Mohon tunggu...
Rian Ndjandji
Rian Ndjandji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Pemerintahan

Sebagai Dosen Ilmu pemerintahan - Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Santa Ursula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menolak Diskriminasi Terhadap Minoritas Agama dan Keyakinan

23 April 2024   23:21 Diperbarui: 24 April 2024   01:02 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebersamaan bupati Banyuwangi bersama para Tokoh Agama Pada Acara Halal Bihalal Sumber: KOMPAS.COM/Ira Rachmawati

Tegaknya kedaulatan hukum serta penghormatan terhadap hak-hak setiap warga Negara tanpa adanya diskriminasi merupakan cita-cita Era Reformasi. Pada faktanya, kebebasan di era reformasi justru memunculkan tindakan kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas agama dan keyakinan.

Pilar sebuah negara menjadi kekuatan bangsa dan negara, salah satunya yakni Bhinneka tunggal ika (berbeda beda tapi tetap satu) merupakan simbol negara, namun simbol itu hanya menjadi khiasan dan kebanggaan akan simbolnya. namun pada realitanya, selalu ada yang namanya disharmoni antara kata dan fakta. Antara yang terjadi dan yang semestinya terjadi. Seperti yang terjadi di wilayah jawa terhadap kelompok minoritas agama lain. 

Perlu diketahui bahwa pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk melakukan perlindungan hukum terhadap kelompok minoritas. Hal ini bisa kita lihat dari kebijakan-kebijakan yang sudah diterbitkan. Adapun aturan hukum terhadap hak asasi kelompok minoritas di Indonesia diatur dalam Pasal 28D, Pasal 28E dan Pasal 28I undang-undang dasar 1945, dan juga tersirat dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Diskriminasi merupakan suatu sikap, perilaku, dan tindakan yang ditujukan pada suatu kelompok berdasarkan latar belakang diri seperti ras, warna kulit, bentuk fisik, suku, agama, dan kelas sosial untuk mendapatkan sumber daya. 

Umumnya, tindakan diskriminasi dilakukan oleh golongan yang lebih besar (mayoritas) kepada golongan lain yang lebih kecil (minoritas). Hal ini tentu bukanlah hal yang baik, mengingat kita memegang ideologi Pancasila, yaitu ideologi yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila tindakan ini terjadi terus-menerus dalam jumlah yang banyak, tentu akan menodai kemurnian Pancasila serta menimbulkan perpecahan antar golongan di kehidupan bermasyarakat.

Menilik dari beberapa peristiwa di beberapa daerah jawa seperti larangan membangun tempat peribadahan agama lain, dilarang beribadah dan lain sebagainya. hal ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan pemahaman nilai-nilai, norma-norma serta doktrin ajaran yang dipegang oleh masyarakat dapat menimbulkan kekerasan serta diskriminasi antar umat beragama. Ironisnya, perbedaan yang ada di lingkungan masyarakat juga dapat menjadi faktor timbulnya tindakan diskriminasi.

Penyebab lain dari timbulnya sikap diskriminasi adalah adanya stereotip. Stereotip adalah pandangan yang tidak tepat terhadap suatu individu atau kelompok. Hal ini disebabkan karena stereotip adalah suatu hal yang dilekatkan terhadap seseorang atau kelompok tanpa mengetahui kebenarannya terlebih dahulu. 

Timbulnya diskriminasi yang dikarenakan lemahnya hukum diawali dari sikap pemerintah daerah yang mendukung kelompok yang intoleran seperti tidak adanya keberpihakan kebijakan bagi kelompok minoritas dalam melawan intoleran. Hal itu menimbulkan kekerasan terhadap kelompok minoritas karena merasa mendapat dukungan dari pemerintah setempat.

Kegiatan Penjagaan Sholat Id di Masjid Raya oleh Pemuda Kristen Syaloom di Kota Ende. Sumber: FOTO/Andrianto Umbu Ndjandji
Kegiatan Penjagaan Sholat Id di Masjid Raya oleh Pemuda Kristen Syaloom di Kota Ende. Sumber: FOTO/Andrianto Umbu Ndjandji

Bagaimana Strategi yang dapat meminalisir Diskriminasi terhadap kelompok minoritas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun