Mohon tunggu...
Rianti Julianah
Rianti Julianah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip, Universitas Muhammadiyah Jakarta

seorang mahasiswa yang ingin menyampaikan tulisannya melalui media sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Clara Shinta yang Melakukan Lobi & Negoisasi Terhadap Debt Collector

3 Juli 2023   16:57 Diperbarui: 3 Juli 2023   17:04 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Tangkapan layar video yutub di acara Tv Pagi Pagi Ambyar Trans Tv


Clara Shinta seorang Tiktoker awal mula ber urusan dengan seorang debt collector

Mengungkapkan awalnya dia tidak tahu akan kedatangan debt collector kejadian berawal ketika clara mengantarkan anaknya sekolah, ternyata oknum itu sudah mengikuti mereka dari sekolah hingga sampai di apartemen miliknya , debt collector itu datang menghampiri supir clara  dan tiba tiba menggambil kunci mobilnya begitu saja,namun tidak semudah itu debt collector mengambil kunci mobil clara, sebelumnya terjadi keributan terlebih dulu. Posisi kendaraan nya sedang terpakir oleh supir pribadi clara di apartemen yang dihuni nya, di daerah tebet Jakarta selatan.

setelah beberapa menit keributan terjadi akhirnya clara dipanggil oleh  pihak apartemen dikarenakan ada keributan, dan clara pun langsung turun ke basement dan para dbcollecor itu seketika mengeluarkan bukti surat surat untuk penarikan mobilnya, clara merasa tidak terima atas kedatangan debt collector karna dia merasa tidak pernah menggadaikan apapun miliknya, karna clara merasa dirinya memiliki kemampuan untuk membeli barang apapun yang diinginkannya dibeli secara cash.

di lokasi kejadian ada dari pihak kepolisian dan satpam setempat melakukan lobi terlebih dulu untuk di selesaikan di polsek terdekat untuk melakukan mediasi terlebih dulu, namun para debtcollector menolak untuk dibawa ke polsek, bahkan Kedatangan anggota kepolisan tersebut dalam perdebatan itu tidak membuat debt collector gentar.

“ ngapain kepolsek,engga ada urusan kepolsek “ ujarnya membentak salah satu  anggota kepolisian.

Akhirnya clara dan pihak lainnya yang ikut membantu dalam kasus ini melakukan negoisasi kepada debtcollector di lokasi kejadian, untuk bagaimana baiknya.  Namun tak kerap berhasil mereka mengungkapkan mobil tetap harus ditarik lebih dulu  meski clara melunasi hutang saat itu juga. Kembali clara bernegoisasi kepada para debcollector untuk menunggu keluarga besarnya terlebih dulu.

 “ saya sebenernya tidak masalah jikalau mobil itu ditariik dulu, tetapi saya mohon agar menunggu terlebih dulu keluarga besar saya untuk mengecek keaslian surat surat penarikan debt collector “ ungkap clara 

Lagi lagi permintaan negoisasi clara pun ditolak kembali oleh para debt collector, bahkan mereka semakin naik darah dan mencoba merampas kembali kunci mobil clara. Suasana pun menjadi panas dan tak kondusif karna aksi terjadinya saling ngotot oleh debt collector, meskipun polisi sempat berusaha menengahi clara,tetapi pihak kepolisian justru dibentak oleh debtcollector.

Akhirnya clara harus mengalah dan memberikan kunci mobil miliknya ke para debt collector. Usai menerima kunci dari clara, tanpa pikir panjang mereka langsung tancap gas meninggalkan lokasi kejadian. Meskipun pihak kepolisan ikut melakukan negoisasi  yang dimana dept collector berjumlah 30 orang dan tak sebanding dengan pihak pihak yang membantu clara, maka lobi dan negoisasi lagi lagi gagal dilakukan karna jumlah yang tidak seimbang. Dan situasi yang kerap tidak kondusif dari pihak debt collector yang tidak ingin mediasi, dan tidak menggunakan pikirannya secara dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun