba di bandara aku langsung menuju counter imigrasi. Perasaaan agak takut jangan sampai terkena random checking, dan Alhamdulillah tidak. Sebelum aku berangkat, aku bertanya kepada Kak Wuri dan Kak Riffa. Keduanya berpesan agar aku menyiapkan semua dokumen (booking hotel) dalam bentuk hardcopy.
Keluar dari bandara aku langsung menuju counter MRT. Dari Bandara, aku membeli tiket terusan untuk naik MRT dan bisa. Harganya $SGD 20 untuk tiga hari, harga ini tidak termasuk dengan depositnya sebesar $SGD 10. Keuntungannya  aku bebas naik bis, MRT dan LRT kemana aja selama tiga hari. Aku mulai mengumpulkan "peta Singapore" biar tidak nyasar dan brosur tempat wisata. Dalam peta yang berisi arah dan tempat-tempat yang menarik yang ada di negara ini dan peta ini gratis loh.
Setelah aku check-in, langsung menuju  bus station. Target hari ini adalah mencoba transportasi baik itu bus, MRT dan MRT. Pokoknya aku harus bisa mengetahui system transportasi di negara ini.
Kunjungan pertamaku yakni ke Haji Lane. Berdasarkan yang aku lihat, Haji lane sebuah kawasan kecil, seperti gang atau lorong yang terletak di Arab Street, Kampung Gam, Bugis. Di kawasan ini ada caf, restoran trus toko-toko yang menjual produk fashion. Bangunannya klasik dengan warna-warni yang cerah sehingga membuat kawasan ini menjadi unik.
Saat kunjunganku Singapore Art Museum sedang di renovasi. Dari petugasnya aku mendapatkan informasi jika museum ini merupakan museum seni kontemporer yang berfokus menampilkan seni kontemporer Asia Tenggara. Dari Singapore Art Museum aku berjalan kaki menuju National Museum of Singapore. Disebabkan kedatanganku jam 15.00 dan harga tiket $SGD 19 aku mengurungkan niatku. Next time lah.
Salah satu cara untuk menghemat budget selama di Singapura yakni mengunjungi tempat wisata gratis di Singapore seperti Singapore Botanical Garden. Menyesal aku gak sempat lari pagi di tempat ini. Sedikit cerita tentang taman ini, luas taman ini 60 Ha  didirikan oleh Agri-Horticultural Society tahun 1859.Â
Taman ini merupakan taman tertua di Singapore dan  taman ini telah dinobatkan sebagai situs warisan dunia pertama oleh UNESCO. Masuk ke taman ini gratis nah jika ingin masuk ke National Orchid Garden harus membayar tiket, jika tak salah ingat harga tiketnya yakni $SGD 8 atau 10.
Sabtu Pagi, kawanku Indah mengajakku ketemuan di Mall Ion Orchad. Waktu ketemuan direncanakan pukul 10.00 sampai pukul 11.00 dia gak datang. Melalui instagram anaknya Indah message mengajakku ke apartemennya, katanya pakai taksi saja ongkosnya itu hanya $SGD10. Sampai di apartemennya, dia menjelaskan alasan tidak datangnya yakni kunci rumahnya patah Hahaha.
Dia mengajakku makan siang  sambil menikmati nasi briyani dan the manis hangat. Setelah itu kami menuju Singapura Science Centre dan Garden by the bay. Singapore Science Center terdiri dari beberapa hall exhibition yang masing-masing memiliki tema-tema tertentu seperti tentang suara, bumi dan perubahan iklim, human body.Â
Nah setiap exhibition akan memperagakan ilmu pengetahuan yang saling berkaitan contohnya seperti hall of suara akan menerangkan bagaimana fenomena dan ilmu pengetahuan tentang suara. Tiga jam berada di tempat ini bagiku masih belum cukup. Suatu hari nanti jika aku ke Singapore tempat ini akan masuk daftar listku. Dari sini tujuan selanjutnya adalah Garden By the Bay.
Garden By The bay ini ruang terbuka hijau yang tentu saja menyediakan suplai oksigen bagi warga Singapura dan dapat juga sebagai objek wisata menarik bagi tukang jalan-jalan sepertiku.
Ketiga, air keran dapat di konsumsi langsung. Â Yang aku tahu air minum diolah dengan teknologi mutakhir sehingga air minum dapat dikonsumsi langsung. Kata Indah, di Singapore sendiri banyak tempat tap water, maka jangan lupa untuk membawa botol air minum. Di beberapa tempat taman kota di negara ini mendapatkan air minum gratis.
Meninggalkan Singapore menuju Malaka. Dalam perjalanan, aku merenung Singapore negara yang hanya 'sepelemparan batu" dari negeriku, negara yang luasnya sangat jauh dengan negeriku tetapi kesadaran masyarakat akan pentingnya, kebersihan. Negeriku kaya akan sumber daya alam  tetapi "miskin" sumber daya manusia.
Hal ini aku buktikan dimana ada keramaian misalnya jalan santai pasti akan selalu ada sampah yang berserakan, pemandangan ini sangat berbeda dengan negara tetangga ini. Di negara ini, kesadaran masyarakat itu sangat penting dalam memajukan negaranya. Sepertinya kesadaran dan tindakan saling berdampingan yang tentu saja memiliki peran penting untuk memajukan suatu negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H