Pasanya, nelayan akan memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk melaut karena adanya pulau-pulau reklamasi.  Hal tersebut terjadi karena adanya pulau reklamasi, yang telah  menggeser habitat dan ekosistem ikan sehingga para nelayan harus berlayar lebih jauh jika ingin mendapatkan tangkapan yang  lebih banyak. Hal itu tentunya akan meningkatkan kebutuhan bahan bakar dan beresiko bagi para nelayan kecil. Hal tersebut sungguh miris, dimana Konsep Ekonomi biru yang seharusnya menunjukkan keberpihakan terhadap lingkungan, masyarakat pesisir, dan sumber ekonomi berkelanjutan pasca pandemi, justru melakukan perampasan ruang dan perusakan lingkungan ekosistem melalui proyek-proyek reklamasi. Dengan begitu maka, masih banyak yang perlu dipertimbangkan untuk menerapkan kebijakan ekonomi biru di negara Indonesia, yaitu perlu dipertimbangkan beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam mengimplementasikan ekonomi biru di Indonesia.Â
Implementasi ekonomi biru di Indonesia banyak menghadapi sejumlah persoalan sehingga potensi yang diharapkan dari sektor perikanan dan kelautan tak dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Tanpa perbaikan dan kerja sama lintas kementerian, lembaga, serta pelibatan berbagai masyarakat sipil, target ekonomi biru berpotensi merusak sumber daya perikanan dan kelautan Indonesia.Â
Tantangan terbesar bagi Indonesia dalam menerapkan ekonomi biru adalah perlu memahami potensi sumber daya perairan yang akan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Laju krisis iklim yang belum terkendalikan hingga penangkapan ikan yang dapat merusak, memberikan tekanan lebih tinggi terhadap kelangsungan hidup terumbu karang dan menjadi perhatian penting dalam hal penerapan ekonomi biru. Supaya, optimalisasi pengimplementasian kebijakan ekonomi biru pasca pandemi dapat berjalan dengan tepat serta tidak terkesan terlalu berpihak terhadap investasi pasca pandemi, dan ekonomi negara bisa lebih mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan peningkatan ekonomi rakyat, khususnya bagi masyarakat pesisir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H