Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angka Ibu

27 Oktober 2023   05:07 Diperbarui: 27 Oktober 2023   05:48 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini ujung pensil telah patah, saat menjumlah angka selain matematika, rumus yang kau berikan dulu tak sebanding dengan jumlah benang kusut di kepalaku, saat tahu dunia ini tak seputih lembaran buku yang dicicil waktu lalu

"Belajarlah menghitung agar mampu mengukur sedalam apa saat khidmat berkabung," katamu, saat berikan angka satu yang berakhir tak tahu

Engkau selalu pastikan setiap yang patah akan diraut perlahan, agar runcing saat menulis takdir yang seringkali garis miring, serupa ujung belati sibuk menusuk tanganku berkali-kali.

Namun, semua tak seperti kerah baju yang kau luruskan waktu lalu, walau kusam tapi setia menyimpan sisa keringat, tinggakan noda yang enggan melupa, memberi tanda ada kehidupan sebelum kehilangan.

Kali ini, aku

ingin memberitahumu, Bu

angka-angka itu

tak lagi padaku

semua telah berjatuhan

di antara aku, waktu

dan kehilangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun