Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjamah Gunung Binaiya

17 November 2017   02:34 Diperbarui: 17 November 2017   03:22 1922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Pertama

Setelah mandi dan sarapan pagi dengan menu nasi goreng di tambah the manis, tepat pukul 08.15 WIT kami meningggalkan Negeri Piliana. Kelompok kami terdiri dari  2 orang guide (Rahman dan Ical), 4 orang porter ( Kijang, Henry, Stanley dan Bucek) dan 11 orang peserta pendakian (Bang Virgo, Berry, Hizmi, Mbak Mila, Aku, Desi, Kaffie, Taufiq, Kristo, Aliando dan J-co). Biaya yang dikeluarkan untuk 1 orang porter yakni Rp. 150.000/orang/hari dan tugasnya hanya sebagai porter. Di camp mereka tidak akan memasak. Sedangan untuk guide Rp. 300.000/orang/hari. Tugasnya dapat membantu tim pendakian untuk memasak menjadi leader dan sweaper.

Medan yang dilalui menanjak, belum beberapa menit perjalanan aku diserang mual hingga muntah. Melewati kebun warga  menyusuri sungai tempayang kemudian menyeberangi sungai yahe  dan istirahat siang di Camp Yamitala. Pukul 12.44 WIT kami meninggalkan Yamitala. Perjalanan dilanjutkan menuju shelter Aimoto dengan vegetasi rapat yang didominasi tanaman rotan dan medan yang mulai menanjak. Pukul 17.07 WIT kami pun tiba di camp Aimoto. Saat tiba di camp langsung membantu mengambil air dan memasak untuk makan malam.

Hari Kedua

Pukul 04.00 WIT aku terbangun akibat suara dengkuran seorang teman.  Setelah melaksanakan sholat subuh, sarapan pagi dan packing. Pukul 07.44 WIT setelah berdoa memohon pertolongan sang Khalik perjalanan dimulai. Adapun target hari yakni di camp Nasapeha.  Setelah melakukan perjalanan sekitar 1 jam 11 menit aku terjatuh dan tempurung lutut (patella dalam istilah kedokteran) sebelah kiri terbentur. Rasanya sakit dan hampir saja membuatku menitikkan air mata, apalagi saat terjatuh medannya sedang menanjak. Belum hilang rasa sakit, datanglah Berry yang bertanya Cendz bagaimana keadaanmu. 

Sontak saja aku tidak menjawab, kudiamkan saja. Sejujurnya aku bingung mau menjawab apa dimana-mana ketika terjatuh pasti sakit dan aku pun harus fokus dengan track yang menanjak, ketakutanku jangan sampai aku terjatuh lagi. Sifat diamku ini sepertinya membuat Berry tersinggung. Bukan hanya dilapangan, bahkan dirumah pun ketika aku sakit, aku hanya diam saja dan menyembunyikan sakit yang aku derita, hingga saat parah barulah orang rumah mengetahui.

Dengan medan menanjak dan akhirnya pukul 11.09 WIT aku tiba di Puncak Teleuna. Aku beristirahat selama 21 menit. Pukul 11.30 WIT aku meninggalkan puncak Teleuna menuju High Camp. Dalam perjalanan dari Teleuna-High Camp banyak dijumpai kantung semar. Medan yang dilalui datar dan kadang-kadang juga ada menanjak akhirnya pukul 13.28 WIT aku tiba di High Camp. Saat tiba di High Camp aku pun istirahat siang dengan memakan satu buah pir dan segelas nata de coco. 

Di High Camp, keisengan Berry kumat dan sambil bercanda dia bilang Cendz, kamu ditampar dulu yah biar sadar, dan beneran sebelum menampar dia bilang Cendz maaf kamu aku tampar. Hiks. Karena saat itu hujan, sehingga istirahatnya pun lama. Ketika hujan agak reda, pukul 14.45 WIT aku meninggalkan High Camp menuju Manukupa. Medan mulai menanjak dan kemudian datar dengan vegetasi lumut dan banyak batuan. Pukul 16.55 WIT tiba di Manukupa dan perjalananku langsung kulanjutkan menuju camp Isilali. Menuju camp Isilali aku bertemu dengan dua orang porter. Mereka berniat untuk membawakan carrier dan tentu saja dengan halus aku tolak. 

Meskipun di pendakian ini aku menyewa porter tetapi carrierku yang berisi barang pribadiku tidak akan kuberikan dan aku masih sanggup untuk membawa barang-barangku. Pukul 17.37 WIT aku pun tiba di camp Isilali. Disebabkan beberapa teman telah kecapekan termasuk diriku maka diputuskan camp di Isilali. Seperti biasa tiba di camp sholat maghrib dan isya di jamak kemudian makan malam dan briefing. Pukul 21.32 WIT aku pun beristirahat. 

Baru sekitar sejam (22.39 WIT) beristirahat seorang kawan mengalami mimpi buruk dan otomatis aku terbangun setelahnya aku sudah tidak dapat terlelap lagi. Teruntuk seorang kawan terima kasih atas kritikan langsungmu yang tidak disampaikan di depan umum. Aku tau kamu bijak karena kamu berniat baik.

Hari Ketiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun