Namun, perlu diingat bahwa peran perempuan sebagai agen toleransi tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga atau sosial. Perempuan juga dapat berperan sebagai agen toleransi di lingkungan kerja atau organisasi masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, perempuan dapat memperjuangkan hak-hak mereka dan mengadvokasi perlakuan yang adil dan setara bagi semua orang tanpa memandang agama atau gender.
Dalam konteks global, perempuan juga dapat berperan sebagai agen perdamaian dan membangun toleransi antarbangsa. Perempuan dapat berpartisipasi dalam organisasi internasional yang fokus pada perdamaian dan toleransi, seperti PBB atau organisasi lainnya. Dalam hal ini, perempuan dapat berperan sebagai mediator yang membantu mengurangi ketegangan dan konflik antar negara atau kelompok.
Dalam kesimpulannya, perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun harmoni di tengah perbedaan agama. Sebagai agen toleransi, perempuan dapat membantu mengurangi konflik dan membangun pemahaman yang lebih baik antara pihak yang berbeda agama. Namun, peran perempuan sebagai agen toleransi membutuhkan dukungan dari masyarakat dan program pendidikan yang tepat untuk dapat dijalankan secara optimal.
Selengkapnya bisa berkunjung :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H