Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meruntuhkan Stigma Sosial dan Menyadarkan Bahaya Bias Gender dalam Membangun Masyarakat yang Inklusif

2 April 2023   21:02 Diperbarui: 2 April 2023   21:32 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Anotasi/Ilustrasi Bias Gender

Jika melihat atmosfer masyarakat kita hari ini, bias gender mampu menjadi indikasi dari marjinalisasi kelompok yang minoritas, dan menjadikan kelompok mayoritas menjadi superior

(Naufal Muhammad Akbar)

Stigma sosial terhadap gender dan bias gender masih menjadi isu yang sering terjadi di masyarakat kita. Hal ini terlihat dari perlakuan diskriminatif yang masih sering terjadi terhadap orang-orang yang berbeda gender, baik itu laki-laki, perempuan, maupun kelompok LGBTQ+. 

Stigma sosial dan bias gender ini mempengaruhi bagaimana orang berinteraksi dengan satu sama lain, dan dapat menghambat terbentuknya masyarakat yang inklusif. Meruntuhkan stigma sosial dan menyadarkan bahaya bias gender adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang inklusif. 

Pertama-tama, stigma sosial terhadap gender perlu diatasi dengan cara mengedukasi masyarakat tentang keberagaman gender. Pendidikan dan informasi yang tepat dapat membantu masyarakat memahami bahwa setiap orang memiliki hak yang sama tanpa memandang gender, dan bahwa diskriminasi berdasarkan gender adalah tidak benar.

Kedua, bias gender harus dihilangkan dengan membangun kesadaran masyarakat tentang peran dan kontribusi yang sama-sama penting antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Ini dapat dilakukan dengan membuka kesempatan yang sama untuk laki-laki dan perempuan dalam segala bidang kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, politik, dan lain-lain. 

Hal ini dapat membantu menghilangkan pemikiran stereotip bahwa laki-laki lebih baik dalam pekerjaan tertentu atau bahwa perempuan harus berperan sebagai pengasuh anak.

Ketiga, masyarakat perlu memperkuat solidaritas dalam mengatasi stigma sosial dan bias gender. Semua anggota masyarakat harus bersatu untuk melawan diskriminasi gender dan mempromosikan kesetaraan gender. Ini dapat dilakukan melalui organisasi masyarakat, kelompok advokasi, atau gerakan sosial yang terus mendorong untuk perubahan sosial yang inklusif.

Terakhir, penting untuk mempromosikan nilai-nilai inklusif di masyarakat, seperti keadilan, keragaman, dan kesetaraan. Masyarakat harus menyadari bahwa setiap orang, tanpa memandang gender, ras, agama, atau latar belakang lainnya, harus diterima dan diperlakukan dengan hormat dan layak. Semakin banyak masyarakat mempraktikkan nilai-nilai inklusif, semakin cepat kita akan melihat perubahan sosial yang signifikan.

Meruntuhkan stigma sosial dan menyadarkan bahaya bias gender dalam membangun masyarakat yang inklusif adalah sebuah tugas yang sangat penting. Edukasi, kesadaran, solidaritas, dan promosi nilai-nilai inklusif adalah langkah-langkah penting dalam mengatasi stigma sosial dan bias gender. Masyarakat yang inklusif memungkinkan setiap orang untuk merasa diterima, dihargai, dan dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun