Mencari pekerjaan di Indonesia seringkali terasa seperti petualangan yang penuh liku. Meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) menjadi 4,82% pada Februari 2024, jutaan orang masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Apa saja sih, faktor yang membuat proses mendapatkan pekerjaan ini begitu menantang?
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen dan Rata-rata upah buruh sebesar 3,04 juta rupiah per bulan - Badan Pusat Statistik
Tantangan dari Sisi Pencari Kerja
 * Skill yang Kurang Relevan: Dunia kerja terus berkembang, menuntut keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri, seperti keterampilan digital. Sayangnya, banyak pencari kerja yang masih tertinggal dalam hal ini.
 * Salah Jurusan atau Tidak Sesuai Minat: Memilih jurusan kuliah atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat dapat menjadi batu sandungan dalam mencari kerja.
 * Kesenjangan Pendidikan: Pendidikan formal tidak selalu sejalan dengan kebutuhan industri. Perusahaan membutuhkan kandidat dengan keterampilan spesifik, sementara banyak lulusan perguruan tinggi belum memiliki keterampilan tersebut. Kesenjangan ini semakin diperparah dengan tingginya jumlah lulusan SMA/SMK yang bersaing memperebutkan lowongan pekerjaan yang terbatas.
Tantangan dari Sisi Perusahaan
 * Proses Rekrutmen yang Rumit: Proses rekrutmen yang panjang dan berbelit-belit seringkali membuat pencari kerja kehilangan minat.
 * Persyaratan yang Terlalu Tinggi: Persyaratan yang kaku, seperti pengalaman kerja bertahun-tahun atau IPK tinggi, dapat membatasi kesempatan bagi fresh graduate untuk masuk ke dunia kerja.
 * Kurangnya Transparansi: Komunikasi yang buruk dan kurangnya informasi yang jelas mengenai status lamaran dapat menyebabkan kekecewaan dan frustasi bagi pencari kerja.
Peran Yayasan Penyalur Kerja