Mohon tunggu...
RIA NURHALIZAH MANURUNG
RIA NURHALIZAH MANURUNG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Adaptasi Buku ke Film: Apakah Cerita Tetap Setia?

29 September 2024   17:43 Diperbarui: 29 September 2024   17:53 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez


Adaptasi buku ke film adalah salah satu tren yang paling menarik di industri hiburan. Dari karya sastra klasik hingga novel laris modern, banyak cerita yang telah diubah menjadi film, memberikan kesempatan bagi khalayak yang lebih luas untuk menikmati narasi yang sebelumnya hanya hadir di halaman-halaman buku.

Setiap adaptasi memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam menyampaikan detail naratif, karakter, dan emosi yang telah dibangun penulis dalam bentuk prosa. Ketika pembaca yang setia menonton adaptasi film dari buku favorit mereka, sering kali ada harapan tinggi bahwa cerita, tokoh, hingga dialog penting akan tetap dipertahankan. Namun, kenyataannya, adaptasi sering kali mengalami perubahan yang signifikan.

Berikut alasan mengapa hal ini terjadi.

1. Perbedaan medium: Buku vs Film

Buku memberikan kebebasan kepada penulis untuk menggambarkan pemikiran karakter, latar belakang, hingga elemen-elemen kecil yang memakan banyak halaman. Sementara itu, film dibatasi oleh durasi dan format visual yang padat. Rata-rata film berdurasi sekitar dua jam, yang membatasi kemampuan untuk menghadirkan cerita kompleks dalam format penuh. Alur cerita yang rumit atau subplot menarik dalam buku seringkali harus disederhanakan atau bahkan dihilangkan dalam adaptasi film agar film dapat tetap efisien dan mudah dipahami.

Contohnya, dalam adaptasi The Lord of the Rings karya J.R.R. Tolkien oleh Peter Jackson, ada sejumlah adegan dan karakter yang dipangkas, seperti Tom Bombadil, yang dianggap tidak penting untuk perkembangan cerita utama di film.

2. Visi Sutradara & Studio

Faktor penting yang memengaruhi kesetiaan adaptasi adalah visi sutradara atau produser. Setiap adaptasi film melibatkan interpretasi sutradara terhadap materi sumber. Meskipun beberapa pembuat film berusaha sebaik mungkin untuk tetap setia pada cerita asli, ada juga yang merasa perlu memodifikasi bagian tertentu untuk membuat cerita lebih relevan atau menarik bagi penonton modern.

Contohnya, dalam film "Jurassic Park" (1993) karya Michael Crichton yang di sutradarai oleh Steven Spielberg ini mengubah beberapa plot penting dari novelnya. Salah satu perbedaan utama adalah dalam karakterisasi John Hammond. Di buku, Hammond adalah pengusaha yang kejam dan egois, sementara di film, dia lebih digambarkan sebagai kakek yang baik hati dengan niat yang murni.

3. Perubahan Demi Penonton yang Lebih Luas

Film sering kali harus memenuhi ekspektasi komersial yang lebih luas daripada buku. Skenario, karakter, atau latar belakang tertentu mungkin perlu diubah agar lebih menarik bagi penonton global. Dalam beberapa kasus, elemen budaya atau lokal dalam sebuah buku diubah agar bisa diterima oleh audiens internasional. Ini terutama terjadi dalam adaptasi buku non-Inggris ke Hollywood.

Contohnya, The Hunger Games" (2012) karya Suzanne Collins dalam bukunya, "The Hunger Games" ditulis dari sudut pandang Katniss Everdeen, yang memungkinkan pembaca memahami emosi dan pikiran terdalamnya. Namun, di film, sudut pandangnya lebih luas, dengan banyak adegan tambahan yang menunjukkan bagaimana pihak Capitol mengatur permainan atau reaksi penonton di luar arena. Ini dilakukan untuk memperjelas alur cerita bagi penonton yang mungkin tidak membaca bukunya.

4. Pengaruh Efek Visual dan Teknologi

Film memiliki kekuatan visual yang luar biasa, dan adaptasi buku sering kali menggunakan teknologi untuk menciptakan dunia yang sebelumnya hanya dapat dibayangkan. Namun, efek visual juga dapat menggeser fokus cerita, menekankan aksi dibandingkan narasi emosional atau tema yang mendalam.
 
Contohnya, film adaptasi seperti Harry Potter menggunakan CGI untuk menghadirkan elemen magis yang menakjubkan. Namun, tidak sedikit penggemar buku yang merasa beberapa aspek emosional dari cerita, seperti perkembangan karakter, tidak mendapatkan sorotan yang cukup karena keterbatasan durasi dan fokus pada elemen visual.

5. Adaptasi Bukan Sekadar Duplikasi

Meskipun perdebatan tentang kesetiaan adaptasi buku ke film terus berlanjut, penting untuk diingat bahwa adaptasi bukanlah sekadar duplikasi cerita dalam format yang berbeda. Setiap film memiliki kebebasan kreatif untuk menginterpretasikan kembali materi asli, terkadang menambahkan lapisan baru yang tidak ada di dalam buku.

Film adaptasi yang sukses sering kali bukan yang 100% setia pada buku, melainkan yang mampu menangkap esensi cerita dan membawa penonton ke dalam dunia yang terasa familiar namun segar. Contohnya, film Dear Nathan karya Erisca Febriani dipuji karena berhasil menangkap semangat buku dan menjadi film yang laris di tahun 2017. Meskipun ada beberapa perubahan cerita dalam filmnya tapi tidak mengubah alur cerita dalam buku itu sendiri.

Berikut Film adaptasi buku yang harus kalian tonton.

Harry Potter
Film adaptasi dari novel fantasi karya penulis Inggris J.K. Rowling. Novel ini bercerita tentang petualangan seorang penyihir remaja bernama Harry Potter dan teman-temannya Ron Weasley dan Hermione Granger, siswa di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti cerita dari novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan penyihir hitam jahat yang dikenal sebagai Lord Voldemort. Tujuan Lord Voldemort adalah menjadi abadi, menaklukkan dunia sihir, memerintah orang-orang non-sihir, dan menghancurkan siapa pun yang menghalangi jalannya, terutama Harry Potter.

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) adalah film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Marchella FP. Film ini menceritakan kisah tiga kakak beradik, yakni Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Dara Aisha), dan Awan (Rachel Amanda), yang hidup dalam keluarga yang terlihat  bahagia padahal masing-masingnya saling menyembunyikan rahasia-rahasia terpendam.

Dear Nathan
Dear Nathan merupakan film drama remaja indonesia yang dirilis pada 23 Maret 2017 dan disutradarai oleh Indra Gunawan. Film ini dibintangi oleh Amanda Rawles dan Jefri Nichol dan diadaptasi dari novel Wattpadberjudul sama karya Erisca Febriani.

Adaptasi buku ke film adalah proses yang rumit dan sering kali melibatkan kompromi antara mempertahankan kesetiaan pada
materi asli dan memenuhi kebutuhan medium film. Meskipun beberapa penggemar merasa kecewa dengan perubahan yang dilakukan, banyak juga yang menikmati bagaimana film dapat membawa cerita favorit mereka ke kehidupan dengan cara yang berbeda.

Pada akhirnya, kesuksesan adaptasi bergantung pada sejauh mana film bisa menangkap inti dari cerita dan karakternya, bukan pada seberapa setia ia pada setiap detail buku. Bagi para penikmat cerita, baik dalam bentuk buku atau film, yang terpenting adalah pengalaman naratif yang memikat dan menyentuh perasaan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun