Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Enam Hari di Negeri Laskar Pelangi

5 Maret 2015   00:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_353926" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Belitung (dok.pribadi)"]

14254638451066247338
14254638451066247338
[/caption]

Mie Atep  terletak di Jalan Sriwijaya No. 27. Di kios ini menjual mie Belitung. Hari itu saya pun mencoba mie Belitung dengan es the manis seharga Rp. 18.000,-. Dalam penyajiannya mie ini dilengkapi dengan emping, potongan empek-empek, tahu dan ketimun serta kuah yang kental. Dari Mie Atep tujuan akhir saya adalah ke Kolong Murai atau Danau Kaolin atau Danau Biru.

[caption id="attachment_353928" align="aligncenter" width="300" caption="Mie Atep (dok.pribadi)"]

1425463933535807957
1425463933535807957
[/caption]

Tempat ini terletak di jalan Murai. Menurut masyarakat Belitung kolong berarti Danau. Kolong Murai ini terbentuk akibat pengambilna atau penambangan tanah kaolin sedalam 2 sampai 10 meter. Hamparan tanah kaolin yang berwarna putih dipermukaan dan didasar danau sehingga membuat air berwarna kebiru-biruan. Kalau ke tempat ini jangan terlalu dekat ke bibir danau, hal ini disebabkan tanah pinggir danau sangat rapuh.

[caption id="attachment_353922" align="aligncenter" width="300" caption="Kolong Murai (dok.pribadi)"]

14254635611958664859
14254635611958664859
[/caption]

Dari perjalanan selama enam hari di Negeri Laskar Pelangi, saya menemukan banyak kebahagiaan, ketulusan, kedamaian dan keamanan. Perjalanan ini membuatku paham akan banyak hal, menghargai perbedaan dan belajar untuk menghormati orang lain dan tentu saja bertemu dengan orang-orang bugis. Saya berharap perjalanan kali ini dapat menginspirasiku untuk menjadi lebih baik, bukankah  disetiap perjalanan akan meninggalkan suatu kesan tersendiri. Mengutip kata seseorang bahwa Seni dari sebuah perjalanan adalah Seni Penemuan Diri.

Ucapan terima kasih kuucapkan kepada: Ishak, Keluarga baruku (mama, nenek dan bapak Aji, kak Sufi, Kak Arfa, Kak Luke, Iqbal dan Farrel serta adek kecil atas canda tawanya),  Bapak Nardi, Bapak Nardi dan Mbak Ella, dan semua yang tak sempat kusebutkan namanya. Semoga Tuhan YME membalas kebaikan kalian semua. Amien11x. Terakhir terima kasih buat Sang Pahlawan yang telah mengajariku optimis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun