Informasi tentang situs Gunung Padang kudapatkan dari seorang junior yakni Adlien pada bulan September 2013. Kemudian kususunlah itenararynya tuk kesana. Rencana bulan Okt tp gak bisa karena sibuk dengan UTS dan UGB, kuajak seorang teman ahh dianya juga gak bisa. Sehingga keinginan ini hanya tinggal kepala saja.
Sampai pada akhir Januari 2014 saat berjalan – jalan di salah satu toko buku, akoE melihat buku dengan judul Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi, dan tak membutuhkan waktu yang lama buku tersebut kubeli.
Sebenarnya akoE hanya ingin jalan – jalan  di dalam Kota Bandung saja seorang diri untuk menikmati kesendirianku, tetapi Rencana mengunjungi situs ini kembali berkecamuk di kepalaku, semalam (11 April 2014 pukul 20.30 WIB), hingga kuputuskan tuk Sabtu berangkat, mau ngajak teman tapi karena dia lagi sibuk dengan penelitian sehingga kubatalkan, maka kubulatkan tekadku kesana
Sabtu, 12 April 2014
07.00 akoE sudah berada di pool damri yang ada di jln Dipati Ukur. Dengan rute Dago – Terminal Leuwi Panjang (Rp. 3.000). Pukul 07.30 diriku telah tiba di terminal. Karena tidak bus jurusan Cianjur, maka kuputuskan bertanya, dan ternyata bus ke Cianjur itu sama dengan bus yang ke Sukabumi. Dengan menumpang BUS MGI Bandung – Sukabumi (Rp. 18.000) karena lupa bertanya, maka kuputuskan turun di terminal Pasir Hayam. Saat di terminal kembali kubertanya kepada petugas kok tak kuliat angkot 43 yang menuju Bebedahan? Kata bapak petugas seharusnya kamu tidak turun di Terminal Pasir Hayam, soalnya BUS MGI itu lewat..oh walala..tak masalah pak dan tak lupa kuucapkan terima kasih. Dari terminal akoE menumpang angkot warna merah (Rp. 2.000) selanjutnya bertemu angkot 43 warna abu – abu. Dari jalan poros Sukabumi menuju Desa Bebedahan jalan yang dilalui itu pengerasan…ditemani semilir angin sepoi – sepoi yang sempat membuatku ingin tidur. Tarifnya hanya Rp 7.000 dengan memakan waktu sekitar 30 menit. Dari desa Bebedahan kemudian menumpang ojek Rp. 30.000. (kemudian menawar jadinya Rp. 55.000 PP) dari desa Bebedahan menuju Pintu Gerbang Gunung Padang, sejauh mata memandang adalah pemandangan kebun teh yang sangat indah nan hijau, tanpa  polusi. Tak lupa ku berbincang – bincang dengan tukang Ojek.
Ohh iya nama tukang Ojekku itu pak Agus, masih muda. Dia berkata Pak Presiden dan ibu pernah ke situs gunung padang, waktu dia datang sangatlah ramai. Dan jalan yang dilalui itu menuju Gunung Padang sangat mulus, sangat berbeda dengan menuju Desa Bebedahan. Kata Pak Agus juga, kalau hari libur tempat tersebut sangatlah ramai, dulu situs ini dijadikan tempat pemujaan.
Sampai di pintu gerbang, pengunjung dipersilahkan untuk membeli tiket (Lokal Rp.2.000 dan wisatawan Rp.5.000*kalo gak salah ingat). Setelah itu pengunjung akan melihat dan menaiki  tangga yang bagi orang yang jarang berolahraga membuatnya ngos-ngosan. Ketika kau sampai diatas maka akan disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah. Tak lupa kuambil gambar dan ada guide yang menawariku tuk difoto..hihihi.
[caption id="attachment_303252" align="aligncenter" width="300" caption="Tangga Naik (dok.pribadi)"][/caption]
Sempat guide tersebut bercerita tentang Situs Gunung Padang ini. Situs gunung padang ini memiliki 5 lantai. Nah yang paling atas itu adalah Singgasana Raja,
[caption id="attachment_303185" align="aligncenter" width="300" caption="Lantai 5, Singgasana (Dok. Pribadi)"]
Kalo di lantai 3 ada tempat duduk raja yang biasa digunakan untuk bermusyawarah. Katanya dulu ada batu besar yang menimpa situs ini hingga membuat batu – batu tersebut berantakan. Kata pemandu lagu batu yang beridir disebut lingga yang diumpakan laki – laki sedangkan yang tidur itu Yoni diumpakan sosok perempuan. Ada juga Menhir yang berbentuk batu Tegak, ada juga batu tidur loh namnya Dakon. Tuk daerah atas terdapat saung untuk melepas penat, ada juga pedagang loh. Tempat ini juga bersih.
[caption id="attachment_303186" align="aligncenter" width="300" caption="batu yang kududuki adalah tempat duduk Raja (dok. Pribadi)"]
Puas melihat dan menikmati pemandangan, akhirnya tiba waktunya meninggalkan tempat ini. Saat menuruni anak tangga, akoE berdoa dalam hati Ya Allah terima kasih atas kesempatan yang kau berikan hingga akoE bisa menginjakkan kaki di tempat ini dan bisa melihat lagi tanda – tanda akan kebesaranMu.
*Total Biaya yang kukeluarkan adalah Rp. 121.000 dengan rincian sbb
- Lontong Padang di Dipati Ukur Rp. 7.000
- Damri Jur Dago - Leuwi Panjang : Rp. 3.000
- Leuwi Panjang - Terminal Pasir Hayam ; Rp. 18.000
- Kacang di bus Rp. 4.000
- Terminal Pasir Hayam(angkot Merah) - Simpang Tiga Rp. 2.000
- Simpang tiga (angkot 43 warna abu-abu) - Bebedahan Rp. 7.000
- Ojek  Bebedahan - Gunung Padang Rp. 55.000
- Angkot Bebedahan - Jln Poros Sukabumi Rp. 5.000
- Bus dari Jln Poros Sukabumi - Leuwi Panjang Rp. 15.000
- Leuwi Panjang - Dago Rp. 3.000
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H