Jendela dunia memang pantas disematkan pada benda satu ini. Darinya kita banyak tahu, mengerti dan memahami arti kehidupan juga hiruk pikuknya.
Buku menurut saya adalah teman cerita, teman curhat yang memberi pemahaman dan perspektif baru tanpa pernah memotong pembicaraan.
Ketertarikan saya dengan buku bermula pada tahun 2019. Saat itu saya pergi ke bazar buku tahunan, Big Bad Wolf namanya. Ketika itu saya sedang merasa kesepian, bosan dengan rutinitas dan rasanya sangat lelah dengan banyaknya informasi yang saya dapat dari ponsel yang tidak kunjung berhenti. "Too much information will kill you" rasanya kalimat ini sangat berbanding lurus dengan keadaan saya saat itu.
Berjalan di ruangan yang sangat luas dengan tumpukan buku tersusun sesuai genrenya. Novel, cooking & baking, komik, hingga buku mewarnai untuk dewasa ada disini. Hingga akhirnya saya berhenti dan melihat buku self improvement yang membuat saya tertarik. Judulnya "Flow Di Era Sosmed" karya  Hernowo Hasim.
Â
Perlahan, halaman demi halaman membuat saya lebih nyaman.
Memberi perspektif baru hingga dapat mengurangi ragu.
Darinya saya mulai merasakan manfaat membaca.
Membuka sedikit jendela dunia dan menambah perbendaharaan kata.
Sejak itu, saya mulai jatuh cinta dengan membaca.
Benar yaa kata mba Najwa Shihab "Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cuma satu buku. Cari buku itu, mari jatuh cinta".
Dari cerita ini, semoga ada hal baik yang bisa teman-teman ambil. Terimakasih telah membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H