Sekiranya tulisan ini akoE buat setelah kembali ke Bandung, tetapi apa daya disebabkan karena adanya urusan akademik sehingga tulisan ini tertunda.
Keinginan untuk mendaki Tambora muncul setelah diriku melakukan perjalanan Medan - Aceh - Sabang. kemudian memulai membuat Rencana Operasional Perjalanan. setelah berdiskusi dengan seorang kawan, maka kupilihlah jalur Bandung - Bali - Lombok - Dompu.
Tanggal 4 Juni 2014 dengan menumpang pesawat Air Asia, hingga tiba di Bali pukul 17.45 WITA dari bandara langsung menuju Terminal Ubung dengan biaya Rp. 110.000
Tarif bus dari Terminal Ubung ke Dompu sebesar Rp. 450.000 beberapa calo bahkan memberikanku harga sampai Rp. 550.000 dan tentunya dengan halus kutolak. hingga akhirnya ada calo yang menawariku sebesar Rp. 430.000. Pukul 03.50 saya dibangunkan oleh calo tersebut kata beliau busmu sudah datang, tetapi yang membuatku heran kok busku gak masuk ke terminal, tetapi diluar terminal. sampai diluar ternyata tidak menggunakan bus melainkan mobil avanza..
5 Juni 2014, pukul 04.20 WITA meninggalkan ubung menuju pelabuhan padang bai. dalam perjalanan sempat bercerita dengan pak supir dan ternyata supir ini adalah supir yang mengantar mobil avanza menuju maumere, alasannya mengambil penumpang disebabkan daripada beliau jalan sendiri lebih baik mengambil penumpang meskipun harga yang diberikan calo ke dia hanya Rp. 300.000/orang, kebetulan saya berdua. melewati dua kali penyeberangan hingga akhirnya tiba di Dompu pukul 23.11 WITA
Berikut ini cerita perjalananku menuju Tambora
Sabtu, 7 Juni 2014
Pukul 08.00 kami bertiga (saya, farid dan Ardi) telah berada di terminal dompu perjalanan dari terminal hingga ke dusun Pancasila membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Â Nama busnya yakni Lintas Tambora dengan tarif Rp. 35.000/orang.
[caption id="attachment_316756" align="aligncenter" width="300" caption="bus (dok. pribadi)"][/caption]
Dari dusun Pancasila kami bertemu dengan Bang Ipul dan tak lupa mengisi buku registrasi serta membayar iuran sebesar Rp. 10.000/tim.
Dari dusun pancasila menuju pintu hutan kami menggunakan ojek  dengan tarif Rp. 20.000/orang. perjalanan pintu hutan hingga pos 1 dengan medan yang mendatar tetapi panjang ditambah lagi banyaknya pohon tumbang hingga pukul 16.45 kami tiba di pos 1. dari pos 1 kami langsung menuju pos 2. jalur pos 1 ke pos 2 banyak terdapat pacet disebabkan daerah tersebut lembab dan tidak terkena sinar matahari. di pos 1 terdapat sumber air. kami tiba di Pos 2 pada pukul 18.45 wita dan langsung melakukan kegiatan membuat tenda dan memasak. ough iya teman kami sampai kelaparan.
Minggu, 8 Juni 2014
Pukul 08.45 WITA setelah berdoa kami bertiga pun berangkat, medan yang dilalui sedikit mendatar dan panjang, dalam perjalanan kami bertemu dengan kawan pendaki hingga pukul 11.30 wita kami bertiga tiba di pos 3. setelah istirahat dan mengambil air, kami memutuskan untuk menginap di pos 5 disebabkan waktu masih panjang. dari pos 3 ke pos 4 dengan medan yang sedikit menanjak. di pos 4 ternyata ada signal telkomsel sehingga kami membrikan informasi kepada keluarga kami. Dari pos 4 menuju pos 5 tumbuhan didominasi dengan jelatang, Â dan pukul 17.07 WITA kami tiba di pos 5. dari pos 5 tampak pemandangan yang sangat indah, terdapat cemara meskipun jarang dan si bunga keabadian (edelweis).
[caption id="attachment_316755" align="aligncenter" width="300" caption="Pos 3 (dok.pribadi)"]
setelah makan malam lalu briefing kami langsung istirahat. pukul 02.24 setelah mengisi perut dengan makanan dan  minuman hangat kami bergerak menuju puncak. dalam perjalanan menuju puncak kami sempat kehilangan jalur, hingga kami memutuskan untuk istirahat (pukul 05.00 - 05.30). Dan saat itulah diriku serasa bertemu dengan seseorang yang menyuruhku melanjutkan perjalananku dan menunjukkan jalur. dan ternyata jalur itu benar.  Nampak dari jauh terlihat kibaran sang Merah Putih. dengan trek yang menanjak dan berpasir. pemandangan dengan punggungan bukit, kaldera yang spektakuler menanti dan bibir kaldera yang sangat luas. Saran sangat menuju pucak jangan mengambil arah ke kiri, karena arah tersebut menuju bibir kaldera.
pukul 06.44 kami pun tiba di Puncak Tambora 2851 mdpl. ada haru yang mewarnai kami bertiga, bahkan temanku Farid berkata ini pendakianku setelah 5 tahun tidak pernah mendaki. Caldera tambora yang menganga. kawah ini merupakan sumber letusan pada tahun April 1815 sehingga membuat gunung yang memiliki ketinggian 4300 mdpl menjadi 2851 mdp. Saat di puncak tak lupa kami mengabadikan moment tersebut.
[caption id="attachment_316749" align="aligncenter" width="300" caption="Puncak (dok. pribadi)"]
Pukul 07.32 kami berrtiga meninggalkan puncak. ough iya sebelum menuju puncak tenda kami bongkar dan carrier di gantung, hal ini disebabkan oleh adanya babi. dari pos 5 kami memutuskan untuk menginap di pos 1. Dengan medan yang menurun pastinya membuat kaki ini perih. hingga saat perih tak terkalahkan membuat kami tuk istirahat di pos 2. Â Pukul 18.21 kami tiba di pos 1.
[caption id="attachment_316750" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi carrier di pos 5 (dok. pribadi)"]
Selasa 10 Juni 2014
Setelah sarapan, bersih-bersih di camp kami bertiga menuju pintu hutan, sambil bercanda dan tak lupa saling cela antara kami bertiga. Tiba di pintu hutan, kami tidak menggunakan ojek lagi menlainkan jalan kaki sambil menikmati terik matahari dan pemandangan kebun kopi. dan pukul 12.29 kami pun tiba di dusun Pancasila dengan selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H