Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Membumikan Tradisi Pesantren Kilat: Sebuah Nostalgia Masa Kecil di Bulan Ramadhan

2 April 2023   00:00 Diperbarui: 2 April 2023   00:07 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesantren Kilat Masa kecil oleh Haibunda.com

Di Indonesia, Ramadhan identik dengan nuansa keagamaan yang kental. Selain berpuasa, umat muslim juga biasanya meningkatkan ibadah dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Salah satu tradisi yang banyak dilakukan di Indonesia, terutama di lingkungan pesantren, adalah pesantren kilat atau lebih dikenal dengan sebutan "pengajian".

Pesantren kilat biasanya dilakukan selama bulan Ramadhan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan keagamaan dan meningkatkan iman dan taqwa. Kegiatan ini biasanya dilakukan di malam hari setelah berbuka puasa dan berlangsung hingga tengah malam atau bahkan dini hari.

Bagi sebagian orang, pesantren kilat mungkin terdengar membosankan. Namun bagi saya, pesantren kilat adalah bagian dari nostalgia masa kecil yang tak terlupakan. Sebagai anak kecil yang tumbuh di lingkungan pesantren, pesantren kilat adalah momen yang sangat dinanti-nanti setiap tahunnya.

Malam-malam di pesantren kilat selalu diawali dengan adzan maghrib yang menandakan waktu berbuka puasa. Setelah berbuka, para peserta pesantren kilat akan langsung menuju aula untuk mengikuti pengajian. Di sana, kita akan belajar tentang berbagai macam topik keagamaan seperti tafsir al-Quran, hadits, akidah, fiqih, dan sebagainya.

Namun, tidak hanya pelajaran keagamaan yang didapat di pesantren kilat. Di sana juga kita bisa berinteraksi dengan banyak teman baru dan mendapatkan pengalaman berharga yang tak bisa didapat di tempat lain. Setelah pengajian selesai, kita biasanya akan menghabiskan sisa malam dengan bercerita, saling mengenal satu sama lain, dan terkadang ada juga yang bermain di lapangan pesantren.

Mungkin bagi sebagian orang, pesantren kilat terdengar melelahkan dan menguras tenaga. Namun, bagi saya dan banyak orang di lingkungan pesantren, pesantren kilat adalah momen yang sangat spesial dan tak terlupakan. Selain menambah pengetahuan keagamaan, pesantren kilat juga membantu memupuk persaudaraan dan ukhuwah islamiyah.

Namun, sayangnya pesantren kilat kini semakin jarang dilakukan. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, seperti minimnya tenaga pengajar yang mampu mengajar dengan baik dan kurangnya minat generasi muda untuk mengikuti pesantren kilat. Padahal, pesantren kilat adalah salah satu tradisi yang seharusnya dilestarikan agar tidak hilang di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.

Sebagai generasi muda, kita seharusnya tidak melupakan tradisi pesantren kilat ini. Kita bisa mengambil bagian dalam melestarikan tradisi ini dengan cara mengikuti pesantren kilat yang masih diadakan di lingkungan kita atau bahkan membantu mengadakan pesantren kilat di tempat kita tinggal.

Dengan melestarikan tradisi pesantren kilat, kita bisa membawa kembali nuansa keagamaan yang kental dan mendapatkan pengalaman yang berharga dalam memperdalam pengetahuan keagamaan. Selain itu, kita juga bisa menjalin persaudaraan dan ukhuwah islamiyah dengan teman-teman seiman.

Tidak hanya itu, melestarikan tradisi pesantren kilat juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Pesantren kilat dapat menjadi tempat untuk mempererat hubungan antara masyarakat dengan lembaga keagamaan di sekitarnya. Selain itu, pesantren kilat juga dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada anak-anak muda dan memotivasi mereka untuk mengembangkan kecintaan pada agama.

Sebagai sebuah tradisi, pesantren kilat memiliki banyak manfaat dan dampak positif yang dapat membawa kebaikan bagi masyarakat. 

Oleh karena itu, kita semua harus melestarikan tradisi pesantren kilat agar tetap hidup dan berkembang di masa yang akan datang. Dengan begitu, kita bisa memperkuat akar keagamaan di masyarakat dan mempererat hubungan antar umat beragama.

Dalam bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, mari kita bersama-sama untuk membumikan tradisi pesantren kilat sebagai bagian dari upaya kita untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Semoga tradisi pesantren kilat tetap terus hidup dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keagamaan di Indonesia. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun