Mohon tunggu...
Riang Amalia Putri
Riang Amalia Putri Mohon Tunggu... -

Seorang calon ibu,Account Executive di salah satu Agency spesialis Design dan Mahasiswi Public Relations Interstudi

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Berkomunikasi dengan Mendongeng

13 Mei 2014   03:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“If history were taught in the form of stories, it would never be forgotten.” ― Rudyard Kipling, The Collected Works

Komunikasi merupakan hal penting dalam kehidupan kita,berbagai cara kita gunakan untuk menyampaikan berbagai hal kepada siapapun yang ada didalam kehidupan kita.Dan pentingnya komunikasi dapat diajarkan sejak dini bahkan dalam pembentukan karakter seorang anak ditengah kemajuan zaman dan beragam hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut.Kesibukan orang tua kerap menjadi kendala mendampingi anak dalam tumbuh dan berkembang dan bahkan seperti yang kita baca dengar maupun lihat di berbagai media yang menyampaikan berita-berita yang sangat menyeramkan berkaitan dengan kelengahan orang tua yang sibuk,seperti kasus-kasus pelecehan seksual maupun kekerasan disekolah,dilingkungan sekitar anak,harus menjadi perhatian khusus sesibuk apapaun orang tua jika ingin anak-anaknya tidak mengalami kemalangan tersebut.

Usia kanak-kanak adalah di mana masa pertumbuhan seorang manusia yang bisa dilihat dengan siginifikan. Masa 0 tahun hingga beranjak remasa sekitar 13 tahun bisa dibilang merupakan masa yang paling penting untuk ditanamkan nilai-nilai sebagai manusia. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan anaknya akan kebutuhan nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang harus ditanamkan itu mulai dari pembinaan untuk mengarahkan pola pikir anak ke arah yang tepat dan pembinaan berbahasa yang baik. Pembinaan penanaman nilai-nilai sejak dini akan lebih efektif dan efisien di dalam otak usia kanak-kanak. Ini dikarenakan belum banyak terkontaminasi akan hal-hal luaran karena anak masih menjadikan orang tua, keluarga dan lingkungan sekitar sebagai model pada pembentukan anak tersebut. Orang tua adalah model atau sosok yang sering ditiru yang merupakan pembentuk awal seorang anak.

Peran orang dewasa, baik orangtua,guru dan semua individu sangat diperlukan dalam mempersiapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi baik dan berkembang utuh melalui komunikasi yang baik dan efektif . Salah satu media komunikasi yang efektif dalam membentuk moral anak adalah dengan mendongeng, sebagai bentuk penyuluhan dini seperti diucapkan oleh Bapak Sapto Waluyo Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Hubungan Masyarakat pada kegiatan Pengembangan Kapasitas Tenaga Penyelenggara Penyuluhan Sosial.

“Dongeng adalah Nasihat”, cara memberikan nasihat kepada anak sehingga anak mau mendengarkan dan menurut apa yang dikatakan orangtua, guru, maupun teman. Mendongeng merupakan rangkaian  tutur kata yang dijadikan sarana alat bantu komunikasi, dengan muatan nilai-nilai positif, dan pesan moral  yang akan lekat terpatri dalam ingatan anak. Mendongeng termasuk aktivitas berkomunikasi yang mudah dan murah. Mendongeng pada anak bisa dilakukan kapan dan di mana saja, Dongeng membuat nyaman, tenang sekaligus senang untuk membantu anak dalam berimajinasi. Dengan mendengarkan dongeng, anak tidak merasa dinasihati oleh orangtua maupun guru.

Esensi Kegiatan Mendongeng

  • Mendongeng membuat anak lebih menghargai martabat bangsa, menghormati budaya dan tradisi sehingg dapat membentuk anak menjadi pribadi yang berwawasan nusantara.
  • Mendongeng selain menjadi media penyuluhan dini dan media ajar, juga merupakan gelanggang pewarisan tradisi bercerita dan berkisah secara lisan di tengah arus globalisasi.
  • Terciptanya Keterampilan anak dalam berbahasa.
  • Membentuk pola berfikir anak perihal gagasan-gagasan cerita, alur dan jalan cerita, konflik dan penyelesaian serta relevansinya.
  • Mengasah kreativitas, daya pikir  dan imajinasi anak melalui visualisasi cerita yang didengarkan sehingga anak dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng.
  • Membangun motivasi dan keyakinan personal dalam berelasi antar sesama manusia serta relasi manusia dengan Sang Pencipta.
  • Membantu perkembangan psikologis dan kecerdasan emosional anak.
  • Selain itu, mendongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan etika dan berbagai nilai seperti kejujuran, rendah hati, empati, kerja keras, serta kesetiakawanan sosial.

Kegiatan mendongeng sebagai penyuluhan dini pada anak-anak sangatlah mudah dan menyenangkan. Namun sayangnya, tidak semua orang tua atau pendidik dapat melakukan kegiatan mendongeng. Hal ini dikarenakan orang tua merasa tidak bisa mendongeng.

Tidak perlu menjadi pendongeng yang profesional untuk dapat diterima oleh anak-anak, cukup mengetahui beberapa teknik mendongeng agar komunikasi dan kedekatan emosional dapat terbentuk.

Berikut teknik mendongeng yang efektif :

1. Cari perhatian anak agar fokus. Jangan lupa pilih tempat dan waktu yang tepat. Anda tidak bisa memaksa menarik perhatian anak saat ia sibuk dengan mainannya atau televisi. Tawarkan cemilan atau melakukan kegiatan bersama, seperti “yuk bantuin ibu cari buku cerita kamu”. Tunjukkan antusiasme Anda, sehingga anak juga ikut semangat.

2. Lakukan kontak mata. Ini agar anak merasa kalau fokus utama Anda adalah mereka. Kontak mata juga meningkatkan intensitas kedekatan mental anak dan Ibu. Anda juga bisa memangku si kecil agar ia merasa lebih nyaman dan dekat.

3. Kreasikan cerita. Jangan terlalu mengikuti aturan buku yang berkesan monoton. Anda bisa mengkreasikan sendiri cara bercerita Anda namun jangan terlalu jauh dengan inti cerita dalam buku, karena nanti anak akan bingung. Sesuaikan juga dongeng dengan minat dan umur anak. Biasanya anak umur empat tahun ke bawah suka dengan cerita-cerita fabel (hewan, tumbuhan, benda yang berbicara), sedangkan anak umur empat sampai tujuh tahun lebih suka dengan cerita kepahlawanan atau tokoh heroik.

4. Kreasikan alurnya. Seperti halnya Anda dapat mengkreasikan cerita, Anda juga bisa mengkreasikan jalan ceritanya. Anda bisa menceritakan bagaimana daur hidup pohon dari benih hingga mati dengan rangkaian kata dan efek suara yang Anda ciptakan sendiri. Tentu saja Anda dituntut menjadi orangtua yang kreatif agar anak tidak bosan.

5. Tingkatkan partisipasi anak. Anak cenderung cepat bosan dengan cerita yang terlalu panjang atau jalan cerita yang datar. Biasanya anak akan tidak betah dan memilih kembali ke kegiatan awalnya atau mungkin malah tertidur. Tingkatkan keaktifan anak dengan memberi pertanyaan di sela-sela cerita. Ini melatih anak Anda untuk dapat menyimak setiap informasi yang Anda sampaikan dalam cerita, dan menciptakan keterlibatan anak sehingga anak tidak hanya menjadi objek pasif saja.

Mari kita mendongeng..!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun