Mohon tunggu...
Rianti Sholiha
Rianti Sholiha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Uin syarif hidaya

saya suka membaca dan menulis. menulis merupakan cara mengekspresikan perasaan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Readines, Konsep Kematangan dan Teori-Teori Belajar

6 November 2024   18:00 Diperbarui: 6 November 2024   18:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan, kesiapan atau readiness merupakan aspek penting yang mempengaruhi proses belajar-mengajar. Kesiapan belajar adalah kondisi di mana seorang individu, baik secara fisik maupun mental, sudah siap menerima dan merespons materi yang diberikan dalam proses pendidikan. Kondisi kesiapan ini berpengaruh pada hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa, karena tanpa kesiapan, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi. 

Selain kesiapan, konsep kematangan juga berperan penting dalam pendidikan. Kematangan merujuk pada kondisi fisik, mental, kognitif, emosional, dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar. Kematangan yang optimal diperlukan untuk memastikan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. 

Misalnya, anak-anak yang belum mencapai kematangan tertentu cenderung mengalami kesulitan saat diberikan materi yang lebih kompleks. Dalam psikologi pendidikan, terdapat beberapa teori belajar yang menjelaskan bagaimana manusia belajar. Dua teori utama yang sering dibahas adalah teori belajar behavioristik dan teori belajar humanistik.

  • Teori belajar Behavioristik

Teori ini berfokus pada perubahan perilaku sebagai hasil dari hubungan antara stimulus dan respons. Teori ini menganggap bahwa belajar adalah proses yang dapat diamati melalui perubahan perilaku seseorang. Tokoh utama dari teori ini adalah Ivan Pavlov dengan teori Classical Conditioning dan B.F. Skinner dengan teori Operant Conditioning. 

Dalam teori Classical Conditioning, belajar terjadi ketika suatu stimulus netral dikondisikan untuk menghasilkan respons yang diinginkan. Sementara itu, Operant Conditioning menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi, di mana perilaku yang diikuti oleh penguatan positif atau negatif akan lebih mungkin untuk diulangi.

  • Teori belajar Humanistik

Teori ini berfokus pada pengembangan potensi diri dan pemahaman diri sebagai tujuan utama dalam proses belajar. Tokoh penting dalam teori ini adalah Abraham Maslow dengan Teori Kebutuhan dan Carl Rogers dengan pendekatan humanistik dalam pendidikan. 

Menurut teori humanistik, belajar bukan hanya sekedar akumulasi pengetahuan, tetapi juga proses untuk mencapai kepuasan pribadi dan aktualisasi diri. Kesiapan belajar menurut teori ini dilihat dari perspektif psikologis, di mana siswa yang siap belajar adalah mereka yang sudah mencapai kematangan emosional dan memiliki motivasi intrinsik untuk belajar.

Kesiapan dan kematangan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan. Kematangan, baik fisik maupun mental, menentukan kesiapan seorang individu untuk belajar. 

Proses belajar yang efektif hanya dapat terjadi jika siswa telah mencapai tingkat kematangan tertentu, karena kematangan memungkinkan individu untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan emosional yang diperlukan dalam memahami materi pembelajaran. 

Pendidik perlu memperhatikan tingkat kematangan dan kesiapan siswa agar strategi pembelajaran yang diterapkan dapat disesuaikan dengan kondisi siswa. Dengan demikian, siswa akan mampu beradaptasi dengan tuntutan pembelajaran yang lebih kompleks dan mencapai hasil belajar yang optimal.

Kesimpulannya Kesiapan dan kematangan adalah faktor krusial yang mempengaruhi proses pembelajaran. Teori behavioristik dan humanistik memberikan landasan yang berbeda dalam memahami bagaimana belajar terjadi. 

Dalam teori behavioristik, perubahan perilaku adalah fokus utama, sementara dalam teori humanistik, pemahaman diri dan pengembangan potensi diri lebih ditekankan. 

Dalam konteks pendidikan, pendidik perlu memastikan bahwa siswa berada dalam kondisi yang siap dan matang untuk belajar agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun