Mohon tunggu...
Rianti Marlistriani
Rianti Marlistriani Mohon Tunggu... Lainnya - Guru/ SMP Negeri 3 Tanjungpandan

Hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru dari Pemikiran KHD

26 Maret 2024   14:04 Diperbarui: 26 Maret 2024   14:11 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru dari Pemikiran Ki Hajar Dewantara 

Sebelum menjadi CGP dan sebelum saya mempelajari modul 1 tentang filosofi pendidikan menurut Ki hajar Dewantara, saya menganggap bahwa peserta didik di kelas saya adalah objek dimana seorang peserta didik harus mengikuti aturan yang diberikan oleh  saya sebagai guru dan  tanpa saya sadari telah menerapkan "Teacher Center" karena bagi saya  bahwa pembelajaran harus berpusat pada guru selama proses pembelajaran di dalam kelas agar tercipta pembelajaran yang efektif. Semua materi yang saya berikan harus dapat terserap oleh semua peserta didik dengan cara yang sama tanpa mempertimbangkan siswa yang mungkin mengalami kesulitan pemahaman. Semua harus mencapai target yang sama dengan cara yang sama pula. 

Terkadang saya kurang memperhatikan potensi, bakat, minat  dan cara belajar yang menyenangkan peserta didik di kelas. Saya terlalu semangat untuk menyampaikan materi dengan harapan agar peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan dan tugas yang dikerjakan selesai tepat waktu. Tanpa saya sadari saat mengajar masih sering menggunakan metode ceramah (kurang diskusi) sehingga ruang kolaborasi peserta didik menjadi sedikit dan saya menjadi capek sendiri.

Setelah mempelajari Filosofi Ki Hajar Dewantara, banyak hal baru yang saya membuat saya paham, diantaranya yaitu saya menjadi lebih mengenal dan memahami dasar filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa "Pendidikan harus Berpusat atau Berpihak pada Anak". 

Ki Hadjar Dewantara mengingatkan Pamong bahwa pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodrat anak yakni  sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Saya mulai menerapkan student center, dimana saya mencoba memberikan kerangka besar materi kemudian saya memberikan siswa kesempatan untuk bereksplorasi melalui projek dan menyampaikan pendapatnya dengan berdiferensiasi. 

Pembelajaran Berdiferensiasi sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara "Maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat." Pendidikan adalah "Tuntunan" dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak agar mereka dapat hidup dan tumbuh menurut kodratnya. 

Ki Hadjar Dewantara juga mengingatkan pendidik bahwa dalam menuntun atau membimbing peserta didik harus tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Generasi sekarang adalah generasi memiliki ketrampilan abad 21.

Dengan adanya pelatihan calon guru penggerak banyak sekali perubahan diri yang saya alami. Saya kembali melakukan refleksi dan evaluasi cara belajar saya bersama peserta didik.  Saya mendapat gagasan untuk mempelajari lagi teknologi khususnya dalam mengirimkan tugas-tugasnya yang bisa dikirimkan dengan berbagai model LMS, model pengiriman tugas dengan berbagai tantangan seperti artikel, ilustrasi, artikel dalam blog, grafik, video , presentasi infografis, , dan rekaman audio lainnya.

Pembelajaran di SMP N 3 Tanjungpandan Dalam Konteks Lokal Sosio Kultural

DI SMP Negeri 3 Tanjungpandan telah menerapakan pembiasaan baik berupa 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun). Setiap pagi kami bapak ibu guru yang terbagi dalam regu piket menyambut anak didik datang didepan sekolah sembari menerapkan 5S. Dalam konteks sosial kultural sebagi contoh kebiasaan Kerja sama dan tolong menolong, merupakan contoh konkrit yang bisa kita terapkan di sekolah. 

Di SMP Negeri 3 Tanjungpandan pada program "jumat bersih" dan "Jumat Bersedakah" yang merupakan sumbangan sukarela dari siswa untuk siswa, uang hasil jum'at beramal digunakan untuk berbagai hal seperti mengajak anak didik peduli dengan teman yang yatim piatu, kekurangan, sakit, terkena musibah atau kesripahan(ta'ziah).

Contoh yang lain saat penerapan kegiatan P5, dimana kita mengajak anak didik untuk lebih Beriman dan bertakwa, Berkebinekaan global, Mandiri, Gotong Royong, Bernalar kritis, dan Kreatif. Dengan memberikan berbagai projek sesuai dengan tema yang telah dipilih dan sesuai dengan konteks sosio kultural di sekitar mereka untuk bekal mereka hidup sebagai individu di masyarakat nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun