Mohon tunggu...
Rianto Harpendi
Rianto Harpendi Mohon Tunggu... Insinyur - Chemical Engineer

Dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mewujudkan Pembangunan Inklusif

26 Februari 2022   06:33 Diperbarui: 26 Februari 2022   09:41 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pembangunan inklusif dapat mereduksi ketimpangan dan kemiskinan. Sumber: gettyimages/nurphoto

Ekonomi Indonesia selama 20 tahun terakhir bertumbuh dengan baik. Bahkan, Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan baru dalam perekonomian dunia. 

Pada tahun 2045, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan pendapatan domestik bruto terbesar kelima di dunia. Dengan kata lain, Indonesia akan menjadi negara maju.

Indonesia punya potensi dan peluang menjadi negara maju. Indonesia bisa memanfaatkan momentum 100 tahun kemerdekaan menjadi perayaan sebagai negara maju. Salah satu pilar dari visi Indonesia 2045 adalah pemerataan pembangunan. Hasil yang diharapkan dari pilar itu adalah pembangunan yang inklusif.

Pembangunan yang inklusif adalah pembangunan yang menyediakan akses dan kesempatan bagi setiap orang. 

Prinsipnya adil, merata dan berkualitas; untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan. Namun, pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia selama 2 dekade terakhir belum sepenuhnya menyelesaikan masalah ketimpangan.

Pada dasarnya, ketimpangan adalah persoalan global. Setiap negara umumnya mengalami ketimpangan dalam bentuk dan tingkat yang berbeda- beda. Tingkat ketimpangan umumnya diukur dari rasio gini. 

Bank Dunia mencatat, rasio gini Indonesia tahun 2019 sebesar 0,382. Meski menurun dari tahun sebelumnya, angka rasio gini Indonesia belum bisa dikatakan baik.

Sebagai catatan, rasio gini Indonesia pernah menyentuh angka 0,28 pada tahun 2000. Bank Dunia mencatat, sejak tahun 2000 hingga 2019 tren rasio gini Indonesia cenderung meningkat. 

The United Nation University World Institute for Development Economic Research (UNU-WIDER) juga mencatat, ketimpangan di Indonesia selama 2 dekade terakhir meningkat tajam.

Tampaknya menurunkan rasio gini tetap sulit walaupun ekonomi bertumbuh dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun