Jika melihat sumur ini biasa aja, tetapi memiliki legenda yang cukup menarik. Bagi siapa saja yang meminum air dari sumur ini pasti akan kembali lagi ke Melaka. Ada juga versi lain yakni, siapa yang melempar koin ke dalam sumur, maka permohonannya akan terkabul, sayangnya aku tidak melakukan lempar koin.
Bagi aku, tiga hari di Malaka belumlah cukup menikmati wisata Melaka. Banyak hal yang menarik di kota ini, ketenangan dan kedamaian serta keindahan arsitektur bangunannya. Pengalaman di Melaka memberikan pemahaman bagaimana pemerintah daerah mengelola bangunan bersejarah sehingga menjadi sebuah pendapatan asli daerah. Seandainya kota Makassar dapat merawat dan mengelola bangunan bersejarahnya bukan sibuk menyusun kotak-kotak berupa RUKO yang sepertinya tidak terencana dengan baik. Mungkin saja, suatu saat kota Makassar perlu diberi penghargaan dalam bentuk rekor muri sebagai kota ruko terbanyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H