Mohon tunggu...
Riani Putri Sari
Riani Putri Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (FKIP) Program Studi Pendidikan Sosiologi

Saya merupakan mahasiswa aktif dari Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Multikultural sebagai Perekat Budaya di Sekolah

21 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   23:46 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mewujudkan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan menjadikan generasi ini sebagai sosok panutan dari ajaran generasi sebelumnya (BP, Munandar, Fitriani, Karlina, & Yumriani, 2022). Secara etimologis multikulturalisme terbentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Pada hakikatnya istilah tersebut berarti mengakui harkat dan martabat masyarakat yang hidup dalam komunitas dan memiliki budayanya masing-masing. Adapun multikulturalisme merupakan ikatan dan jembatan yang memperhatikan perbedaan, termasuk perbedaan ras dan etnis dalam masyarakat multikultural. Dalam masyarakat majemuk, perlu menyadari bahwa perbedaan muncul karena perbedaan sosiokultural. Di sisi lain, perbedaan tersebut dapat menimbulkan efek samping (dampak) yang positif (Mahfud, 2013).

Selanjutnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dari interaksi atau hubungan sosial antar individu maupun kelompok, dan hakikatnya saling berdampingan satu sama lain dalam menjalani kehidupan. Interaksi dan hubungan sosial manusia dimulai dari lingkungan keluarga, lalu berkembang ke lingkungan sekolah, dan berlanjut ke lingkungan lebih luas yaitu lingkungan masyarakat. Lingkungan sekolah merupakan tempat terbentuknya karakter pribadi siswa melalui hubungan sosial yang baik dan positif, serta selain dibentuk di lingkungan keluarga dan masyarakat. Adapun kepribadian anak berkembang dengan baik pada lingkungan dengan hubungan sosial yang baik. Begitu pun sebaliknya, ketika interaksi dalam hubungan sosial kurang, maka terjadi ketidakharmonisan dalam hubungan antar anak. Dalam berinteraksi di lingkungan sekolah dengan latar belakang suku, agama, ras, dan budaya yang berbeda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berhati-hati tentang berinteraksi dan menghormati satu sama lain agar tidak menimbulkan timbal balik atau respon yang negatif (Anggraeni, 2017).

Namun pada kenyataannya budaya multikultural ini mulai terpecah dan luntur di kalangan masyarakat Indonesia saat ini, terutama di kalangan siswa sekolah. Sehingga, ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial di lingkungan sekolah. Adapun permasalahan yang timbul seperti siswa saling mengejek mengenai perbedaan status sosial, budaya, agama, warna kulit, dengan antar teman sebayanya. Perbedaan seperti ini meskipun dianggap sebagai celotehan biasa, tetapi jika sering terjadi akan menimbulkan dari awalnya konflik kecil yang lama kelamaan akan menjadi masalah besar. Hal-hal ini akan menyebabkan menurunnya rasa kesatuan dan persatuan.

Oleh karena itu, pentingnya isu ini terletak pada pentingnya implementasi pendidikan multikultural dalam mengintegrasikan sebagai perekat budaya di sekolah dalam proses pembelajaran, agar menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis dalam pendidikan. Selain itu, upaya dalam mengatasi permasalah yang ada tersebut menjadi penting untuk dibahas dan dikaji lebih lanjut, guna menciptakan keselarasan dalam pendidikan yang multikultural di Indonesia.

PEMBAHASAN

  • Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural berasal dari dua kata yakni pendidikan dan multikultural. Pendidikan merupakan proses pengembangan sikap dan tata laku individu atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui adanya proses pengajaran, pelatihan, dan perbuatan dalam cara mendidik. Disisi lain pendidikan berarti Transfer of Knowledge atau memindah ilmu pengetahuan. Sedangkan pada multikultural secara etimologis kata multi berarti banyak, beragam dan aneka, adapun kultural berasal dari kata culture yang memiliki makna seperti budaya, tradisi, kesopanan atau pemeliharaan. Sehingga, dari kata pendidikan dan multikultural memberikan arti secara terminologis yakni merupakan proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi dari keragaman budaya, etnis, suku dan aliran (agama) (Ibrahim, 2013).

Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan respon terhadap perkembangan keberagaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak dalam setiap kelompok. Pada konteks lain, pendidikan multikultural merupakan respons terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana adanya tuntutan antara persamaan hak dalam setiap kelompok. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengacu seluruh siswa tanpa adanya pembedaan kelompok, seperti pada gender, etnis, ras, budaya, strata sosial, dan agama (Amin, 2018).

 

  • Pentingnya Pendidikan Multikultural Sebagai Perekat Budaya di Sekolah

Pendidikan multikultural merupakan respons terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana adanya tuntutan antara persamaan hak dalam setiap kelompok. Hal ini berarti bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengacu seluruh siswa tanpa adanya pembedaan kelompok, seperti pada gender, etnis, ras, budaya, strata sosial, dan agama (Amin, 2018). Adapun dalam berinteraksi di lingkungan sekolah dengan latar belakang suku, agama, ras, dan budaya yang berbeda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berhati-hati tentang berinteraksi dan menghormati satu sama lain agar tidak menimbulkan timbal balik atau respon yang negatif (Anggraeni, 2017).

