Mohon tunggu...
Rianti Nur Fatimah
Rianti Nur Fatimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UPI Angkatan 2017

KKN Tematik Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Covid-19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI: Covid-19 Bukan Penghalang Anak untuk Belajar!

27 Desember 2020   11:01 Diperbarui: 27 Desember 2020   17:25 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 9 Maret 2020, WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi mendeklarasikan Covid-19 atau virus corona sebagai Pandemi. Artinya, virus corona ini telah menjadi wabah yang menyebar secara luas di dunia. 

Di Indonesia sendiri, data dari Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengenai Update Perkembangan Kasus Harian Covid-19 20 Desember 2020 mencatat bahwa jumlah kasus aktif sebanyak 103,239 (15.53%) dengan penambahan kasus positif +6,982. Sementara jumlah kasus sembuh sebanyak 541,811 (81.48%) dan jumlah kasus meninggal sebanyak 19,880 (2.99%). Tidak dapat dipungkiri covid-19 telah memakan banyak korban.

Selain memakan korban, covid-19 menimbulkan bermacam-macam dampak pada berbagai bidang. Dampak terbesar dirasakan pada sektor perekonomian dan pendidikan. Pada sektor Pendidikan terjadi perubahan yang sangat besar dimana pembelajaran yang awalnya konvensional seketika dituntut menjadi pembelajaran daring berbasis teknologi. Perubahan ini tak luput dari berbagai kendala yang dihadapi, seperti kesulitan mendapatkan jaringan internet, keterbatasan fasilitas, keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet, pemahaman guru akan teknologi, dan permasalahan lainnya yang tentunya akan berbeda-beda di setiap daerah.

Maka dari itu, Universitas Pendidikan Indonesia melalui program KKN Tematik Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Covid-19 di bidang pendidikan dilakukan guna membantu guru dalam proses pembelajaran, membantu orang tua siswa dalam mendampingi anak selama belajar dari rumah, dan membantu siswa agar tetap mendapatkan haknya untuk belajar. Hal yang diharapkan tentunya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam proses pembelajaran anak.

Hal yang saya temukan cukup mengejutkan, ternyata guru dan orang tua siswa sudah melakukan kolaborasi yang disesuaikan dengan kondisinya. Guru telah memahami keadaannya dan lingkungan sekitar, yaitu kurangnya pemahaman akan teknologi, koneksi jaringan, keterbatasan kuota, kondisi orang tua dan siswa. Hal tersebut membuat guru memikirkan solusi yang bisa dilakukan agar pembelajaran tetap berlangsung. Adapun solusi yang dilakukan, yaitu:

1) Membuat grup WhatsApp berisi orang tua siswa untuk membantu komunikasi, proses pembelajaran dan pemberian tugas. WhatsApp dipilih karena hampir semua orang tua memiliki WhatsApp dan bisa menggunakannya, cukup mudah untuk digunakan, tidak memakan banyak kuota, dan masih dapat digunakan walau di daerah dengan koneksi internet yang rendah

2) Dengan menggunakan kuota internet dari pemerintah mengurangi kendala keterbatasan kuota, guru membantu proses penyalurannya

3) Adanya masalah siswa tidak mengerti atau kurang paham akan materi yang diajarkan dan masih adanya keterbatasan fasilitas gawai, guru akhirnya mengadakan kegiatan home visit dengan mengelompokkan murid berdasarkan tempat tinggal mereka. Untungnya tempat tinggal murid disini masih dekat-dekat sehingga mudah untuk dibuat kelompok. 

Selain solusi tersebut orang tua siswa dan guru jadi lebih sering berkomunikasi untuk membahas anaknya baik secara daring via grup atau pribadi maupun secara luring saat kegiatan home visit berlangsung.

Dari sana dapat dikatakan bahwa Covid-19 bukanlah penghalang untuk anak belajar, anak tetap dapat belajar walaupun dari rumah. Bahkan dapat dikatakan bahwa covid-19 ini memberikan hikmah yang besar dalam sektor pendidikan diantaranya:

1) Guru dituntut tidak melupakan peranannya sebagai pembelajar sepanjang hayat, timbulnya kesadaran guru harus membiasakan diri dengan perkembangan dan teknologi

2) Orang tua siswa jadi turut andil dalam pembelajaran anaknya

3) Terjadinya kolaborasi antara guru dan orang tua yang sebelumnya jarang ditemui

4) Menghilangkan stigma negatif bahwa pendidikan hanya di dapat di sekolah dan tugas mendidik anak adalah tugas guru

5) Kesadaran orang tua untuk lebih memperhatikan anaknya

6) Siswa yang paham bahwa belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Cianjur,

Rianti Nur Fatimah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun