Pukul 14.10 WITA kami meninggalkan pos 3 menuju pos 4. Pukul 15.05 WITA kami tiba di pos 4. Aku meminta waktu sekitar 10-20 menit untuk beristrahat. Tubuh ini mulai lelah. Pukul 15.25 aku meninggalkan pos 4 menuju pos 5.Â
Tubuh mulai capek, kebiasaanku mulai muncul yakni jalan beberapa langkah terus berhenti mengambil nafas belum lagi bertanya terus ke Kak Rimba kapan sampainya. Kak Rimba dengan sabarnya menyemangatiku sedikit lagi di depan ada track dengan turunan dan kau pasti suka, tetapi kenyataannya malah semakin menanjak.Â
Pukul 17.05 WITA akhirnya tiba juga di pos V, yang mengejutkan di pos V sudah banyak tenda yang berdiri hingga kami susah mencari tempat untuk mendirikan tenda. Di pos V ini terdapat sumber mata air.Â
Aku bertanya ke beberapa orang, ternyata banyak pendaki yang berasal dari pulau Jawa, tepatnya mereka mengikuti open trip. Setelah mendapatkan tempat maka kami berbagi tugas yakni ada yang mendirikan tenda dan beberapa orang lainnya mulai menyeduh air serta memasak untuk makan malam.
Rabu 20 Juni 2018, pukul 08.58 WITA setelah sarapan pagi dan berdoa, kami bergerak menuju puncak. Sekitar 20 menit perjalanan, Kak Ancha dan Fathur meminta izin untuk kembali ke pos V. Alasannya Fathur sesak nafas.
Rinai hujan menemani perjalananku menuju pos 6 dengan track tanjakan seakan yang tiada henti. Tiba di pos 6, aku meminta istirahat sebentar. Kata Kak Rimba jalanmu pelan-pelan saja yang penting terus berjalan daripada buru-buru tetapi banyak berhenti.Â
Setelah menikmati energy bar aku melanjutkan perjalanan menuju pos 7. Dari pos 6, aku seakan masuk hutan yang kemudian berupa hutan lumut. Lama kelamaan hutan lumut menghilang dan masih tetap gerimis menemani perjalananku. Pohon cantigi mulai mendominasi pandangan mata di kanan kiri jalur.
Di pinggir telaga ada pertigaan yakni dengan jalur menuju rantemario dan puncak nenemori. Di pandu oleh kak Rimba, aku mengambil arah ke kiri. Dari telaga jalur telah landai, tanjakan tidak terjal lagi dan aku mulai mendengar suara-suara keributan yang artinya puncak telah dekat.
Kondisi puncaknya yang luas dengan triangulasi setinggi lebih satu meter. Menggapai puncak adalah salah satu harapanku di pendakian ini. Ada rasa haru dan bahagia. Jika pada umumnya orang tiba di puncak, akan mengabadikan moment di triangulasi beda halnya dengan diriku, aku langsung mengupas mangga dan menikmati potongan mangga. Seger rasanya menikmati potongan mangga di ketinggian.