Mencari orang yg rendah hati memang sulit. Saya tidak mengatakan presiden Indonesia tidak rendah hati. Insyallah pak SBY orang yg sangat rendah hati dan selalu berhati-hati dalam bertindak. Hanya saja, kejadian belakangan ini pemandangan di sekitar jajaran presiden tak enak utk dipandang.
Saya selalu tidak sangat senang melihat berita belakangan ini. Kebebasan pers dalam mengelola berita memang di ancungin jempol dalam menambahkan “bumbu“ di setiap kejadian yg akan di beritakan. Hal tersebut biasa, tak ada kabar burung yg selalu sama. Dapat “A“ akan bertambah “AB“ ketika sampai ketelinga berikutnya. Dan mungkin itu yg terjadi pada pers belakangan ini. Tetapi, saya tetap percaya terhadap tampilan video dan foto yg disisipkan dalam menyampaikan berita dalam kata-kata. Tentu pembahasan yg di suguhkan oleh pihak pers memang kadang tak menarik utk di ikuti. dan kadang2 pula, pihak pers membantu masyarakat utk mengetahui apa yg terjadi dalam barisan kepresidenan.
Saya tak mau di kunjungi oleh Presiden. Tetapi kalo difikir-fikir, kapan juga Presiden mau ngunjungi saya. Siapa saya ?!
Dalam konteks tak mau dikunjungin ini hanya tak ingin melihat segala yg dekat dengan presiden mencari “Muka“ dalam penjamuan kedatangan. Presiden hanyalah orang nomor satu yg bertugas memimpin negara. Setidaknya itulah definisi yg saya tau.
Tadi pagi, hari kamis tgl 14 okt 2010. Saya melihat dan mendengar tentang kunjungan presiden ke Wasior dalam rangka melihat secara langsung bagaimana keadaan yg sebenarnya. Perlu digaris bawahi utk keadaan sebenarnya !
Saya melihat secara mata melalui pers media televisi, bahwa sebelum kedatangan presiden kesana. Persiapannya terlalu "Lebay" atau berlebihan. Meningkatkan keamanan utk presiden memang wajar dan memang harus dilakukan utk orang nomor satu di Negara ini. Tujuan presiden utk melihat keadaan sebenarnya pasca banjir bandang tak mengena. Karena lokasi kunjungan presiden sudah separo di bersihkan. Itu berarti Presiden tak melihat secara nyata bagaimana kerusakan akibat bencana. Bagaimana jika presiden tidak kesana ? apakah pemulihan atau pembersihan lokasi pasca bencana akan secepat seperti ini ? memang tak semua daerah.
Apakah pendapat saya ini salah ? Saya tak ingin dikunjungin presiden. karena akan merepotkan banyak pihak. Lain cerita jika kunjungan presiden ketempat saya dengan cara yg sederhana dan merakyat.
Contoh lain, waktu halal bihalal di istana negara. Saya tak menyalahkan siapa-siapa. Tapi utk mencapai dan menyentuh tangan presiden butuh perjuangan dan penuh keringat melebihi antri beras ! adakah cara lain yg lebih asik utk dilihat tanpa ada korban utk halal bihalal di istana negara ?
Tapi sekali lagi, tak mungkin Presiden mengunjungi saya karena saya tak punya kepentingan hehehe...
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H