Namun kenyataannya budaya multikultural ini mulai terpecah dan luntur di kalangan masyarakat Indonesia saat ini, terutama kalangan siswa sekolah. Sehingga, ini menimbulkan kesenjangan sosial di lingkungan sekolah. Adapun permasalahan yang timbul seperti siswa saling mengejek mengenai perbedaan status sosial, budaya, agama, warna kulit, dengan teman sebayanya. Perbedaan seperti ini meski dianggap sebagai perkataan biasa, tetapi jika sering terjadi akan menimbulkan konflik. Alhasil menyebabkan menurunnya rasa kesatuan dan persatuan.

Oleh karena itu, sementara pendidikan dapat memberikan nilai tambah atau lebih dalam proses pembelajaran, hal ini juga penting bagi siswa untuk menjaga batasan dalam bergaul dengan bijak agar tidak mengorbankan atau mempengaruhi pendidikan siswa tersebut. Selain itu, dalam hal ini adanya keterlibatan orang tua juga sangat berperan penting agar dapat meminimalisir dari permasalahan yang ada. Adapun seperti pada siswa, orang tua, dan para pendidik perlu bekerja sama untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik lagi mengenai suatu keberagaman ini, sehingga dengan ini proses pendidikan akan tetap optimal.

Salah satu cara atau strategi yang dapat diterapkan adalah melalui proses pembelajaran dengan mengembangkan situasi yang kondusif dan memandang keunikan peserta didik tanpa membedakan karakteristik mereka dari latar belakang budayanya. Adapun seorang guru juga perlu mengidentifikasi konsep mengenai visi dan tujuan yang jelas tentang pendidikan multikultural yang diajarkan dan dikembangkan di sekolah guna memberikan pengetahuan, sikap dan perilaku kepada seluruh peserta didik sekolah, sehingga suasana sekolah mampu terkembang dan terimplementasikan dari interaksi edukatif dan interaksi sosial yang berdasarkan nilai multietnis dan multibudaya dalam lingkungan sekolah. Selain itu, dapat fokus bertujun pada pelestarian dan partisipasi budaya dalam mengembangkan sikap dan perilaku peserta didik dalam menghadapi kelompoknya di masyarakat. Sehingga, peserta didik di sekolah dan luar sekolah, baik dalam keluarga maupun masyarakat dapat terbentuk dan terkembang kehidupan yang harmonis, saling menghargai, menghormati perbedaan multikultural sebagai satu kekuatan dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang aman, damai, dan tenteram (Munadlir, 2016).

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulan

Pendidikan multikultural sangat penting di Indonesia untuk menghormati dan mengintegrasikan keragaman budaya, etnis, dan agama di sekolah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan inklusif di mana setiap siswa dihargai tanpa diskriminasi. Permasalahan seperti intimidasi dan ketidakseimbangan sosial di kalangan siswa menekankan perlunya implementasi pendidikan multikultural yang lebih efektif. Guru perlu menerapkan prinsip pendidikan multikultural dalam pembelajaran mereka untuk mendukung perkembangan positif siswa dari berbagai latar belakang. Peran orang tua juga penting dalam mendukung nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Dengan demikian, pendidikan multikultural bukan hanya sebagai perekat budaya di sekolah, tetapi juga sebagai fondasi untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis, menghargai keberagaman sebagai kekuatan, dan memperkuat kesatuan dan persatuan di masa depan.

  • Saran

Proses pendidikan di sekolah perlu adanya melibatkan pihak terkait, yakni kepala sekolah, wakil kepala sekolah, semua guru, semua peserta didik, orang tua, dan komite sekolah, guna mengembangkan suasana kondusif di sekolah, ditandai dengan adanya saling menghormati, menghargai di antara mereka, menjunjung tinggi nilai kerja sama, dan mengembangkan kebijakan pengaturan agar menghindari sifat diskriminatif.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2018). Pendidikan Multikultural. Jurnal Kajian Islam Kontenporer, 26-33. 

Anggraeni, N. D. (2017). Multikulturalisme di Sekolah Studi Kasus di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun 2017. 1-4.

BP, A. R., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022). Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatun Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam Vol. 2, No.1, 2.

Ibrahim, R. (2013). Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. ADDIN, Vol. 7, No. 1, 136-137.

Mahfud, C. (2013). Pendidikan Multikultural.

Munadlir, A. (2016). Strategi Sekolah dalam Pendidikan Multikultural. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Ahmad Dahlan, 2 (2), 119-126.

Muslimin. (2012). Pendidikan Multikultural Sebagai Perekat Budaya Nusantara: Menuju Indonesia Yang Lebih Baik. Prosiding Seminar Internasional Multikultural & Globalisasi, 87-92.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun