Mohon tunggu...
Muhammad Afriansyah
Muhammad Afriansyah Mohon Tunggu... Dosen - Manusia biasa yang akan terus belajar.

Mohon kritik dan saran nya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sifat Kepemimpinan dalam Menghadapi Bonus Demografi

22 Desember 2019   17:33 Diperbarui: 22 Desember 2019   18:43 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberanian dan Optimisme, pemimpin tarnsformatif harus siap dalam segala hal dan memiliki jiwa keberania dan optimis dalam menghadapi segala tantangan, meskipun situasinya kompleks, tidak menyenangkan bahkan tidak menentu.

Keterbukaan dan kepercayaan kepada tim. Pemimpin tranformatif ketika menjalin hubungan komunikasi bersama tim harus memiliki keterbukaan informasi dan saling percaya agar tujuan yang ingin dicapai mampu maksimal karena terdapat rasa integritas didalamnya.

Memimpin berdasarkan nilai, dimana harus sebagai seorang pemimpin memformulasikan dasar dasar nilai untuk mencapai tujuan agar tidak tergerus oleh kepentingan lain.

Proses pembelajaran yang terus menerus, bahwa dalam setiap tanggung jawab memiliki potensi kesalahan dan gagal. Maka apabila itu terjadi diperlukan untuk tetap dalam berusaha belajar dan terus mencari solusi dalam setiap lini.

Visioner. Pemimpin transformative adalah seorang yang bergerak sesuai visi yang jelas dan bergerak akan tujuan yang ingin diraih.

Tantangan kedepan tentunya semakin kompleks namun dengan tetap memiliki enam karakter diatas dan ditambah jiwa kewirausahaan yang mumpuni, maka menyongsong tantangan bonus demografi bukan lagi menjadi suatu hal yang dikhawatirkan. Kepemimpinan yang menginspiras, pengaruh, katalis perubahan, membangun ikatan dan penyelesain konflik merupakan pengelolaan realsi yang perlu dalam seorang pemimpin dalam menjalankan sebuah kelompok. Sedangkan tantangan dalam menghapi  bonus demografi sendiri ialah tingkat partisipasi angkatan kerja.

Dalam hal perkotaan dan pedesaan yang berbeda mengakibatkan terjadi kesenjangan dalam pertumbuhan ekonomi. Selain itu partisipasi perempuan menjadi tantangan sendiri dalam menghadapi proses bonus demografi ini. Secara tidak langsung semakin tinggi angka perempuan dalam angkatan kerja maka akan menekan angka fertilitas dimana alokasi waktu lebih banyak untuk alokasi publik dibandingkan domestic. Oelh karena itu semakin banyak perempuan yang terjun dala dunia kerja maka akan menekan dalam pertumbuhan penduduk. Tantangan dan peluang bonus demografi ini menjadi suatu yang saling terikat maka dari sebagai seorang pemimpin yang memiliki jiwa kewirausahaan dituntu untuk selalu kreatif dan inovatif dalam menghadapi perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Dimulai dari penanaman karakater kepemimpinan dan mampu melihat peluang yang ada dalam menyongsong perkembangan yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun